Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Levodopa general_alomedika 2023-07-07T14:08:36+07:00 2023-07-07T14:08:36+07:00
Levodopa
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Levodopa

Oleh :
dr. Adrian Prasetio
Share To Social Media:

Farmakologi levodopa adalah sebagai prodrug dopamin yang digunakan sebagai obat antiparkinson.  Levodopa dapat dimetabolisme menjadi dopamin di perifer, sehingga biasanya diberikan dengan inhibitor dopa decarboxylase, seperti carbidopa, untuk mencegah metabolisme sampai telah melewati sawar darah otak. Setelah melewati sawar darah-otak, levodopa dimetabolisme menjadi dopamin dan meningkatkan kadar dopamin endogen yang rendah untuk mengobati gejala Parkinson.[1-4]

Farmakodinamik

Penyakit Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif kronis progresif yang terjadi karena penurunan dari neuron dopaminergik di substansia nigra yang kemudian menyebar pada struktur lain, misalnya ganglia basalis, amigdala, dan lobus temporalis. Penurunan dari aktivitas dopaminergik ini akan menyebabkan tanda dan gejala dari Parkinson.[6,7]

Levodopa merupakan prekursor dari dopamin yang bekerja terutama pada sistem saraf pusat. Setelah pemberian oral, levodopa banyak mengalami dekarboksilasi di perifer, terutama pada sistem gastrointestinal menjadi dopamine sehingga jumlah levodopa yang berhasil mencapai sistem saraf pusat berkurang.[2,3]

Tambahan zat inhibitor dopa decarboxylase, seperti benserazide dan carbidopa, mencegah konversi levodopa menjadi dopamine di perifer sehingga lebih banyak dopamine dapat menembus sawar darah otak. Levodopa di otak kemudian akan dikonversikan menjadi dopamine oleh aromatic-L-amino-acid decarboxylase pada terminal presinaptik dan mengatasi defisiensi dari dopamin yang dialami pasien Parkinson.[2,4]

Farmakokinetik

Levodopa secara oral diabsorpsi secara cepat dalam saluran cerna, namun hanya 5-10% yang akan masuk ke dalam otak karena terjadi dekarboksilasi secara luas dalam tubuh. Levodopa terikat dengan protein plasma sebesar 10-30%. Jalur ekskresi utama levodopa adalah melalui urine dan sebagian kecil melalui feses. [1-4]

Absorpsi

Pada pemberian oral, levodopa diserap dengan cepat melalui saluran cerna dengan bioavailabilitas 70% untuk sediaan lepas cepat. Waktu menuju konsentrasi plasma puncak adalah 0,17-2 jam.[5]

Setelah administrasi oral, levodopa dalam saluran cerna akan diabsorpsi hampir seluruhnya, namun hanya 30% yang masuk ke dalam peredaran darah. Peningkatan dosis levodopa sendiri tidak menambah konsentrasi levodopa dalam darah. Tambahan inhibitor dopa decarboxylase akan meningkatkan bioavailabilitas levodopa hingga 2-3 kali lipat dan waktu paruh meningkat menjadi 15 jam.[3,4]

Pemberian levodopa bersama dengan protein tinggi akan menyebabkan penurunan dari absorpsi dan mengganggu efek terapeutik dari obat. Protein yang disarankan adalah 0,8 gram/kg/hari agar tidak mengganggu kerja dari levodopa.[1-4]

Distribusi

Volume distribusi levodopa diperkirakan 168 L dengan ikatan protein plasma 10-30%. Levodopa menembus plasenta dan sawar darah otak dengan mediasi stereospesifik sistem transpor large neutral amino acid (LNAA). Levodopa juga dapat diekskresikan pada air susu ibu.[4,5]

Metabolisme

Dalam administrasi oral, 95% levodopa dimetabolisme secara ekstensif oleh L-aromatic amino acid decarboxylase di seluruh tubuh menjadi dihydrophenylacetic acid (DOPAC) dan homovanillic acid (HVA), serta secara O-methylation dengan catechol-O methyltransferase (COMT) menjadi 3-O-methyldopa (3-OMD) yang tidak dapat diubah lagi menjadi dopamine sentral. Karena dekarboksilasi secara luas di perifer, hanya 5-10% levodopa yang dapat masuk ke dalam otak.[3,5]

Eliminasi

Eliminasi dari levodopa terjadi lewat urine sebanyak 80% dalam bentuk dihydroxyphenylacetic acid dan homovanillic acid serta sebagian kecil melalui feses dalam bentuk yang tidak berubah. Waktu paruh eliminasi adalah 2,3 jam.[4,5]

Resistensi Obat

Pseudoresistensi levodopa adalah munculnya tanda dan gejala yang sebenarnya merupakan perbaikan parsial dari Parkinson setelah pemberian obat namun diinterpretasikan sebagai resistensi dari levodopa. Pseudoresistensi umumnya disebabkan karena penggunaan bersamaan dengan antagonis reseptor dopamine, diet tinggi protein, gangguan penyerapan obat pada saluran cerna, efek samping obat, atau dosis yang tidak adekuat.

