Teknik Ekstraksi Benda Asing Konjungtiva
Ekstraksi benda asing konjungtiva menggunakan teknik sederhana yang tidak memerlukan persiapan khusus dan harus dapat dilakukan oleh semua dokter umum. Ada situasi tertentu yang tidak boleh ditangani oleh dokter umum untuk menghindari kerusakan mata yang serius, harus segera dikonsultasikan ophthalmologist di hari yang sama.
Persiapan Pasien
Sebelum melakukan tindakan ekstraksi benda asing konjungtiva, beberapa hal berikut harus menjadi perhatian:[1-3]
Inspeksi Benda Asing
Inspeksi terhadap benda asing, termasuk bentuk benda asing tersebut. Harus dipastikan tidak ada luka tembus akibat benda asing. Luka tembus benda asing di mata harus dicurigai apabila:
- Terdapat riwayat penggunaan alat dengan tenaga kuat, misalnya benturan logam dengan logam
- Bila terdapat benda asing pada konjungtiva bulbus yang tidak gampang digerakkan atau diambil dengan swab kapas
Pemeriksaan Visus
Lakukan pemeriksaan visus pada kedua mata. Pemeriksaan visus dilakukan untuk menentukan tajam penglihatan penderita sebelum dilakukan tindakan. Tanyakan juga apakah terdapat penurunan tajam penglihatan setelah kejadian masuknya benda asing. Apabila terdapat penurunan tajam penglihatan, dilakukan konfirmasi tajam penglihatan pasca tindakan.
Ekstraksi Benda Asing
Ekstraksi benda asing konjungtiva dapat dilakukan tanpa anestesi namun bila membutuhkan anestesi, dapat diberikan anestesi lokal misalnya 2 tetes pantocain 0,5% atau tetracaine pada mata yang terkena benda asing. Penggunaan anestesi biasanya menghilangkan gejala pada pasien sehingga, sering disalahartikan oleh pasien bahwa benda asingnya sudah diangkat.
Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan dalam prosedur ekstraksi benda asing konjungtiva adalah:[1-3]
- Tetes mata anestesi topikal
- Swab kapas yang sudah direndam dalam salin normal
- Swab kapas untuk eversi palpebra superior
- Normal salin dalam botol/spuit untuk irigasi
- Pewarnaan fluorescein
- Sumber cahaya, baik penlight atau lampu sorot
- Kaca pembesar
- Bila tersedia dapat menggunakan slit lamp
Posisi Pasien
Ekstraksi benda asing konjungtiva biasanya tidak membutuhkan persiapan khusus yang harus dilakukan pasien. Seringnya tindakan ini dilakukan dalam setting kegawatdaruratan di IGD.[1-3]
Pasien harus diposisikan dalam keadaan nyaman, biasanya duduk dengan kepala menengadah ke atas ditopang oleh permukaan datar. Bila memungkinkan, pasien lebih merasa nyaman dengan tiduran, tindakan dapat dilakukan dengan posisi pasien tidur dan kepala beralaskan bantal. Bila terdapat slit lamp, ekstraksi benda asing konjungtiva dilakukan dengan posisi pasien duduk, dagu dan dahi diposisikan pada tempatnya.
