Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Cytarabine
Penggunaan cytarabine pada kehamilan termasuk dalam kategori D dan tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui.
Penggunaan pada Kehamilan
Kategori D (FDA): Terdapat bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, namun besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, contohnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.
Kategori D (TGA): Obat-obatan yang telah mengakibatkan, dicurigai atau berpotensi mengakibatkan peningkatan insiden malformasi janin atau suatu kelainan janin yang bersifat ireversibel. Obat-obatan ini memiliki efek samping membahayakan.[8,9]
Berdasarkan mekanisme kerja dan temuan dari studi yang menggunakan hewan coba, cytarabine dapat membahayakan janin jika diberikan pada ibu hamil. Oleh karena itu, cytarabine tidak direkomendasikan pada pasien hamil terutama pada trimester pertama kehamilan. Pada beberapa laporan kasus ditemukan defek pada ekstremitas dan telinga neonatus dari ibu hamil yang terpapar cytarabine di trimester pertama kehamilan.
Risiko ini berkurang pada trimester selanjutnya. Pada semua trimester, cytarabine juga dikaitkan dengan pansitopenia, depresi leukosit, abnormalitas elektrolit, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, penurunan hematokrit dan platelet, terhambatnya perkembangan janin, intrauterine fetal death (IUFD), serta kematian neonatus akibat sepsis. Pasien disarankan untuk menggunakan kontrasepsi selama pengobatan. Apabila sudah dalam keadaan hamil, disarankan untuk monitoring anemia fetal dengan fetal middle cerebral arterial (MCA) Doppler 2 kali seminggu.[1,21,22]
Berdasarkan meta analisis oleh Horowitz et al. pasien hamil dengan leukemia mieloblastik akut yang mendapatkan regimen terapi anthracycline-cytarabine memiliki angka remisi komplit yang lebih tinggi dengan angka kesintasan maternal yang rendah. Angka kelahiran hidup mencapai 87% dengan komplikasi terkait kemoterapi sebesar 16%.[24] Pada studi lain juga didapatkan bahwa toksisitas fetal terutama terjadi pada trimester pertama tetapi dapat diberikan dengan aman pada trimester kedua dan ketiga baik secara monoterapi maupun kombinasi dengan daunorubicin.[24]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Cytarabine tidak direkomendasikan pada ibu yang menyusui karena belum diketahui apakah obat ini diekskresikan melalui ASI atau efeknya terhadap bayi yang disusui. Pada penelitian yang dilakukan terhadap tikus percobaan yang diberikan cytarabine pada saat laktasi, didapatkan transmisi vertikal efek genotoksik dari cytarabine.[2,25]