Pengawasan Klinis Cytarabine
Penggunaan cytarabine memerlukan pengawasan klinis pada pasien dengan penurunan fungsi sumsum tulang belakang atau gangguan darah, seperti anemia, leukopenia, dan trombositopenia.
Perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan hitung darah lengkap, hitung jenis leukosit, fungsi hati, blood urea nitrogen (BUN), fungsi ginjal (kadar ureum dan kreatinin serum), dan kadar asam urat secara berkala untuk memantau terjadinya efek samping.
Pemeriksaan hitung leukosit dan platelet disarankan untuk dilakukan setiap hari. Apabila sel blast tidak ditemukan pada pemeriksaan darah perifer maka perlu dilakukan pemeriksaan aspirasi sumsum tulang. Pasien juga perlu dilakukan pemantauan tanda atau gejala perdarahan, infeksi, demam neutropenia, dan sindrom lisis tumor.[1]