Susu formula soya sebagai formula pengganti pada anak yang alergi protein susu sapi dan difortifikasi dengan probiotik Bifidobacterium dinilai bermanfaat pada anak yang mengalami alergi secara umum.
Kondisi alergi pada anak dikaitkan dengan kondisi ketidakseimbangan mikrobiota dalam usus yang terjadi pada awal kehidupan bayi. Ketidakseimbangan mikrobiota ini berisiko menyebabkan gangguan sistem imun serta alergi pada bayi.[1,2]
Anak dengan alergi memiliki keragaman mikrobiota usus yang lebih sedikit, termasuk kurangnya jumlah Lactobacillus dan Bifidobacterium. Kedua strain tersebut sering digunakan sebagai probiotik yang difortifikasi ke dalam susu.[1,2]
Manfaat Susu Formula Soya untuk Anak dengan Alergi
Alergi adalah reaksi hipersensitivitas yang disebabkan respon imunologis terhadap antigen spesifik atau alergen. Menurut WHO, penyakit alergi meliputi rhinitis, konjungtivitis, asma, urtikaria, eksim atopik, anafilaksis, angioedema, dan reaksi sekunder akibat obat-obatan dan makanan.[1,2]
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada tahun 2014 merekomendasikan penggunaan susu formula soya sebagai manajemen alergi protein susu sapi pada bayi. Indikasi lain pemberian susu formula soya adalah diare akibat intoleransi laktosa, galaktosemia, dan defisiensi laktase primer.[3,4]
Seiring dengan perkembangan teknologi, susu formula soya saat ini terbuat dari isolat protein soya yang mengandung 2,2–2,6 gram protein per 100 kalori, yang lebih tinggi dibandingkan susu formula biasa. Bayi yang mendapat susu formula soya dilaporkan memiliki kecepatan pertumbuhan dan perkembangan yang sama dengan bayi yang mendapat susu formula biasa.[3,5]
Susu formula soya mudah dicerna dan mengandung kadar asam amino tinggi dengan fortifikasi L-methionine, L-carnitine, dan taurin. Tingginya kadar phytate dalam susu formula soya diatasi dengan fortifikasi zinc, zat besi, kalsium, dan fosfor.[3,4]
American Academy of Pediatrics (AAP) juga merekomendasikan susu formula soya atau yang disebut isolated soy protein-based formula sebagai alternatif nutrisi tumbuh kembang bayi cukup bulan yang kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi dari air susu ibu (ASI) atau susu formula biasa.[3]
Manfaat Probiotik Bifidobacterium untuk Anak dengan Alergi
Menurut International Scientific Association for Probiotics and Prebiotics, probiotik adalah mikroorganisme hidup yang memiliki bukti ilmiah akan keamanan dan manfaatnya bagi kesehatan tubuh.
Dalam kadar tertentu, probiotik dapat memberi manfaat untuk kesehatan dan digunakan untuk menangani penyakit infeksi maupun non-infeksi, salah satunya untuk tatalaksana alergi. Penggunaan probiotik direkomendasikan oleh World Allergy Organization (WAO) pada bayi yang berisiko sebagai pencegahan atau untuk memperbaiki gejala alergi.[1,11]
Probiotik dapat menstimulasi respon imun dan mendorong terjadinya keseimbangan antara sitokin proinflamasi dan antiinflamasi yang disekresikan activated immune cells. Probiotik mendorong produksi beberapa sitokin, antara lain IL-10, transforming growth factor (TGF)-beta, dan IL-12, dan INF-gamma, yang meregulasi respon imun dan mengurangi inflamasi akibat alergi.[1,6]
Berbagai studi mengungkapkan bahwa mikrobiota usus dan asupan probiotik dapat mendukung maturasi sistem imun pada tahun-tahun pertama kehidupan. Jumlah jenis probiotik seperti Bifidobacteriaceae dan Lactobacillaceae yang relatif lebih kecil beserta jumlah bakteri patogen usus seperti Bacteroidaceae, Clostridiaceae, dan Enterobacteriaceae yang relatif lebih besar dihubungkan dengan perkembangan sensitisasi alergi, eksim, atau asma.[1,7]
Mekanisme potensi terapeutik probiotik untuk alergi adalah modulasi respon imun, inhibisi kompetitif flora invasif di usus, modifikasi toksin patogen dan host product, dan peningkatan fungsi barrier epitel. Salah satu probiotik paling menjanjikan untuk perkembangan sistem imun adalah Bifidobacterium.
