Pengawasan Klinis Levodopa
Penggunaan levodopa pada Penyakit Parkinson, beberapa pengawasan klinis harus diperhatikan, yaitu :
- Kenali tanda dan gejala overdosis, seperti hipertensi (awal gejala overdosis), hipotensi, ortostatik hipotensi simptomatik, agitasi, kebingungan, insomnia, gelisah, dan anoreksia. [13]
-
Lakukan pemantauan:
- Pemeriksaan fungsi liver (SGOT,SGPT, Lactate dehydrogenase, bilirubin), renal (BUN, kreatinin, asam urat), hematologi, dan kardiovaskular
- Perhatian lebih untuk populasi geriatri, dan penggunaan obat lain yang memiliki interaksi dengan levodopa
- Edukasi pasien untuk tidak menghentikan medikasi levodopa secara tiba-tiba
-
Pantau komplikasi motorik jangka panjang:
-
Wearing off. Efek dari dosis lama-kelamaan secara progresif akan semakin berkurang dan dibutuhkan modifikasi dosis kembali.
- Fenomena yoyo. Efek terapi levodopa kurang bisa diprediksi dengan tepat, terkadang baik, namun bisa saja dengan dosis yang sama, efeknya tidak sesuai.
- Hipokinesia atau akinesia pada pagi hari
- Durasi pendek periode ‘freezing’
- Diskinesia pada dosis tinggi
- Difasik diskinesia
- Periode tanpa distonia
- Distonia pada pagi hari
- Distonia bifasik
-
Pasien dengan Parkinson harus melakukan kontrol secara rutin untuk memonitor pengobatan gejala motorik dari parkinson, efek samping dari levodopa, dan penyesuaian dosis levodopa.