Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi Tambal Gigi general_alomedika 2023-01-10T16:10:31+07:00 2023-01-10T16:10:31+07:00
Tambal Gigi
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Indikasi Tambal Gigi

Oleh :
Drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Indikasi tambal gigi meliputi karies, abrasi, abfraksi, atrisi dan fraktur gigi, dengan catatan kondisi tersebut belum mengenai kamar atau tanduk pulpa. Apabila kelainan gigi sudah mengenai jaringan pulpa, maka perawatan yang diperlukan tidak sekadar tambal gigi, melainkan harus melakukan tindakan perawatan pulpa seperti kaping pulpa, pulpotomi, atau pulpektomi.[7,8]

Karies Gigi

Karies terjadi akibat proses demineralisasi struktur jaringan gigi yang dipengaruhi oleh 5 faktor. Lima faktor tersebut adalah host (gigi), lingkungan (saliva), mikroorganisme (bakteri penyebab karies, contoh: Streptococcus mutans), substrat (sisa makanan), dan waktu (seberapa lama sisa makanan berada di rongga mulut).[3,9]

Berdasarkan lokasi, karies dibagi menjadi enam jenis:

  • Kelas I: karies berada pada pit oklusal, pit bukal, fisur oklusal gigi posterior hingga cingulum dan 2/3 incisal gigi anterior
  • Kelas II: karies berada pada sisi mesial-oklusal, atau distal-oklusal gigi posterior
  • Kelas III: karies berada pada sisi mesial atau distal tanpa melibatkan sudut incisal gigi anterior
  • Kelas IV: karies berada pada sisi mesial atau distal dan melibatkan sudut incisal gigi anterior
  • Kelas V: karies berada pada 1/3 permukaan servikal, bukal, atau lingual/palatal gigi anterior maupun posterior
  • Kelas VI: karies berada pada incisal gigi anterior atau melibatkan minimal satu tonjol gigi posterior[10,11]

Sementara itu, ditinjau dari kedalaman karies, karies dapat dibedakan menjadi:

  • Karies superfisial: hanya melibatkan struktur enamel gigi disertai dengan sedikit dentin
  • Karies media: sudah melibatkan struktur dentin dalam ukuran sedang hingga tersisa selapis tipis dentin di atas kamar pulpa atau tanduk pulpa
  • Karies profunda: sudah melibatkan jaringan pulpa[10]

Tambal Gigi pada Karies

Jenis karies yang masih dapat ditangani dengan tambal gigi direk adalah pada karies superfisial dan karies media. Meski begitu, beberapa kasus karies media yang tinggal menyisakan sedikit dentin di atas kamar pulpa, perlu penanganan tambahan sebelum penumpatan dilakukan.

Jika sisa dentin di atas kamar pulpa memiliki ketebalan > 5 mm, maka dilakukan tumpatan sandwich, yaitu semen ionomer kaca digunakan sebagai pelindung pulpa, dikombinasikan dengan resin komposit. Di lain pihak, jika ketebalan < 5 mm, maka perlu dilakukan kaping pulpa terlebih dahulu menggunakan kalsium hidroksida atau Mineral Trioxide Aggregate (MTA).[12]

Pada kasus karies profunda, harus dilakukan perawatan jaringan pulpa seperti pulpotomi atau pulpektomi terlebih dahulu.[10]

Abrasi Gigi

Abrasi gigi adalah sebuah kondisi patologis dimana terjadi kehilangan struktur jaringan keras gigi akibat gaya gesek objek eksternal yang memasuki rongga mulut selain proses mastikasi fisiologis. Contoh objek eksternal yang dapat menyebabkan abrasi adalah sikat gigi. Biasanya abrasi terjadi pada area servikal gigi akibat penekanan sikat gigi yang berlebihan pada area tersebut.

Pada kasus abrasi, dapat langsung dilakukan penumpatan pada area abrasi tersebut. Jika abrasi yang terjadi sudah masif sehingga hanya tinggal sedikit dentin yang tersisa untuk melindungi pulpa, dapat ditambahkan perawatan kaping pulpa indirek.[10-12]

Abfraksi

Abfraksi adalah sebuah kondisi patologis hilangnya struktur jaringan keras gigi  pada permukaan servikal, hampir mirip seperti abrasi. Namun, perbedaan abfraksi dengan abrasi adalah bahwa abfraksi terjadi akibat tekanan oklusal dan lateral dari proses mastikasi.[11]

Perawatan pada kasus abfraksi sama seperti dengan abrasi, yaitu dapat langsung dilakukan penumpatan pada area tersebut dan dapat dikombinasikan dengan kaping pulpa indirek jika dentin yang tersisa di atas pulpa sudah sangat tipis.[13]

Atrisi Gigi

Atrisi gigi adalah sebuah kondisi patologis hilangnya jaringan keras gigi  pada permukaan incisal atau oklusal gigi. Penyebab atrisi gigi adalah gesekan antar gigi antagonis saat proses mastikasi, maloklusi, atau pada kondisi bruxism.[14]

Perawatan atrisi gigi pada kondisi maloklusi memerlukan adjustment terlebih dahulu agar tumpatan gigi tidak mudah lepas atau rusak. Sementara itu, pada kondisi bruxism, diperlukan pembuatan pelindung gigi (night guard) agar tumpatan tidak terlepas kembali.[9]

Erosi Gigi

Erosi adalah sebuah kondisi patologis hilangnya jaringan keras gigi akibat proses kimiawi tanpa intervensi bakteri. Contoh penyebab erosi ini adalah makanan asam (seperti jeruk atau cuka), gastroesophageal reflux disease, serta konsumsi obat seperti aspirin dan vitamin C.[8]

