Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Phenobarbital general_alomedika 2019-09-24T11:52:46+07:00 2019-09-24T11:52:46+07:00
Phenobarbital
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Phenobarbital

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Penggunaan phenobarbital pada kehamilan dan menyusui tidak disarankan. Phenobarbital disekresikan ke ASI.

Penggunaan pada Kehamilan

Menurut kategori TGA, penggunaan phenobarbital pada ibu hamil masuk kategori D. Artinya, obat dapat menyebabkan peningkatan insiden malformasi fetus manusia atau kerusakan yang ireversibel, di samping juga dapat menimbulkan efek farmakologis yang buruk.

Menurut kategori FDA, phenobarbital juga termasuk kategori D. Artinya, terdapat bukti positif risiko kelainan pada fetus manusia berdasarkan investigasi dan studi pada manusia, namun obat dapat digunakan jika manfaat dianggap lebih besar dari potensi risiko.

Studi pada manusia menunjukkan bahwa phenobarbital berhubungan secara langsung dengan kejadian abnormalitas fetus. Penggunaan phenobarbital terutama pada trimester 1 dan trimester 3 berhubungan dengan peningkatan teratogenitas serta sindrom withdrawal pada bayi baru lahir. Kadar phenobarbital pada fetus dapat menyamai kadar phenobarbital pada ibu bila phenobarbital diberikan secara parenteral. Phenobarbital juga dapat melewati sawar plasenta dan terdistribusi ke jaringan fetus, termasuk plasenta, hati, dan otak fetus. [7]

Penggunaan pada Ibu Menyusui

Pada ASI, kadar phenobarbital sangat bervariasi. Diperkirakan rasio kadar phenobarbital pada ASI bila dibandingkan dengan plasma ibu mencapai 0,4-0,6, dengan perkiraan jumlah phenobarbital yang terhisap oleh bayi per harinya mencapai 2-4 mg. Karena proses eliminasi yang lebih lambat pada bayi, dapat terjadi akumulasi jumlah phenobarbital di dalam tubuh bayi, bahkan dapat melebihi kadarnya di tubuh ibu.

Sebuah studi menunjukkan bahwa bayi yang mendapat ASI yang mengandung phenobarbital dari ibu memiliki tanda-tanda sedasi dan kesulitan mengisap ASI dibandingkan kontrol. Telah dilaporkan terjadinya kasus infantile spasms dan gejala withdrawal pada bayi setelah pemberhentian mendadak phenobarbital. [5,7]

Referensi

5.US National Library of Medicine. Phenobarbital. 2019. Available from : https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Phenobarbital
7.Multum, Cerner. Drugs.com. Phenobarbital. 2019. Available from : https://www.drugs.com/mtm/phenobarbital.html

Efek Samping dan Interaksi Obat ...
Kontraindikasi dan Peringatan Ph...

Artikel Terkait

  • Levetiracetam Tidak Superior terhadap Phenytoin dalam Pengobatan Status Epileptikus pada Anak – Telaah Jurnal
    Levetiracetam Tidak Superior terhadap Phenytoin dalam Pengobatan Status Epileptikus pada Anak – Telaah Jurnal
  • Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
    Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
  • Tata Laksana Epilepsi pada Kehamilan
    Tata Laksana Epilepsi pada Kehamilan
  • Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
    Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
  • Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
    Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Irene Cindy Sunur
14 hari yang lalu
Efektivitas Terapi Hormonal dan Nonhormonal untuk Epilepsi Katamenial - Artikel CME SKP Alomedika
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
ALO Dokter!Epilepsi katamenial adalah fluktuasi atau peningkatan frekuensi kejang yang beriringan dengan siklus menstruasi pasien.Terapi untuk epilepsi...
dr. Livia Kurniati Saputra
13 April 2022
Terapi Antidepresan untuk Pasien dengan Epilepsi - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Livia Kurniati Saputra
1 Balasan
ALO Dokter,Depresi merupakan salah satu gangguan psikiatri tersering pada pasien epilepsi. Tata laksana depresi pada epilepsi harus dilakukan dengan...
Anonymous
17 Maret 2022
Epilepsi yang tidak respon dengan obat anti epilepsi - Saraf Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Anyeliria, SpSPada pasien epilepsi yang sudah diberikan 2 obat anti epilepsi yang sesuai dan menurut pasien dan keluarga selama ini teratur minum...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.