Prosedural
Langkah-langkah yang dilakukan dalam ekstraksi benda asing konjungtiva adalah:[1-3]
Pemeriksaan dan Persiapan
- Persiapan dimulai dari persiapan alat dan persiapan dokter. Dokter wajib mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan selama tindakan. Tidak perlu menggunakan sarung tangan steril
- Inspeksi bola mata bagian bulbus untuk melihat letak benda asing pada konjungtiva bulbar
- Minta pasien menggerakan bola matanya ke atas, ke bawah, lateral dan menyerong untuk melihat semua lapang konjungtiva Lakukan pemeriksaan pada konjungtiva palpebra inferior dengan cara meminta pasien melihat ke atas sementara pemeriksaan menarik palpebra inferior ke bawah
- Pemeriksaan palpebra superior dilakukan dengan cara eversi, beda dengan pemeriksaan palpebra inferior
Caranya Dilakukan Eversi Palpebra Superior
- yang beda dengan pemeriksaan palpebra inferior, pada palpebra superior dilakukan eversi. Pasien diminta untuk melihat ke bawah, kepala menghadap depan
- Letakkan swab alkohol di pertengahan palpebra superior
- Dengan satu tangan, pegang ujung bawah kelopak mata atas, kemudian tekan bagian tengah kelopak mata ke dalam bawah dan bagian tepi kelopak mata ke luar
- Gerakan tersebut mengekspos konjungtiva palpebra superior
- Dilakukan stabilisasi gerakan kepala pasien dengan memintanya tidak bergerak. Bila diperlukan dapat meminta bantuan orang lain untuk menstabilisasi gerakan kepala pasien. Stabilisasi bola mata juga dilakukan dengan cara meminta pasien untuk fokus melihat satu tempat/titik
Prosedur
- Benda asing di konjungtiva dapat diekstraksi dengan mengusap halus menggunakan kapas swab yang sudah dibasahi dengan normal salin. Bila benda asing tidak dapat diekstraksi dengan kapas swab, lakukan irigasi dengan normal salin
- Bila ekstraksi dengan kapas dan irigasi tidak dapat mengeluarkan benda asing, ekstraksi dapat dilakukan jarum kecil 25 G. Jarum diarahkan ke benda asing secara tangensial. Ekstraksi benda asing konjungtiva dengan jarum harus dilakukan secara hati-hati. Tindakan ekstraksi benda asing konjungtiva dengan jarum menimbulkan ketakutan baik pada dokter dan pasien sehingga cara ini banyak ditinggalkan
- Bila pasien tidak merasa nyaman dengan prosedur ini, berikan anestesi topikal pada mata, biasanya 2 tetes pantocain. Tunggu hingga pantocain bekerja sebelum memulai prosedur tersebut. Lakukan prosedur seperti sebelumnya. Bila tindakan ekstraksi membutuhkan waktu yang lama, pikirkan untuk pemberian anestesi lokal ulang
- Pemberian anestesi topikal biasanya menghilangkan gejala pada pasien
- Tunggu hingga 30 menit pasca pemberian anestesi lokal, untuk menghilangkan efek kerjanya. Tanyakan pasien apakah dia masih merasa sensasi benda asing di matanya
Pasca-pro
- Setelah tindakan ekstraksi benda asing konjungtiva, lakukan pemeriksaan kornea.
- Lakukan pemeriksaan kornea dengan pewarnaan dengan fluorescence. Pemeriksaan ini juga dilakukan walaupun benda asing tidak ditemukan pada konjungtiva bulbar. Benda asing pada palpebra, terutama pada palpebra superior sering menyebabkan perlukaan akibat gesekan tiap kali pasien berkedip
- Pemeriksaan dengan fluorescence juga dapat mempermudah menemukan benda asing transparan pada lapisan air mata. Bila sudah menemukan satu benda asing, perlu dilakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan semua benda asing sudah diangkat. Bila ekstraksi dilakukan tanpa anestesi, gejala akan menghilang ketika benda asing terangkat. Bila gejala masih menetap, lakukan pemeriksaan ulang. Gejala yang menetap biasanya terjadi akibat benda asing yang tidak terangkat sempurna, benda asing di mata lebih dari satu atau terjadi abrasi kornea
Ekstraksi benda asing konjungtiva pada beberapa kondisi yang sangat sering didapatkan dalam setting IGD seperti ekstraksi lensa kontak dan ekstraksi lem.
Ekstraksi lensa kontak
Ekstraksi benda asing akibat lensa kontak adalah salah satu tindakan yang paling sering dilakukan di IGD. Biasanya pasien datang dengan keluhan tidak dapat mengeluarkan lensa kontaknya sendiri akibat “terlalu dalam”. Ekstraksi lensa kontak sering dilakukan pada pasien yang tidur tanpa melepas lensa kontaknya. Ekstraksi lensa kontak juga biasa dilakukan pada pasien dengan gangguan kesadaran atau pasien dengan trauma mata.
Lensa kontak yang melekat terlalu lama dapat menyebabkan penurunan permeabilitas udara sehingga penurunan pertukaran oksigen dari lapisan air mata ke kornea. Hal ini terjadi pada saat mengedip. Akibat terganggunya pertukaran oksigen, dapat menyebabkan iskemia jaringan.
Sebelum melakukan ekstraksi, pemeriksa harus melakukan anamnesis mengenai kejadian dan bentuk lensa kontak pasien. Lensa kontak yang lunak lebih mudah diekstraksi dibanding lensa kontak yang keras. Menemukan lensa kontak yang lunak, terutama yang tidak berwarna lebih sulit dibanding lensa kontak yang keras. Lensa kontak yang lunak lebih mudah dilihat dengan cahaya tangensial. Lensa kontak yang keras lebih mudah ditemukan.