Pada erosi gigi dapat dilakukan penumpatan secara langsung, namun perlu disertai dengan menghilangkan penyebab terjadinya erosi tersebut. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi rekurensi di kemudian hari.[15]

Fraktur Gigi

Fraktur gigi adalah hilangnya jaringan keras gigi dan jaringan lunak gigi (pulpa) akibat trauma ekstraoral. Klasifikasi fraktur gigi yang paling sering digunakan adalah Klasifikasi Ellis:

  • Kelas 1: fraktur mahkota yang melibatkan struktur enamel
  • Kelas 2: fraktur mahkota yang melibatkan struktur enamel dan dentin, tanpa melibatkan pulpa
  • Kelas 3: fraktur mahkota yang melibatkan struktur enamel, dentin, dan pulpa
  • Kelas 4: trauma ekstraoral pada gigi yang menyebabkan gigi menjadi non vital, dapat disertai kehilangan struktur gigi atau tidak
  • Kelas 5: trauma ekstraoral pada gigi yang menyebabkan gigi terlepas dari soketnya atau avulsi

  • Kelas 6: fraktur terjadi pada area radiks gigi, dapat disertai kehilangan struktur mahkota atau tidak
  • Kelas 7: trauma ekstraoral gigi yang menyebabkan perubahan posisi gigi
  • Kelas 8: trauma ekstraoral gigi yang menyebabkan fraktur mahkota masif namun gigi tetap berada pada tempatnya dan akar tidak mengalami perubahan
  • Kelas 9: trauma ekstraoral pada gigi decidui

Pada kasus fraktur, yang dapat dilakukan tambal gigi secara langsung adalah pada kelas 1, 2, dan 9. Khusus pada kelas 9, harus dipastikan bahwa fraktur pada gigi decidui belum melibatkan jaringan pulpa.[16]

Referensi

3. Biclesanu C, Despa G, Pangica AM, Popescu A, Bataiosu M, Giurescu R. Methods for dental restoration with composite materials in the posterior zone. Ann DAAAM Proc Int DAAAM Symp. 2009;(January):1085–6.
7. Carlos J, Barrantes R, Araujo E, Dds J. Clinical Evaluation of Direct Composite Resin Restorations in Fractured Anterior Teeth Evaluación Clínica de Restauraciones Directas con Resina Compuesta en. Odovtos - Int J Dent Sci, 2015. 16:47–61.
8. Gáspárik C, Tofan A, Culic B, Badea M, Dudea D. Influence of light source and clinical experience on shade matching. Clujul Med, 2014. 87(1):30–3.
9. Fahl N. Step-by-Step Approaches for Anterior Direct Restorative Challenges. J Cosmet Dent, 2011. 26(4):42–55.
10. Florescu A, Manea S, Hancu V, Manu R, Biclesanu CF. The influence of cervical cavity shape on the restoration material retention: A finite element method study. Mater Plast, 2017. 54(1):111–5.
11. Hodobeţ AC, Bîcleşanu C, Tudose A, Florescu A. Direct restoration of proximal caries by means of ormocers and universal adhesives – Clinical case presentation. Rom J Stomatol. 2017;63(1):33–7.
12. Hanafi MGS, Izham A, Harismanto, Bahtiar EW. Biokompatibilitas Bahan Kaping Pulpa. Cakrodonya Dent J. 2021;13(1):14–21.
15. Karimzadeh A, Ayatollahi MR, Bushroa AR. Effect of dental restorative material type and shade on characteristics of two-layer dental composite systems. Lat Am J Solids Struct. 2016;13(10):1851–65.
16. Spinas E, Altana M. A new classification for crown fractures of teeth. J Clin Pediatr Dent. 2002 Feb 1;26:225–31.

Pendahuluan Tambal Gigi
Kontraindikasi Tambal Gigi

Artikel Terkait

  • Perawatan Gigi dan Mulut pada Ibu Hamil
    Perawatan Gigi dan Mulut pada Ibu Hamil
  • Pilihan Analgesik Oral untuk Nyeri Dental Akut
    Pilihan Analgesik Oral untuk Nyeri Dental Akut
  • Menyikat Gigi – Sebelum atau Sesudah Makan?
    Menyikat Gigi – Sebelum atau Sesudah Makan?
  • Toksisitas Restorasi Dental Amalgam
    Toksisitas Restorasi Dental Amalgam
  • Seberapa Sering Kontrol Kesehatan Gigi Diperlukan
    Seberapa Sering Kontrol Kesehatan Gigi Diperlukan

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
drg.Syifa
30 hari yang lalu
Penanganan pulpotomi pada gigi anak
Oleh: drg.Syifa
3 Balasan
Sy memiliki pasien anak usia 8 thn dgn kondisi gg 64 (gerahan susu atas kiri) yg berlubang cukup dalam. Pasien mengeluhkan sakit yg hilang mucul. Seringnya...
drg.Syifa
10 November 2022
Gigi susu bawah bengkak tidak sembuh setelah pengobatan antibiotik
Oleh: drg.Syifa
2 Balasan
Alo dokter....Px usia sekitar 4 thn bersama ibunya dgn kondisi klinis gigi molar 1 dan 2 bawah kanan berlubang besar dan dalam (karies profunda) gusi bengkak...
Anonymous
06 Oktober 2022
Antibiotik pada pasien dengan karies dentis
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, berapa dosis yg tepat untuk doxycycline pada kasus karies dentis? Atau baiknya menggunakan ab apa ya? Saya dokter umum di daerah tertinggal yg tidak...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.