Manajemen Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 yang Melewatkan Injeksi Insulin

Oleh :
dr. Monik Alamanda

Pasien diabetes mellitus tipe 2 yang mendapat terapi insulin bisa saja melewatkan dosis injeksi insulinnya, baik karena kesibukan, sulit mengingat jadwal injeksi yang rumit, atau sulitnya akses terhadap insulin. Terapi insulin merupakan terapi untuk pasien diabetes mellitus tipe 2 (DMT2) dengan kadar HbA1c >9%, memiliki kondisi akut, atau kontrol glikemik tetap tidak adekuat meskipun telah mendapat terapi oral yang optimal.  Centers for disease control and prevention (CDC) memperkirakan 25% pasien diabetes menggunakan insulin.[1,2]

Konsistensi dan kepatuhan pasien terhadap regimen yang diberikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan terapi diabetes mellitus tipe 2. Studi menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kepatuhan mengonsumsi obat dengan kontrol metabolik pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Namun, ketidakpatuhan terhadap terapi insulin masih banyak dilaporkan. Hal ini dapat disebabkan oleh terlupa, kesibukan, bepergian, ataupun rasa malu menggunakan injeksi insulin di tempat umum.[3]

Manajemen Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 yang Melewatkan Injeksi Insulin-min

Faktor yang Menyebabkan Pasien Melewatkan Dosis Insulin

Dalam sebuah studi potong lintang, dilaporkan beberapa faktor yang berhubungan dengan terlewatnya dosis insulin pada pasien diabetes. Faktor yang dilaporkan signifikan antara lain pasien merasa proses injeksi insulin memakan banyak waktu, rasa malu saat menggunakan insulin, pasien merasa lebih tidak enak badan setelah injeksi, dosis terlupa, riwayat mengalami hipoglikemia, harga obat yang mahal, kehabisan stok insulin, dan kesulitan dalam menyiapkan injeksi.[2]

Sementara itu, menurut sebuah studi kualitatif, hal-hal yang dinyatakan pasien dapat menyebabkan dosis yang terlupa adalah adanya perubahan pada rutinitas harian, terdistraksi kegiatan sosial, adanya interupsi minor saat jadwal penyuntikan, dan kesibukan.[3]

Efek Dosis Insulin yang Terlewat

Dalam jangka pendek, dosis insulin yang terlewat akan menyebabkan hiperglikemia, baik simptomatik maupun asimptomatik, yang akan mengganggu produktivitas harian pasien. Beberapa pasien bahkan baru menyadari mereka melupakan dosis insulin saat merasakan gejala hiperglikemia seperti mulut yang kering dan rasa lemas. Dalam jangka panjang, pasien diabetes mellitus tipe 2 yang sering melewatkan injeksi insulin akan mengalami kontrol gula darah yang buruk dan peningkatan risiko komplikasi diabetes.[3]

Menurut sebuah studi simulasi menggunakan model matematika oleh Randløv dan Poulsen, dua dosis bolus insulin yang terlewat dalam satu minggu dapat meningkatkan kadar HbA1c sebesar 0,3 hingga 0,6%. Sementara itu, dua dosis insulin basal yang terlewat dapat meningkatkan kadar HbA1c sebesar 0,2 hingga 0,5%. Studi ini juga memperkirakan bahwa tidak melewatkan dosis insulin akan memberi nilai HbA1c yang secara signifikan lebih rendah.[4]

Yang Harus Dilakukan Jika Injeksi Insulin Terlewat

Edukasi pasien adalah hal yang penting dalam tata laksana diabetes mellitus tipe 2. Hal ini mencakup tata cara penggunaan insulin dan apa yang harus pasien lakukan jika dosis insulin terlewat karena alasan apapun. Sampaikan pada pasien untuk melakukan pemeriksaan gula darah sewaktu secara mandiri segera setelah teringat bahwa ada dosis insulin yang terlewat. Selain itu, minta pasien untuk mengawasi adanya gejala ketoasidosis diabetik seperti haus berlebihan, sering berkemih, sesak napas, dan napas yang berbau buah-buahan. Selanjutnya, pemberian dosis insulin untuk menggantikan injeksi yang terlewat akan bergantung pada regimen insulin yang dipakai.[5-7]

Regimen Basal Satu Kali Sehari

Apabila pasien terlewat injeksi regimen basal satu kali sehari, maka:

