Kontraindikasi Injeksi Subkutan
Kontraindikasi absolut injeksi subkutan adalah adanya tanda inflamasi seperti edema, adanya lesi kulit, atau adanya luka pada area yang akan diinjeksi. Kontraindikasi relatif adalah kondisi-kondisi yang meningkatkan risiko perdarahan pada area suntikan seperti koagulopati, trombositopenia, dan penggunaan obat-obatan antikoagulan.
Dokter juga perlu menilai ada tidaknya tanda syok atau hipoperfusi perifer. Kondisi ini dapat menurunkan absorpsi produk biofarmasi yang diberikan secara subkutan.[2,5]
Kontraindikasi Absolut
Injeksi subkutan tidak dilakukan pada pasien dengan gangguan aliran darah, infeksi lokal, abses, atau lesi kulit di area penyuntikan, karena dapat memperburuk kondisi jaringan dan meningkatkan risiko penyebaran infeksi. Injeksi ssubkutan juga tidak dilakukan jika ada riwayat hipersensitivitas terhadap obat yang akan disuntikkan.[2,5,8]
Kontraindikasi Relatif
Kontraindikasi relatif meliputi kondisi medis yang memengaruhi absorpsi atau keamanan terapi. Misalnya, pasien dengan syok atau gangguan perfusi perifer berat mungkin mengalami penurunan absorpsi obat melalui jaringan subkutan, sehingga efektivitas terapi berkurang. Pasien dengan gangguan pembekuan darah atau trombositopenia juga harus diwaspadai, karena injeksi dapat memicu hematoma atau perdarahan di jaringan subkutan.
Selain itu, injeksi subkutan sebaiknya dihindari pada area tubuh dengan edema berat, jaringan parut, atau lipodistrofi, karena kondisi tersebut dapat mengganggu distribusi obat.[2,5,8]
Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha