Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi Bone Mineral Densitometry (BMD) annisa-meidina 2024-02-28T10:39:25+07:00 2024-02-28T10:39:25+07:00
Bone Mineral Densitometry (BMD)
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Indikasi Bone Mineral Densitometry (BMD)

Oleh :
Bianda Pramudita MSc
Share To Social Media:

Indikasi bone mineral densitometry (BMD) atau tes kepadatan tulang umumnya untuk wanita >65 tahun dan populasi yang berisiko mengalami osteoporosis. Berdasarkan US Preventive Services Task Force, setiap wanita berusia >65 tahun (usia postmenopause) perlu melakukan pemeriksaan BMD.[1,3,4]

BMD adalah metode pilihan untuk mengukur kepadatan mineral dalam tulang. Umumnya, dilakukan BMD pada tulang panggul untuk memprediksi patah tulang panggul, dan BMD pada tulang lumbospinal untuk memonitor efek terapi osteoporosis. BMD direkomendasikan untuk dilakukan secara berkala, terutama pada osteoporosis derajat sedang atau berat.[2,4,6]

BMD dapat mengidentifikasi dan mendiagnosis osteoporosis, mengukur risiko fraktur, dan melakukan pengawasan terhadap efek dari terapi osteoporosis.[1,3,4]

Indikasi Skrining Osteoporosis

Skrining osteoporosis dianjurkan untuk seluruh wanita berusia >65 tahun, dan seluruh pria berusia >70 tahun. Skrining osteoporosis juga dianjurkan untuk wanita berusia <65 tahun jika memiliki risiko osteoporosis, yaitu defisiensi estrogen, riwayat fraktur panggul sebelum usia 50 tahun, berat badan rendah (<57 kg), dan menopause dini (usia <42 tahun).[3,5]

Faktor risiko osteoporosis lainnya adalah perokok, konsumsi alkohol, defisiensi vitamin D, penurunan tinggi badan drastis dalam 1 tahun (>12,7 cm), atau kifosis torakal. Pasien osteopenia atau berisiko mengalami patah tulang berdasarkan pemeriksaan pencitraan lainnya juga perlu dilakukan BMD, demikian juga dengan pasien (usia >50 tahun) fraktur pergelangan tangan, panggul, tulang belakang, atau humerus proksimal tanpa/dengan trauma minimal.[1,3-5]

Indikasi Monitoring Terapi Osteoporosis

BMD dilakukan secara berkala untuk memonitor efektivitas terapi osteoporosis. Tes ini dapat dilakukan setiap 1‒2 tahun setelah memulai terapi, dan setiap 2 tahun setelahnya. Pada pasien tanpa faktor risiko fraktur, BMD dapat dilakukan lebih jarang.[6]

Indikasi Prediksi Fraktur

Pemeriksaan BMD dapat menggambarkan kondisi osteoporosis, tetapi kurang akurat untuk memprediksi risiko fraktur. Model risiko klinis, seperti alat FRAX dan kalkulator risiko fraktur Garvan, menggabungkan BMD dan faktor klinis untuk memprediksi risiko fraktur absolut.[2]

Untuk memprediksi fraktur panggul dan fraktur tulang mayor lainnya akibat osteoporosis dalam 10 tahun, dokter dapat menggunakan kalkulator risiko klinis. Hasil abnormal bila hasil perhitungan menunjukkan probabilitas >5% untuk fraktur panggul dan >20% untuk fraktur tulang apapun.[2]

Referensi

1. Branch NSC and O. Bone Mineral Density Tests: What the Numbers Mean. Natl Inst Arthritis Musculoskelet Skin Dis 2023. https://www.niams.nih.gov/health-topics/bone-mineral-density-tests-what-numbers-mean
2. Sheu A, Diamond T. Bone mineral density: testing for osteoporosis. Aust Prescr 2016;39:35–9.
3. Viswanathan M, Reddy S, et al. Screening to Prevent Osteoporotic Fractures: An Evidence Review for the U.S. Preventive Services Task Force [Internet]. Rockville (MD): Agency for Healthcare Research and Quality (US); 2018 Jun. (Evidence Synthesis, No. 162.) Table 1, Recommendations About Screening and Treatment of Osteoporosis From Various Professional and Health Organizations.
4. Park H, Yang H, et al. Bone Mineral Density Screening Interval and Transition to Osteoporosis in Asian Women. Endocrinol Metab 2022;37:506–12.
5. Krugh M, Langaker MD. Dual-Energy X-Ray Absorptiometry. StatPearls, Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023.
6. Cosman F, de Beur SJ, et al. Clinician’s Guide to Prevention and Treatment of Osteoporosis. Osteoporos Int 2014;25:2359–81.

Pendahuluan Bone Mineral Densito...
Kontraindikasi Bone Mineral Dens...

Artikel Terkait

  • Suplementasi Kalsium dan Vitamin D Terbukti Tidak Menurunkan Insidensi Fraktur Pada Lansia
    Suplementasi Kalsium dan Vitamin D Terbukti Tidak Menurunkan Insidensi Fraktur Pada Lansia
  • Pencegahan dan Terapi Osteoporosis akibat Glukokortikoid
    Pencegahan dan Terapi Osteoporosis akibat Glukokortikoid
  • Teriparatide vs Risedronate untuk Osteoporosis Pencegahan Dan Terapi Osteoporosis Akibat Glukokortikoid Telaah Jurnal Alomedika
    Teriparatide vs Risedronate untuk Osteoporosis Pencegahan Dan Terapi Osteoporosis Akibat Glukokortikoid Telaah Jurnal Alomedika
  • Suplementasi Kalsium dan Vitamin D3 untuk Mencegah Osteoporosis pada Pasien dengan Terapi Kortikosteroid Jangka Panjang
    Suplementasi Kalsium dan Vitamin D3 untuk Mencegah Osteoporosis pada Pasien dengan Terapi Kortikosteroid Jangka Panjang
  • Peran FRAX® dalam Prediksi Risiko Fraktur pada Pasien Osteoporosis
    Peran FRAX® dalam Prediksi Risiko Fraktur pada Pasien Osteoporosis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Gabriela
Dibalas 01 Agustus 2023, 15:17
Peran FRAX dalam Prediksi Risiko Fraktur pada Pasien Osteoporosis - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela
1 Balasan
ALO Dokter!Sudahkah Dokter menggunakan FRAX untuk memprediksi risiko fraktur pada pasien osteoporosis?Yuk, pelajari lebih lanjut hasil-hasil studi terkait...
Anonymous
Dibalas 22 November 2022, 16:33
Nutrisi untuk osteoarthritis dan osteoporosis - Gizi Klinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Kurnia, M.Gizi, Sp.GK, apa saja nutrisi untuk pasien osteoarthritis dan osteoporosis?Lalu apa sebaiknya suplemen yang diberikan? Apakah...
dr. Intan Fajriani
Dibuat 28 Oktober 2022, 12:59
Live Webinar Alomedika - Bagaimanakah Peran Nutrisi pada Pasien dan Pencegahan Osteoporosis? Minggu, 30 Oktober 2022. Pukul:14.00 - 15.00
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter! Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Bagaimanakah Peran Nutrisi pada Pasien dan Pencegahan Osteoporosis?"Narasumber : Dr. dr. Andri...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.