  • Apabila terlewat dalam 6 jam, berikan dosis seperti seharusnya
  • Apabila terlewat dalam 6-12 jam, berikan setengah dari dosis seharusnya
  • Apabila terlewat > 12 jam, pertimbangkan untuk mengabaikan dosis tersebut. Minta pasien untuk memantau gula darah dan gejala ketoasidosis, atau segera berkonsultasi ke dokter apabila ragu[5]

Regimen Basal Dua Kali Sehari

Apabila pasien menggunakan regimen basal dua kali sehari dan terlewat dosis, maka:

  • Apabila terlewat dalam 2 jam, pertimbangkan mengurangi dosis hingga 10%
  • Apabila terlewat dalam 2-4 jam, pertimbangkan mengurangi dosis hingga 25%
  • Apabila terlewat dalam 4-6 jam, pertimbangkan mengurangi dosis hingga 50%
  • Apabila terlewat >6 jam, abaikan dosis tersebut dan lakukan pemantauan gula darah hingga jadwal injeksi setelahnya[5]

Regimen Kombinasi Basal dan Bolus

Bila pasien menggunakan regimen kombinasi basal dan bolus, dan terlupa dosis bolusnya, maka:

  • Apabila insulin yang digunakan jenis kerja cepat dan terlewat dalam 30 menit setelah makan, berikan dosis seharusnya
  • Apabila terlewat dalam 30 menit hingga 2 jam, dosis disesuaikan dengan kadar gula darah
  • Apabila terlewat >2 jam, pertimbangkan untuk memberikan dosis seharusnya dan dilanjutkan dengan makan

Jika yang terlewat adalah dosis basal, maka:

  • Apabila terlewat dalam 6 jam, berikan dosis seperti seharusnya
  • Apabila terlewat dalam 6-12 jam, berikan 50% dari dosis seharusnya
  • Apabila terlewat >12 jam, abaikan dosis tersebut dan lakukan pemantauan gula darah

Tenangkan pasien apabila kadar gula darah masih tinggi, dan jelaskan bahwa kadar gula tersebut umumnya akan kembali normal dalam beberapa hari.[5]

Cara Mencegah Terlewatnya Dosis Insulin

Sebagai dokter, mencegah terlewatnya dosis insulin pada pasien dapat dilakukan dengan edukasi berkelanjutan yang diperantarai hubungan dokter-pasien yang baik. Melalui rapport yang baik, dokter diharapkan dapat mengidentifikasi halangan atau barrier yang dihadapi pasien dalam menjalani terapi insulin. Pahami ketakutan dan kekhawatiran pasien, apa yang sering menyebabkan dosis insulin terlewat, preferensi pasien, komorbiditas yang dimiliki, dan kemudian jelaskan pentingnya konsistensi dalam terapi insulin serta rasionalitas terapi insulin dalam kondisi klinis pasien.

Pertimbangkan aspek psikososial pasien dalam menentukan regimen terapi yang diberikan. Hal ini mencakup kesibukan harian, preferensi cara injeksi, dan kenyamanan pasien. Dokter sepatutnya senantiasa memperbarui pengetahuannya terkait sediaan terapi insulin terbaru, sehingga dapat merekomendasikan jenis sediaan terbaik bagi pasien.  Penggunaan sediaan insulin yang lebih praktis (misalnya pena insulin), penjadwalan penyuntikan yang lebih sederhana, dan peningkatan kenyamanan pasien terkait sediaan insulin (misalnya penggunaan analog insulin) akan berperan besar dalam optimalisasi terapi. [8] Ada pula bukti ilmiah yang mengimplikasikan bahwa aplikasi ponsel pintar dapat digunakan untuk meningkatkan kepatuhan terapi diabetes mellitus. Meski demikian, hal ini belum terbukti pada populasi Asia dan studi lebih lanjut masih terus dibutuhkan.[9]

Kesimpulan

Pasien diabetes mellitus tipe 2 yang mendapat insulin dapat melewatkan dosis injeksi akibat terlupa, kesibukan harian, atau ketidaknyamanan. Apabila dosis terlupa, maka tindakan yang dilakukan selanjutnya akan bergantung pada jenis regimen terapi pasien dan berapa lama jadwal sudah terlewat. Secara umum, jika jadwal yang terlewat belum terlalu lama (misalnya 6 jam untuk regimen basal satu kali sehari), maka dosis insulin dapat diberikan tanpa penyesuaian. Namun, pada kondisi lebih kompleks, penyesuaian dosis diperlukan, disertai dengan pemantauan kadar glukosa darah sewaktu dan pemantauan risiko ketoasidosis diabetik.

Referensi