Pencegahan dermatitis atopik atau eksim dengan menggunakan krim emolien banyak dipasarkan kepada dokter dan ibu. Meski begitu, efikasi penggunaan emolien dalam dermatitis atopik masih kontroversial.[1,2]
Emolien merupakan bermacam bahan yang mengandung lemak yang digunakan untuk melembutkan kulit dengan cara mempertahankan hidrasi epidermal. Emolien bisa berbentuk sediaan emulsi minyak dalam air (O/W) atau emulsi air dalam minyak (W/O).[1]
Walaupun telah ditemukan banyak pengobatan topikal dan sistemik yang efektif untuk dermatitis atopik, pemahaman mengenai pencegahannya masih belum ekstensif. Upaya pencegahan umumnya berfokus pada mengurangi paparan alergen. Selain itu, beberapa bukti mengindikasikan bahwa pemeliharaan barier kulit dapat menurunkan risiko dermatitis atopik, sehingga atas dasar ini penggunaan emolien diduga dapat bermanfaat.[1,2,6]
Cara Kerja Emolien dan Peran Emolien untuk Dermatitis Atopik
Emolien bekerja dengan menangkap air untuk menghidrasi stratum korneum dan selanjutnya akan mendukung fungsi pertahanan kulit dengan menyediakan lipid eksogen yang membantu metabolisme lemak. Penggunaan emolien diharapkan dapat meningkatkan kelembapan kulit dan membantu menjaga fungsi barier kulit.
Meski demikian, banyak produk emolien yang dipasarkan, termasuk produk khusus untuk bayi, mengandung bahan yang diketahui merupakan alergen kontak kulit seperti pengharum, betaines, methylchloroisothiazolinone dan lanolin. Kontak pada alergen ini dapat mensensitisasi hipersensitivitas tipe IV dermatitis kontak alergi pada bayi.[1]
Peran Emolien untuk Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik adalah kelainan kulit berupa inflamasi kronik dengan prevalensi sekitar 10-20% pada anak di negara berkembang. Fungsi barier kulit dianggap memainkan peran yang penting dalam perkembangan dan keparahan dermatitis atopik.
Defek pengkodean gen protein dan meningkatnya Trans Epidermal Water Loss (TEWL) pada hari pertama hingga 1 bulan masa kehidupan dianggap sebagai faktor pendukung terjadinya dermatitis atopik. Dengan memperbaiki fungsi barier kulit atau memperbaiki disfungsi barier kulit pada masa awal kehidupan, diharapkan dapat mencegah perkembangan dermatitis atopik.[3]
Bukti Ilmiah Mengenai Efikasi Emolien untuk Dermatitis Atopik
Bukti ilmiah mengenai efikasi emolien untuk dermatitis atopik masih berbeda-beda. Sebagian bukti menunjukkan manfaatnya, tetapi sebagian lainnya tidak menemukan adanya manfaat.[3-6]
Bukti Ilmiah yang Mendukung
Dalam sebuah tinjauan sistematik dari 10 studi, pemberian emolien dilaporkan tidak menghasilkan perlindungan terhadap dermatitis atopik. Meski demikian, analisis subgrup dalam studi ini menemukan manfaat penggunaan emolien pada pasien risiko tinggi. Manfaat tampaknya meningkat jika emolien digunakan secara kontinu.[5]
Bukti Ilmiah yang Tidak Mendukung
Sebuah uji klinis yang melibatkan 1394 bayi pada 12 rumah sakit di Inggris mengindikasikan bahwa penggunaan emolien pada tahun pertama kehidupan bayi tidak dapat mencegah dermatitis atopik ataupun penyakit atopi lain seperti asma dan rhinitis alergi. Dalam studi ini, emolien diaplikasikan ke seluruh tubuh kecuali kulit kepala setidaknya sekali sehari dan setelah mandi. Penggunaan emolien ini dihentikan ketika usia bayi menginjak 1 tahun.[4]
Uji klinis yang sama, yakni The Barrier Enhancement for Eczema Prevention trial, mengikuti 1394 bayi dengan riwayat penyakit atopik pada keluarga selama 5 tahun. Dalam uji klinis ini ditemukan bahwa penggunaan emolien selama setahun pertama masa kehidupan tidak mencegah terjadinya dermatitis atopik, alergi makanan, asma, maupun rhinitis alergi di masa pemantauan.
Dalam studi ini, lebih banyak orangtua pada kelompok emolien melaporkan adanya reaksi alergi terhadap makanan pada tahun ke-3 dan ke-4. Meski begitu, insiden kumulatif dari alergi makanan yang didasarkan pada diagnosis dokter tidak berbeda antara kelompok emolien maupun kontrol. Serupa dengan itu, tidak ada perbedaan insiden asma maupun hay fever.[6]
Kesimpulan
Penggunaan emolien sering dipercaya dapat mencegah munculnya dermatitis atopik. Meski demikian, anggapan ini tidak didukung oleh basis bukti ilmiah yang kuat. Uji klinis besar yang mengikuti bayi baru lahir yang diberi emolien dengan kontrol menunjukkan bahwa penggunaan emolien tidak bermanfaat untuk pencegahan dermatitis atopik.