Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Teknik Ventilasi Tekanan Positif (VTP) pada Neonatus general_alomedika 2020-01-28T16:55:18+07:00 2020-01-28T16:55:18+07:00
Ventilasi Tekanan Positif (VTP) pada Neonatus
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Ventilasi Tekanan Positif (VTP) pada Neonatus

Oleh :
dr. Pepi Nurapipah
Share To Social Media:

Teknik ventilasi tekanan positif (VTP) meliputi ventilasi yang dilakukan dengan menggunakan sungkup wajah dan inflation bag, disertai pemberian oksigen 100%.  Ventilasi tekanan positif dilakukan sebagai bagian dari resusitasi neonatus lanjutan, sehingga penting untuk memahami tahap-tahap resusitasi neonatus dan evaluasi yang dilakukan pada VTP. Agar dokter mengetahui waktu yang tepat untuk melanjutkan VTP, menghentikan VTP, atau menggabungkannya dengan prosedur lain seperti kompresi dada dan pemasangan intubasi.

Persiapan Pasien

Persiapan untuk melakukan tindakan VTP pada pasien yaitu :

  • Lakukan resusitasi awal pada bayi baru lahir terlebih dahulu, yaitu lakukan penilaian awal seperti usia kehamilan bayi, warna ketuban saat lahir, tonus otot bayi, apakah bayi menangis, merintih atau bernafas
  • Lakukan stabilisasi, yaitu meletakan pasien ditempat kering, datar, dan hangat (radiant warmer). posisikan bayi, apabila terdapat banyak sekret pada jalan nafas, lakukan suction. Keringkan bayi, sekaligus lakukan stimulasi
  • Evaluasi denyut jantung dan pernafasan [1,8]

Peralatan

Peralatan dengan ukuran yang sesuai dengan neonatus yang dibutuhkan untuk melakukan VTP diantaranya :

  1. Sungkup wajah
  2. Nasal kanul
  3. Oksigen
  4. Selang penyambung dengan oksigen
  5. flow-inflating atau self-inflating resuscitation bag

  6. Peralatan yang tersambung dengan positive end-expiratory pressure (PEEP)
  7. Peralatan intubasi, seperti laringoskop, dan Endotracheal tube

  8. Obat-obat emergensi, seperti epinefrin [8,13]

Posisi Pasien

Meletakan bayi baru lahir ditempat kering, datar, dan hangat (radiant warmer). Posisikan bayi sedikit terekstensi.

Prosedural

  1. Tempatkan pasien ditempat yang kering dan hangat
  2. Posisi awal yaitu memposisikan rahang, kondisikan leher sedikit terekstensi
  3. VTP dapat dilakukan oleh 2 orang atau 1 orang. VTP yang dilakukan 2 orang lebih efektif dibanding 1 orang. Apabila kebocoran sungkup terjadi, 1 orang mempertahankan posisi rahang dan menahan sungkup menutupi mulut dan hidung, 1 orang lainnya melakukan ventilasi. Apabila pompa saat melakukan ventilasi tidak adekuat, maka pompa harus terus dilakukan hingga terlihat pergerakan dinding dada dan denyut jantung meningkat. Namun apabila tidak tampak perbaikan, disarankan untuk dilakukan penyedotan (suction) terutama pada bagian orofaring
  4. Ventilasi dilakukan 40 – 60 kali/menit, dengan waktu inspirasi 0.3 - 0.5 detik. Ventilasi dilakukan selama 30 kali /menit apabila disertai dengan kompresi dada
  5. Untuk ventilasi tekanan positif, berikan oksigen 10 L/menit, dengan tekanan ventilasi inisial 20 - 25 cm H2 Apabila VTP dibutuhkan untuk resusitasi bayi prematur, disarankan untuk menggunakan alat yang sekaligus dengan PEEP (positive end-expiratory pressure). Penggunaan PEEP (5 cmH2O) dapat membantu paru-paru bayi tetap terinflasi diantara pernapasan tekanan positif
  6. Saat VTP dimulai, gunakan monitor kardiak elektrik untuk penilaian denyut jantung yang akurat. Apabila tekanan ventilasi tidak terpantau monitor, gunakan tekanan minimal untuk mencapai pergerakan dinding dada fisiologis (tidak berlebihan) dan peningkatan denyut jantung. Tekanan yang lebih tinggi mungkin dibutuhkan untuk membantu aerasi paru pada awal pernafasan
  7. Indikator paling penting dari VTP yang berhasil yaitu kenaikan denyut jantung. Bila denyut jantung tidak meningkat, VTP yang menginflasi paru dapat dinilai dari pergerakan dinding dada saat ventilasi. Apabila dipasang intubasi atau sungkup laringeal (Laryngeal Mask Airway), inflasi paru dinilai dengan pergerakan dinding dada dan bunyi nafas bilateral saat ventilasi
  8. Saat VTP dimulai, asisten mendengarkan peningkatan denyut jantung pada 15 detik pertama setelah VTP
  9. Apabila VTP sudah dilakukan dan kondisi bayi tidak membaik, pergerakan dada bayi tidak baik bahkan setelah posisi sungkup diperbaiki atau setelah intubasi terpasang, trakea mungkin mengalami obstruksi oleh sekret yang tebal sehingga harus dilakukan penyedotan (suction) melalui kateter yang dimasukan melalui endotracheal tube atau secara langsung masuk ke trakea
  10. Setelah 30 detik dilakukan ventilasi adekuat dengan oksigen 100%, pernafasan spontan dan denyut jantung harus dinilai. Apabila terdapat pernafasan spontan dan denyut jantung 100 kali/menit, VTP perlahan dapat dikurangi dan diberhentikan
  11. Apabila pernafasan spontan tidak adekuat atau denyut jantung masih dibawah 100 kali/menit, ventilasi harus dilanjutkan baik dengan sungkup atau pemasangan endotracheal tube. Apabila denyut jantung .60x/m, ventilasi dilanjutkan, mulai lakukan kompresi dada dan pemasangan intubasi
  12. Turunkan tekanan ventilasi dan kecepatan apabila bayi memberikan respon
  13. Dekompresi gastrik melalui nasogastric tube (NGT) diindikasikan apabila ventilasi sungkup dilanjutkan selama beberapa menit [1,6,7,8]

