Efek Samping dan Interaksi Obat Famciclovir
Famciclovir umumnya ditoleransi dengan baik, namun efek samping yang paling sering dilaporkan meliputi sakit kepala, mual, dan diare. Efek samping ini biasanya ringan dan bersifat sementara. Dari aspek interaksi obat, famciclovir memiliki potensi interaksi minimal, namun perlu kehati-hatian bila diberikan dengan probenesid atau obat nefrotoksik lain, karena dapat meningkatkan kadar penciclovir melalui penurunan ekskresi ginjal.[2,3,7]
Efek Samping
Famciclovir umumnya memiliki profil keamanan yang baik, dengan efek samping yang bersifat ringan hingga sedang dan jarang menyebabkan penghentian terapi. Efek samping yang paling umum dilaporkan meliputi sakit kepala, mual, diare, pusing, dan kelelahan.
Efek samping ringan tersebut biasanya bersifat sementara dan dapat sembuh spontan tanpa intervensi khusus. Pada pasien lanjut usia atau dengan gangguan fungsi ginjal, risiko efek samping ini dapat meningkat karena akumulasi metabolit aktif, sehingga penyesuaian dosis diperlukan.
Meskipun jarang, famciclovir juga berpotensi menyebabkan efek samping serius, termasuk reaksi hipersensitivitas berat seperti sindrom Stevens-Johnson dan toxic epidermal necrolysis. Selain itu, terdapat laporan langka mengenai kelainan hematologis seperti trombositopenia, dan gangguan neurologis seperti halusinasi, kebingungan, atau delirium, terutama pada pasien dengan gangguan ginjal atau usia lanjut.[2,3,9]
Interaksi Obat
Interaksi obat dapat terjadi jika famciclovir digunakan bersamaan dengan obat-obatan lainnya. Penggunaan bersamaan dengan probenecid atau obat lain yang secara signifikan dieliminasi oleh sekresi tubulus ginjal aktif dapat mengakibatkan peningkatan konsentrasi plasma penciclovir.
Selain itu, penggunaan obat raloxifen dapat mengurangi pembentukkan penciclovir, yang merupakan metabolit aktif famciclovir.[2,3]