Pemberian levodopa dalam fase akut dapat menyebabkan resolusi gejala Parkinson hampir seluruhnya. Hal ini mungkin disebabkan karena pada penyakit Parkinson fase awal, neuron dopaminergik masih memiliki cadangan dopamine sehingga membantu perbaikan dari gejala tremor, rigiditas dan bradikinesia secara cepat.

Dalam pemakaian lebih lama, cadangan dopamine tersebut akan habis dan kemampuan motorik pasien akan menurun kembali. Tanda yang umum terjadi adalah pemberian levodopa meningkatkan secara sementara kemampuan motorik, namun secara cepat rigiditas dan bradikinesia kembali lagi. Pada saat ini mungkin klinisi bisa meningkatkan dosis levodopa, namun pemberian levodopa dalam dosis terlalu tinggi dapat menyebabkan efek samping diskinesia.[15,16]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Tanessa Audrey Wihardji

Referensi

1. Drugbank. Levodopa, Uses, Interactions, Mechanism of Action. DrugBank Online; 2021.
2. Gandhi KR, Saadabadi A. Levodopa (L-Dopa) - StatPearls - NCBI Bookshelf. 2022.
3. Müller T. Pharmacokinetics and pharmacodynamics of levodopa/carbidopa cotherapies for Parkinson’s disease. Expert Opin Drug Metab Toxicol. 2020;0(0):1. Available from: https://doi.org/10.1080/17425255.2020.1750596
4. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 6047, Levodopa. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Levodopa. Accessed June 14, 2023..
5. MIMS. Levodopa Indication, Dosage, Side Effect, Precaution. MIMS Indonesia. 2023.
6. Zafar S, Yaddanapudi SS. Parkinson Disease - StatPearls - NCBI Bookshelf. National Center for Biotechnology Information. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470193/
7. Tambasco N, Romoli M, Calabresi P. Levodopa in Parkinson ’ s Disease : Current Status and Future Developments. 2018;1239–52.
15. Nonnekes J, Timmer MHM, de Vries NM, Rascol O, Helmich RC, Bloem BR. Unmasking levodopa resistance in Parkinson’s disease. Mov Disord. 2016;31(11):1602–9.
16. Beckers M, Bloem BR, Verbeek MM. Mechanisms of peripheral levodopa resistance in Parkinson’s disease. npj Park Dis. 2022;8(1).

Pendahuluan Levodopa
Formulasi Levodopa

Artikel Terkait

  • Red Flags Tremor – Artikel Terkini!
    Red Flags Tremor – Artikel Terkini!
  • Deteksi Demensia Pada Pasien Parkinson Dengan MoPaRDS
    Deteksi Demensia Pada Pasien Parkinson Dengan MoPaRDS
  • Gut-Brain Axis: Mitos atau Fakta
    Gut-Brain Axis: Mitos atau Fakta
  • Inflammatory Bowel Disease Meningkatkan Risiko Parkinson
    Inflammatory Bowel Disease Meningkatkan Risiko Parkinson
  • Cedera Otak Traumatik dan Peningkatan Risiko Terjadinya Penyakit Parkinson
    Cedera Otak Traumatik dan Peningkatan Risiko Terjadinya Penyakit Parkinson

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
28 Juni 2021
Keamanan penggunaan obat jangka panjang pada pasien dengan parkinson
Oleh: dr. Nurul Falah
5 Balasan
Alo dokter, seorang user berusia 65 tahun menderit penyakit parkinson selama 10 tahun, dimana setiap hari pasien harus meminum beberapa obat setiap pagi...
dr.Damayanti Hapsari Puri
31 Juli 2020
Penanganan seperti apa yang dapat diberikan kepada pasien dengan penyakit Parkinson pada fasilitas kesehatan tingkat I
Oleh: dr.Damayanti Hapsari Puri
3 Balasan
Terapi dasar pilihan yang paling sederhana Jika menemukan Penyakit Parkinson di Faskes Tingkat I di era BPJS sekarang. Terima kasih. dr. Damayanti
dr. Amanda
21 Juli 2020
Live Webinar Alomedika: Tata Laksana Terbaru Penyakit Parkinson, Jumat 31 Juli 2020 (15.00-17.00 WIB)
Oleh: dr. Amanda
64 Balasan
ALO, Dokter!Penyakit Parkinson adalah penyakit saraf yang memburuk secara bertahap dan memengaruhi bagian otak yang berfungsi mengoordinasikan gerakan tubuh....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.