Follow Up

Bayi yang mengalami gangguan perinatal atau distress pernafasan yang berlanjut dapat mengalami keterlambatan adaptasi atau disfungsi pada fase perinatal seperti gangguan otak, jantung, saluran gastrointestinal, ginjal, dan organ lainnya. Follow up yang dilakukan pada prosedur ventilasi tekanan positif meliputi penilaian saat tindakan dan monitoring berkelanjutan.

Penilaian respon bayi terhadap tindakan ventilasi tekanan positif pada saat tindakan yaitu :

  1. Peningkatan denyut jantung lebih dari 100x/m
  2. Ada pergerakan dinding dada dan perut setiap inflasi
  3. Perbaikan dari saturasi oksigen [3,13]

Monitoring berkelanjutan yang harus dilakukan yaitu :

  1. Observasi gula darah
  2. Temperatur
  3. Saturasi oksigen
  4. Denyut jantung
  5. Respiratory rate dan pola nafas

  6. Analisis gas darah
  7. Keseimbangan cairan dan nutrisi
  8. Tekanan darah
  9. Tanda-tanda neurologis [3]

Referensi

1. Circulation. Part 11: Neonatal Resuscitation. American Heart Association. 2018 .https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/circ.102.suppl_1.I-343
3. Queensland Clinical Guidelines. Neonatal resuscitation. 2016
6. New Zealand Resuscitation Council. ANZCOR Guideline 13.4 – Airway Management and Mask Ventilation of the Newborn Infant. 2016.
7. American Heart Association, American Academy of Pediatric. Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care of the Neonate. 2015.
8. American Heart Association. Neonatal Resuscitation 2015 American Heart Association Guidelines Update for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Circulation. 2015;132[suppl 2]:S543–S560
13. Robert Moshiro, et al. Predictors of death including quality of positive pressure ventilation during newborn resuscitation and the relationship to outcome at seven days in a rural Tanzanian hospital. 2018.

Kontraindikasi Ventilasi Tekanan...
Komplikasi Ventilasi Tekanan Pos...

Artikel Terkait

  • Kajian Bioetik dan Medikolegal dari “Do Not Resuscitate”
    Kajian Bioetik dan Medikolegal dari “Do Not Resuscitate”
  • Efektivitas Penggunaan Kortikosteroid Antenatal terhadap Maturasi Paru Janin Preterm
    Efektivitas Penggunaan Kortikosteroid Antenatal terhadap Maturasi Paru Janin Preterm
  • Cara Menggunakan Growth Chart pada Bayi Prematur
    Cara Menggunakan Growth Chart pada Bayi Prematur
  • Pemberian Epinefrin yang Aman dan Tepat pada Kasus Anafilaksis
    Pemberian Epinefrin yang Aman dan Tepat pada Kasus Anafilaksis
  • Ventilasi Mekanik pada Acute Respiratory Distress Syndrome
    Ventilasi Mekanik pada Acute Respiratory Distress Syndrome

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Intan Fajriani
28 Maret 2022
Live Webinar : "Virtual Book 5/8 - Kupas Tuntas Gagal Jantung Kanan." Selasa, 29 Maret 2022. Pukul 19.00 - 22.00
Oleh: dr. Intan Fajriani
1 Balasan
Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Virtual Book 5/8 - Kupas Tuntas Gagal Jantung Kanan."Narasumber :dr. Estu Rudiktyo, Sp.JP (K) FIHAModerator :dr....
Anonymous
17 Oktober 2021
Penanganan Resusi_tasi jantung paru pada pasien dengan dicurigai Death On Arrival ( DOA)
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat malam, izin bertanya dok, beberapa kali sering mendapat pasien DOA, namun yang jadi dilema adalah terkadang keluarga pasien tetap memaksa untuk di...
Anonymous
13 September 2021
Latihan RJP untuk awam - Jantung Ask the Expert
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Hai dr. Sony.. saya bermaksud melatih anak remaja saya dan teman2 nya untuk melakukan RJP, hingga nanti dapat membantu jika melihat ortu atau orang lain yang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.