Langkah Kerja Ekstraksi Lensa Kontak:
- Gunakan cahaya tangensial untuk melihat lensa lensa lunak
- Gunakan sarung tangan. Dengan jari tengah, tarik palpebra inferior ke bawah
- Setelah dapat memvisualisasi lensa, letakkan jari telunjuk tepat di lensa
- Tarik lensa keluar dengan gerakan mencubit oleh jari telunjuk dan jempol
- Untuk mengeluarkan lensa kontak yang keras dapat dilakukan dengan mendorong palpebra inferior ke atas tepat di bawah ujung lensa kontak
- Selain itu, dapat juga menggunakan suction yang tersedia secara komersial. Pada kondisi terjadi luka tembus mata, penggunaan suction lebih disarankan karena menurunkan tekanan yang diberikan pada mata
Ekstraksi Lem
Cukup sering terjadi adalah pasien datang dengan kondisi kelopak mata melekat dengan “lem gila”. Perlengketan lem gila dapat menyebabkan perlengketan di kelopak mata, konjungtiva dan kornea. Lem gila dapat menyebabkan avulsi jaringan bila dilakukan ekstraksi secara paksa. Selain itu, dapat pula terjadi luka bakar yang muncul akibat panas dari perlengketan lem.
Penatalaksanaan mirip seperti perlakuan pada luka bakar kimia and includes the following elements.
- Aliri bagian yang terkena lem dengan air
- Jangan mencoba memisahkan bagian yang menempel secara paksa
- Bila sudah terdapat bukaan, berikan tetes mata topikal untuk memberikan kenyamanan pada pasien. Dapat juga dilakukan pemberian tetes mata antibiotik
- Kompres bagian yang menempel dengan kompres hangat secara berkala
Pemisahan bagian yang perlengketan dapat terjadi dalam hitungan hari atau minggu, bergantung derajat keparahan. Setelah melakukan tindakan pertama dalam setting kegawatdaruratan, perlu dilakukan rujukan ke dokter mata.[4]
Follow up
Tidak diperlukan evaluasi berkala pada pasien yang menjalani prosedur ekstraksi benda asing konjungtiva. Pasien di edukasi untuk kembali ke dokter bila terdapat gejala yang menetap, misalnya rasa berpasir, perih dan tidak nyaman di mata. Selain itu, pasien juga perlu kembali ke dokter bila terdapat:[1.3]
- tanda-tanda infeksi
mata merah atau berair
- terdapat gangguan penglihatan yang sebelumnya tidak terjadi
- terdapat nyeri
Penggunaan penutup mata (eye patch) tidak disarankan untuk digunakan kecuali terdapat tanda infeksi dan abrasi kornea yang jelas. Pemberian obat mata topikal pasca tindakan belum mencapai kesepakatan. Beberapa obat tetes mata yang dapat diberikan adalah:
- Antibiotik spektrum luas, terutama bila terdapat tanda infeksi dan abrasi kornea yang jelas. Pada kasus tertentu, terutama pasca ekstraksi lensa kontak, antibiotik yang direkomendasikan adalah golongan kuinolon (misal ciprofloksacin, levofloksasin, moksifloksasin). Sebuah studi menunjukkan bahwa pasca ekstraksi, sekitar 32,7% menumbuhkan bakteri gram negatif pada kultur, terutama stapilokokus dan streptokokus. Bakteri golongan pseudomonas banyak ditemukan pada pengguna lensa kontak[5]
- Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAID) topikal seperti nepafenac dan diklofenak oftalmik dapat diberikan. Penggunaan NSAID diketahui memiliki efek analgesia. Penggunaan NSAID dapat diberikan secara topikal dengan/tanpa steroid sistemik[6]
- Obat lain seperti agen sikloplegik seperti Atropin dapat berikan guna mencegah nyeri akibat spasme otot siliaris, namun hal ini jarang dilakukan
- Pada kasus iritasi ringan dapat diberikan tetes mata artifisial[7]
- Penggunaan steroid topikal harus dihindarkan karena dapat menyebabkan infeksi jamur
- Penggunaan tetes mata analgesik topikal dihindarkan karena dapat menyamarkan rasa nyeri akibat gesekan benda asing yang belum terekstraksi sepenuhnya[8]