Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Phenobarbital general_alomedika 2022-10-19T14:53:44+07:00 2022-10-19T14:53:44+07:00
Phenobarbital
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Phenobarbital

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Penggunaan phenobarbital atau fenobarbital pada kehamilan tidak disarankan, dan digolongkan ke dalam kategori D oleh Food and Drug Administration. Phenobarbital dapat disekresikan ke air susu ibu, sehingga sebaiknya dihindari oleh ibu menyusui.

Penggunaan pada Kehamilan

Menurut kategori Food and Drug Administration (FDA), phenobarbital juga termasuk kategori D. Artinya, terdapat bukti positif risiko kelainan pada fetus manusia berdasarkan investigasi dan studi pada manusia, namun obat dapat digunakan jika manfaat dianggap lebih besar dari potensi risiko.

Menurut kategori Therapeutic Goods Administration (TGA), penggunaan phenobarbital pada ibu hamil juga masuk kategori D. Artinya, obat dapat menyebabkan peningkatan insiden malformasi fetus manusia atau kerusakan yang ireversibel, di samping juga dapat menimbulkan efek farmakologis yang buruk.

Kadar phenobarbital pada fetus dapat menyamai kadar phenobarbital pada ibu bila phenobarbital diberikan secara parenteral. Phenobarbital juga dapat melewati sawar plasenta dan terdistribusi ke jaringan fetus, termasuk plasenta, hati, dan otak fetus.

Penggunaan phenobarbital, terutama pada trimester 1 dan trimester 3, berhubungan dengan tumor otak dan malformasi kongenital, seperti defek kraniofasial, hipoplasia kuku, dan gangguan perkembangan. Paparan phenobarbital selama kehamilan juga dapat mengakibatkan sindrom withdrawal pada bayi baru lahir. Gejala withdrawal dapat berupa kejang, iritabilitas, gangguan tidur, tremor, hipotonia, muntah, dan hyperreflexia.

Selain itu, phenobarbital juga dapat menyebabkan gangguan koagulasi pada bayi baru lahir. Namun, hal ini dapat dicegah dengan memberikan vitamin K profilaksis pada ibu hamil sebelum partus.[7,14,15]

Penggunaan pada Ibu Menyusui

Pada air susu ibu (ASI), kadar phenobarbital sangat bervariasi. Diperkirakan rasio kadar phenobarbital pada ASI bila dibandingkan dengan plasma ibu mencapai 0,4–0,6, dengan perkiraan jumlah phenobarbital yang terhisap oleh bayi per harinya mencapai 2–4 mg. Eliminasi phenobarbital lebih lambat pada bayi, sehingga dapat terjadi akumulasi phenobarbital di dalam tubuh bayi, bahkan melebihi kadar di tubuh ibu.

Bayi yang mendapat ASI dari ibu yang mengonsumsi phenobarbital memiliki tanda-tanda sedasi dan kesulitan mengisap ASI, dibandingkan kontrol. Hal ini dapat menyebabkan gagal tumbuh pada bayi. Sebaiknya, ibu tidak memberikan ASI selama mendapatkan terapi phenobarbital. Telah dilaporkan terjadinya infantile spasms dan gejala withdrawal pada bayi setelah pemberhentian mendadak phenobarbital.[5,7,16]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

5. US National Library of Medicine. Phenobarbital. 2022 https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Phenobarbital
7. American Society of Health-System Pharmacists. Phenobarbital. Drugs.com. 2022. https://www.drugs.com/monograph/phenobarbital.html
14. Medscape. Phenobarbital (Rx). 2022 https://reference.medscape.com/drug/luminal-phenobarbital-343017
15. Medsafe. Phenobarbitone tablets. 2022. https://www.medsafe.govt.nz/Profs/Datasheet/p/Phenobarbitonetab.pdf
16. Drugs.com. Phenobarbital Pregnancy and Breastfeeding Warnings. 2022 https://www.drugs.com/pregnancy/phenobarbital.html

Efek Samping dan Interaksi Obat ...
Kontraindikasi dan Peringatan Ph...

Artikel Terkait

  • Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
    Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
  • Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
    Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
  • Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
    Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
  • Penghentian Obat Antiepilepsi pada Pasien Epilepsi yang Bebas Kejang
    Penghentian Obat Antiepilepsi pada Pasien Epilepsi yang Bebas Kejang
  • Peran Diazepam Per Rektal untuk Kejang pada Bayi
    Peran Diazepam Per Rektal untuk Kejang pada Bayi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Ariyadi
Dibalas 30 November 2024, 10:07
Kejang pada anak dengan riwayat kejang sebelumnya
Oleh: Ariyadi
1 Balasan
Izin dok, anak kejang 2 kali dengan rentan waktu 7jam kejang selama kurang lebih 30detik, mata keatas kedip" badan dan badan gemetar, kejang terjadi sudah yg...
Anonymous
Dibalas 07 November 2024, 14:31
Membedakan kejang nocturnal dan gangguan lain
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Ada px anak usia 9 tahun, memiliki riwayat kejang (tubuh kaku, kedut2, mata kedip2 melihat ke atas, sulit diajak bicara). Kejang berlangsung...
dr. Yanny Labok
Dibalas 01 November 2024, 18:34
Tatalaksana kejang pada epilepsi dewasa
Oleh: dr. Yanny Labok
2 Balasan
Halo dok, izin bertanya jika setelah pemberian diazepam pada pasien dewasa dgn BB 60 kg yg sdh d berikan diazepam 5 mg via iv dan kejangnya sdh berhenti...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.