Penggunaan Pengental Makanan Pada Bayi dengan Refluks Gastroesofagus

Oleh :
dr. Immanuel Natanael Tarigan

Penggunaan pengental makanan adalah salah metode paling sering digunakan untuk mengatasi refluks esofagus pada bayi. Pengental makanan yang sering digunakan adalah pembuatan makanan seperti sereal dengan bahan beras atau jagung, berbasis kacang-kacangan, dan selulosa karboksimetil.[1,2]

Selain cara alami, banyak juga digunakan cara yang lebih praktis dengan menggunakan bahan pengental makanan yang sudah diproduksi. Pengental makanan komersial didesain untuk menyediakan kepadatan energi, osmolalitas, dan nutrisi sesuai dengan kebutuhan pasien, kecuali bila dicampurkan dengan susu formula.[1,2]

shutterstock_197109905-min

Sekilas Mengenai Refluks Gastroesofagus

Definisi refluks gastroesofagus (RGO) pada bayi dan anak telah berkembang sejak tahun 2009. RGO adalah pergerakan isi gaster menuju kerongkongan secara tidak sengaja dengan/tanpa regurgitasi. RGO dapat terjadi fisiologis, di mana refulks akan berhenti sendiri dan tidak menyebabkan gejala maupun komplikasi. Prevalensi RGO fisiologis mencapai puncak pada usia 4 bulan, dengan hampir 50‒85% bayi dilaporkan mengalami regurgitasi sekali sehari.[1,2]

Penyebab utama RGO adalah relaksasi sfingter bawah esofagus transien yang tidak seharusnya. Hal ini banyak ditemukan pada bayi prematur. Faktor lain yang berhubungan dengan relaksasi transien ini adalah stimulasi faring, distensi lambung, dan tekanan intra-abdomen.[1-3]

Untuk membedakan RGO fisiologi dan patologis, RGO patologis merupakan refluks gaster yang bergejala atau berkomplikasi, atau keduanya. Beberapa ahli menyatakan bahwa RGO patologis didefinisikan sebagai regurgitasi pada bayi usia 3 minggu ‒ 6 bulan sebanyak lebih dari 4 kali selama lebih dari 2 minggu. Refluks gastroesofagus yang patologis dinyatakan sebagai GERD (gastroesophageal reflux disease).[1-3]

Gejala pada pasien biasanya tidak spesifik. Gejala regurgitasi yang dapat dilihat oleh orang tua adalah muntah, iritabilitas, dan gangguan tidur. Selain itu, beberapa gejala lain adalah bayi sering menangis, rewel, melengkungkan punggung ke belakang, menolak makan, gagal tumbuh, hematemesis, melena, dan pucat.[1-3]

Manfaat Pengental Makanan Bayi pada Refluks Gastroesofagus

Salah satu indikasi pengental makanan adalah untuk bayi yang mengalami refluks gastroesofagus (RGO). Pengentalan makanan bayi dapat dengan menambahkan satu sendok makan sereal beras/gandum kering ke dalam +28 gram (1 ons) susu formula.[1-3]

Meta analisis oleh Kwok et al tahun 2017, melibatkan 8 studi dengan 637 bayi, memberikan kesimpulan sebagai berikut:

  • Bayi RGO yang mendapatkan pengental makanan memiliki 2 episode/hari lebih rendah dibanding kelompok kontrol, dan 2,5 kali lebih mungkin menjadi asimptomatik pada akhir terapi
  • Tidak terdapat studi yang menghubungkan penggunaan pengental makanan bayi dengan gagal tumbuh
  • Tidak ada laporan efek samping mayor pada penggunaan pengental makanan, termasuk obstruksi usus, aspirasi, dan kolik. Serta tidak ada perbedaan peristaltik usus dan kejadian diare pada bayi ROG yang mendapat pengental makanan dengan kelompok kontrol
  • Belum dapat diambil kesimpulan pengental makanan yang lebih superior untuk digunakan
  • Efek penggunaan pengental makanan terhadap peningkatan berat badan berlebihan jangka panjang masih belum dapat ditegakkan, terutama pada pengental makanan tradisional. Padahal pengental makanan tradisional memiliki densitas kalori yang lebih tinggi daripada pengental makanan komersial
  • Hubungan penggunaan pengental makanan dengan penurunan derajat keparahan RGO belum dapat ditegakkan[4]

Studi meta analisis pada tahun 2012, oleh Neu et al, meninjau pilihan terapi tanpa pembedahan pada bayi dengan RGO. Studi ini melibatkan 13 penelitian dengan 1401 bayi, dan memberikan hasil bahwa penggunaan pengental makanan dapat menurunkan kejadian refluks dan iritabilitas pagi pada bayi dengan RGO.[5]

Keamanan Penggunaan Pengental Makanan Bayi

Beberapa penelitian menyebutkan tidak ada laporan kejadian komplikasi mayor akibat penggunaan pengental makanan. Namun, terdapat laporan kasus yang menyatakan terjadinya necrotizing enterocolitis pada bayi preterm yang mendapatkan pengental makanan bayi berbasis xanthan atau locust bean gum. Namun, penggunaan pengental makanan pada populasi bayi preterm belum banyak diteliti, sehingga efektifitas dan keamanannya dapat disimpulkan.[1,4-6]

Beberapa efek samping lain yang sering dilaporkan adalah batuk, nyeri perut, diare, dan konstipasi. Sebuah kasus alergi yang dihubungkan penggunaan carob bean gum sebagai bahan pengental makanan.  Tidak ada laporan kejadian gagal tumbuh pada penggunaan pengental makanan. Pada pemeriksaan laboratorium, didapatkan bahwa penggunaan carob bean gum menyebabkan penurunan penyerapan kalsium, besi, dan seng dibanding penggunaan pengental makanan berbahan karbohidrat.[1]

Hal lain yang menjadi perhatian pada penggunaan pengental makanan adalah gangguan penyerapan nutrisi akibat penggunaan pengental karbohidrat yang belum dapat dicerna, dan peningkatan berat badan bayi berlebih yang mendapat pengental berbasis sereal akibat peningkatan kadar karbohidrat dan lemak.[1]

Food and Drug Administration (FDA) pada tahun 2020 merekomendasikan untuk ibu hamil dan orang tua mengenai kandungan arsenik dalam beras atau sereal beras. Oleh karena itu, sereal gandum saat ini lebih disukai daripada sereal beras untuk pengental makanan bayi.[7]

Kesimpulan

Penggunaan pengental makanan banyak digunakan sebagai salah satu modalitas terapi pada bayi dengan refluks gastroesofagus (RGO). Saat ini ada banyak metode pengentalan makanan yang digunakan, misalnya secara tradisional yang berbasis jagung, beras, kacang-kacangan, hingga secara komersial.

Beberapa meta analisis menyimpulkan bahwa penggunaan pengental makanan pada bayi dengan RGO menurunkan gejala dan episode regurgitasi. Tidak ada hubungan penggunaan pengental makanan dengan kejadian gagal tumbuh pada bayi. Beberapa efek samping yang dilaporkan adalah batuk, nyeri perut, diare, konstipasi, dan alergi pada kandungan tertentu.

Belum diketahui bahan pengental makanan yang lebih superior dibanding pengental makanan lainnya. Penggunaan pengental makanan pada bayi prematur perlu diteliti lagi, sehingga didapatkan kesimpulan mengenai efektifitas dan keamanannya.

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi