Teknik Ventilasi Tekanan Positif (VTP) pada Neonatus
Teknik ventilasi tekanan positif (VTP) meliputi ventilasi yang dilakukan dengan menggunakan sungkup wajah dan inflation bag, disertai pemberian oksigen 100%. Ventilasi tekanan positif dilakukan sebagai bagian dari resusitasi neonatus lanjutan, sehingga penting untuk memahami tahap-tahap resusitasi neonatus dan evaluasi yang dilakukan pada VTP. Agar dokter mengetahui waktu yang tepat untuk melanjutkan VTP, menghentikan VTP, atau menggabungkannya dengan prosedur lain seperti kompresi dada dan pemasangan intubasi.
Persiapan Pasien
Persiapan untuk melakukan tindakan VTP pada pasien yaitu :
- Lakukan resusitasi awal pada bayi baru lahir terlebih dahulu, yaitu lakukan penilaian awal seperti usia kehamilan bayi, warna ketuban saat lahir, tonus otot bayi, apakah bayi menangis, merintih atau bernafas
- Lakukan stabilisasi, yaitu meletakan pasien ditempat kering, datar, dan hangat (radiant warmer). posisikan bayi, apabila terdapat banyak sekret pada jalan nafas, lakukan suction. Keringkan bayi, sekaligus lakukan stimulasi
- Evaluasi denyut jantung dan pernafasan [1,8]
Peralatan
Peralatan dengan ukuran yang sesuai dengan neonatus yang dibutuhkan untuk melakukan VTP diantaranya :
- Sungkup wajah
- Nasal kanul
- Oksigen
- Selang penyambung dengan oksigen
-
flow-inflating atau self-inflating resuscitation bag
- Peralatan yang tersambung dengan positive end-expiratory pressure (PEEP)
- Peralatan intubasi, seperti laringoskop, dan Endotracheal tube
- Obat-obat emergensi, seperti epinefrin [8,13]
Posisi Pasien
Meletakan bayi baru lahir ditempat kering, datar, dan hangat (radiant warmer). Posisikan bayi sedikit terekstensi.
Prosedural
- Tempatkan pasien ditempat yang kering dan hangat
- Posisi awal yaitu memposisikan rahang, kondisikan leher sedikit terekstensi
- VTP dapat dilakukan oleh 2 orang atau 1 orang. VTP yang dilakukan 2 orang lebih efektif dibanding 1 orang. Apabila kebocoran sungkup terjadi, 1 orang mempertahankan posisi rahang dan menahan sungkup menutupi mulut dan hidung, 1 orang lainnya melakukan ventilasi. Apabila pompa saat melakukan ventilasi tidak adekuat, maka pompa harus terus dilakukan hingga terlihat pergerakan dinding dada dan denyut jantung meningkat. Namun apabila tidak tampak perbaikan, disarankan untuk dilakukan penyedotan (suction) terutama pada bagian orofaring
- Ventilasi dilakukan 40 – 60 kali/menit, dengan waktu inspirasi 0.3 - 0.5 detik. Ventilasi dilakukan selama 30 kali /menit apabila disertai dengan kompresi dada
- Untuk ventilasi tekanan positif, berikan oksigen 10 L/menit, dengan tekanan ventilasi inisial 20 - 25 cm H2 Apabila VTP dibutuhkan untuk resusitasi bayi prematur, disarankan untuk menggunakan alat yang sekaligus dengan PEEP (positive end-expiratory pressure). Penggunaan PEEP (5 cmH2O) dapat membantu paru-paru bayi tetap terinflasi diantara pernapasan tekanan positif
- Saat VTP dimulai, gunakan monitor kardiak elektrik untuk penilaian denyut jantung yang akurat. Apabila tekanan ventilasi tidak terpantau monitor, gunakan tekanan minimal untuk mencapai pergerakan dinding dada fisiologis (tidak berlebihan) dan peningkatan denyut jantung. Tekanan yang lebih tinggi mungkin dibutuhkan untuk membantu aerasi paru pada awal pernafasan
- Indikator paling penting dari VTP yang berhasil yaitu kenaikan denyut jantung. Bila denyut jantung tidak meningkat, VTP yang menginflasi paru dapat dinilai dari pergerakan dinding dada saat ventilasi. Apabila dipasang intubasi atau sungkup laringeal (Laryngeal Mask Airway), inflasi paru dinilai dengan pergerakan dinding dada dan bunyi nafas bilateral saat ventilasi
- Saat VTP dimulai, asisten mendengarkan peningkatan denyut jantung pada 15 detik pertama setelah VTP
- Apabila VTP sudah dilakukan dan kondisi bayi tidak membaik, pergerakan dada bayi tidak baik bahkan setelah posisi sungkup diperbaiki atau setelah intubasi terpasang, trakea mungkin mengalami obstruksi oleh sekret yang tebal sehingga harus dilakukan penyedotan (suction) melalui kateter yang dimasukan melalui endotracheal tube atau secara langsung masuk ke trakea
- Setelah 30 detik dilakukan ventilasi adekuat dengan oksigen 100%, pernafasan spontan dan denyut jantung harus dinilai. Apabila terdapat pernafasan spontan dan denyut jantung 100 kali/menit, VTP perlahan dapat dikurangi dan diberhentikan
- Apabila pernafasan spontan tidak adekuat atau denyut jantung masih dibawah 100 kali/menit, ventilasi harus dilanjutkan baik dengan sungkup atau pemasangan endotracheal tube. Apabila denyut jantung .60x/m, ventilasi dilanjutkan, mulai lakukan kompresi dada dan pemasangan intubasi
- Turunkan tekanan ventilasi dan kecepatan apabila bayi memberikan respon
- Dekompresi gastrik melalui nasogastric tube (NGT) diindikasikan apabila ventilasi sungkup dilanjutkan selama beberapa menit [1,6,7,8]
Follow Up
Bayi yang mengalami gangguan perinatal atau distress pernafasan yang berlanjut dapat mengalami keterlambatan adaptasi atau disfungsi pada fase perinatal seperti gangguan otak, jantung, saluran gastrointestinal, ginjal, dan organ lainnya. Follow up yang dilakukan pada prosedur ventilasi tekanan positif meliputi penilaian saat tindakan dan monitoring berkelanjutan.
Penilaian respon bayi terhadap tindakan ventilasi tekanan positif pada saat tindakan yaitu :
- Peningkatan denyut jantung lebih dari 100x/m
- Ada pergerakan dinding dada dan perut setiap inflasi
- Perbaikan dari saturasi oksigen [3,13]
Monitoring berkelanjutan yang harus dilakukan yaitu :
- Observasi gula darah
- Temperatur
- Saturasi oksigen
- Denyut jantung
Respiratory rate dan pola nafas
- Analisis gas darah
- Keseimbangan cairan dan nutrisi
- Tekanan darah
- Tanda-tanda neurologis [3]