Terdapat dua jenis Bifidobacterium, yaitu human residential bifidobacterium (HRB) dan non-HRB. Tidak seperti spesies tipe non-HRB, spesies HRB diketahui secara natural berasal dan tinggal di usus manusia.[1,2,7]
Studi Terkini Terkait Manfaat Probiotik Bifidobacterium untuk Anak dengan Alergi
Hingga kini, terdapat berbagai studi yang telah melaporkan manfaat Bifidobacterium untuk pencegahan dan tatalaksana alergi.
Studi oleh Enomoto et al
Pada sebuah studi tahun 2014, Enomoto et al. menyatakan bahwa suplementasi 2 spesies Bifidobacterium, yakni Bifidobacterium breve M-16V dan Bifidobacterium longum BB536, pada periode prenatal dan postnatal dapat menurunkan risiko kejadian eksim dan dermatitis atopik pada bayi pada penilaian follow-up 18 bulan kemudian.[2]
Studi oleh Wu et al
Berdasarkan suatu studi yang dilakukan oleh Wu et al., dilaporkan bahwa penggunaan probiotik tipe HRB memberikan modulasi positif pada fungsi kesehatan imunitas. Studi randomized clinical trial (RCT) ini melibatkan 264 bayi baru lahir yang diberikan suplementasi BB536 dengan dosis 1 x 10⁷ CFU/g pada infant formula selama 6 bulan.
Hasil studi menunjukkan penggunaan probiotik tersebut memiliki efek positif dalam memelihara mikrobiota saluran cerna pada awal kehidupan dan meningkatkan respon imun dari Th1.[2]
Studi oleh Ren et al
Studi oleh Ren et al. menyatakan bahwa Bifidobacterium breve memiliki efek anti-alergi dengan menghambat respon Th2 dan menginduksi aktivitas CD4+ dan CD25+ tanpa memicu respon Th1.[8]
Studi oleh Giudice et al
Studi randomized double-blinded oleh Giudice et al terhadap 40 anak meneliti efek Bifidobacterium terhadap gejala nasal dan kualitas hidup pada anak-anak dengan rinitis alergi dan asma intermiten dibandingkan dengan plasebo.
Pada studi tersebut, kedua kelompok diberikan probiotik atau plasebo sebanyak 1 sachet per hari. Hasilnya, kelompok probiotik memiliki kondisi klinis gejala nasal dan kualitas hidup yang lebih baik.[9]
Studi oleh Giannetti et al
Studi menunjukkan penggunaan tiga strain Bifidobacterium, yakni campuran 3 strain Bifidobacterium infantis M-63, breve M-16V, dan longum BB53, dapat memperbaiki gejala nyeri perut dan meningkatkan kualitas hidup pada anak dengan irritable bowel syndrome secara signifikan.
Hasil studi penambahan campuran 3 strain dari Bifidobacterium ini menunjukkan bahwa proporsi anak yang mengalami perbaikan gejala lebih tinggi (p=0.006) dan frekuensi kejadian nyeri perut mengalami perbaikan (p=0.02). Selain itu, proporsi anak yang mengalami perbaikan kualitas hidup juga lebih tinggi (48% vs. 17%, p= 0.001).[12]
Kesimpulan
Penggunaan susu formula soya direkomendasikan sebagai alternatif nutrisi tumbuh kembang bayi cukup bulan yang kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi dari ASI atau susu sapi formula, misalnya pada bayi dengan alergi protein susu sapi.
Susu formula soya mudah dicerna dan mengandung kadar asam amino tinggi dengan fortifikasi L-methionine, L-carnitine, dan taurin. Selain itu, saat ini terdapat susu formula soya yang difortifikasi probiotik.
Terdapat 2 jenis Bifidobacterium, yaitu tipe human residential bifidobacterium (HRB) dan non-HRB. HRB merupakan spesies yang secara natural berasal dan hidup di usus manusia, sementara tipe non-HRB umumnya ditemukan di usus hewan. HRB diketahui memiliki kompatibilitas yang baik dengan saluran pencernaan bayi.
Probiotik seperti Bifidobacterium memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan dan digunakan untuk menangani penyakit infeksi maupun non-infeksi, salah satunya untuk tatalaksana alergi.
Strain Bifidobacterium longum BB536 dilaporkan dapat mengurangi gejala alergi saluran pernapasan seperti rinitis dan asma. Strain Bifidobacterium breve M-16 V dinilai dapat mengurangi gejala alergi pada kulit seperti ruam, dermatitis atopik dan eksim.
Sementara strain Bifidobacterium infantis M-63 dilaporkan dapat mengurangi gejala alergi saluran cerna seperti meningkatkan kualitas hidup pada anak dengan irritable bowel syndrome.
Direvisi oleh: dr. Andrea Kaniasari