Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Ruptur Uretra general_alomedika 2020-09-21T10:19:49+07:00 2020-09-21T10:19:49+07:00
Ruptur Uretra
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Ruptur Uretra

Oleh :
Alexandra Francesca Chandra
Share To Social Media:

Karena erat terkait dengan trauma, penatalaksanaan ruptur uretra tergantung dari stabilitas kondisi awal pasien. Ketidakstabilan akibat kondisi medis yang mengancam nyawa harus ditangani terlebih dahulu. Penatalaksanaan awal untuk ruptur uretra sendiri pada dasarnya mengacu pada drainase kandung kemih dan realignment primer jika memungkinkan. Operasi repair hanya dilakukan bila pasien sudah stabil dan waktunya sebaiknya disesuaikan hingga hematoma pelvis sudah mereda.[2]

Penatalaksanaan Ruptur Uretra Anterior

Penatalaksanaan ruptur uretra anterior berbeda tergantung jenis traumanya: trauma tumpul, penile fracture, atau trauma tembus.

Ruptur Uretra Terkait Trauma Tumpul

Pada ruptur uretra akibat trauma tumpul, penatalaksanaan mencakup diversi urine dan realignment dengan menggunakan kateter urine. Pemasangan kateter dipertahankan selama 2 minggu untuk ruptur parsial atau 3 minggu untuk ruptur komplit.[4]

Ruptur Uretra Terkait Penile Fracture

Penatalaksanaan ruptur uretra anterior terkait penile fracture pada dasarnya merupakan tindakan operatif dini untuk eksplorasi serta menjahit robekan corpus cavernosum dan memperbaiki sambungan uretra; baik dengan penjahitan sederhana untuk kasus laserasi kecil, maupun dengan repair anastomosis untuk ruptur komplit.[4]

Ruptur Uretra Terkait Trauma Tembus

Penatalaksanaan ruptur uretra terkait trauma tembus yaitu tindakan operatif dini untuk eksplorasi dan perbaikan sambungan uretra dengan penjahitan, kecuali bila terdapat kondisi medis mengancam nyawa lainnya yang harus diprioritaskan. Khusus tindakan repair ruptur >2cm pada uretra pars bulbaris atau >1.5cm dari uretra pars spongiosa dengan/tanpa infeksi, tidak perlu dilakukan sesegera mungkin, melainkan bertahap dengan interval waktu tertentu (staged repair) hingga resolusi trauma jaringan lainnya.[2,4]

Penatalaksanaan Ruptur Uretra Posterior

Penatalaksanaan ruptur uretra posterior berbeda tergantung jenis ruptur yang terjadi: parsial atau komplit. Secara umum, waktu dilakukannya tindakan operatif diklasifikasikan menjadi 3:

  • Immediate (segera): <48 jam setelah trauma

  • Delayed primary (primer tertunda): 2 hari sampai 2 minggu setelah trauma

  • Deferred (tertunda): >3 bulan setelah trauma[4]

Penatalaksanaan Awal

Pada beberapa jam pasca trauma, diversi urine pada dasarnya penting dilakukan untuk memantau output urine, mengatasi retensi urine simptomatis pada pasien yang sadar, dan meminimalisasi ekstravasasi urine, risiko infeksi, dan fibrosis. Pada pasien ruptur uretra, diversi urine pada jam-jam awal setelah trauma dilakukan dengan pemasangan kateter suprapubik. Pemasangan kateter ini sebaiknya dilakukan dengan bantuan ultrasonografi karena posisi kandung kemih yang sering berubah pada pasien trauma akibat hematoma pelvis atau karena pengisian kandung kemih yang buruk akibat syok.[4]

Penatalaksanaan Ruptur Uretra Posterior Parsial

Pada kasus ruptur uretra posterior parsial, penatalaksanaan hanya berupa pemasangan kateter suprapubik atau uretra dan pemantauan penyembuhan dengan uretrografi per 2 minggu. Umumnya penyembuhan terjadi tanpa scarring / obstruksi. Namun, bila terjadi striktur di kemudian hari, dapat dilakukan tindakan operatif yaitu:

  • Uretrotomi internal: pengambilan jaringan skar/striktur melalui prosedur sistoskopi baik dengan dipotong atau menggunakan laser; dilakukan bila striktur pendek dan tidak menyebabkan obstruksi total
  • Uretroplasti anastomosis: pemotongan bagian striktur dan penyatuan kembali kedua ujung uretra yang terputus; dilakukan bila striktur panjang dan menyebabkan obstruksi total, atau bila internal uretrotomi gagal[4]

Penatalaksanaan Ruptur Uretra Posterior Komplit

Penatalaksanaan definitif untuk kasus ruptur uretra posterior komplit pada dasarnya dibagi menjadi 3 menurut waktunya: immediate, delayed, atau deferred; meskipun yang direkomendasikan adalah penatalaksanaan deferred.

Tata Laksana Immediate:

Penatalaksanaan immediate berupa endoscopic realignment (aposisi kedua ujung uretra yang terputus melalui kateter) dan uretroplasti (penyatuan/penjahitan kedua ujung uretra yang terputus). Prosedur realignment dilakukan secara endoskopik, yaitu menggunakan guidewire yang dipasang ke kandung kemih melalui sistoskop yang rigid atau flexible, kemudian kateter dipasang melalui guidewire tersebut. Pemasangan kateter dapat menggunakan 2 sistoskop (retrograde via uretra, atau antegrade via suprapubik). Kateter ini dipertahankan antara 4-8 minggu. Namun, oleh karena bukti-bukti yang ada menunjukan tingginya risiko impotensi (56%), inkontinensia (21%), dan striktur (69%) pada uretroplasti immediate, prosedur ini tidak direkomendasikan kecuali di pusat urologi dengan ahli yang berpengalaman.

Tata Laksana Delayed:

Penatalaksanaan delayed juga berupa endoscopic realignment dan uretroplasti <14 hari setelah trauma sebelum proses fibrosis terjadi. Prosedur ini dilakukan bila tidak ada indikasi eksplorasi segera, misalnya luka tembak. Delayed primary realignment mencakup pemasangan kateter suprapubik inisial, kemudian barulah dilakukan realignment secara endoskopik setelah pasien stabil dan perdarahan pelvis membaik <14 hari setelah trauma. Prosedur uretroplasti sama dengan prosedur uretroplasti pada umumnya, tetapi hanya boleh dilakukan pada pusat urologi berpengalaman karena tingginya angka perburukan akibat uretroplasti.

Tata Laksana Deferred:

Penatalaksanaan deferred berupa diversi urine menggunakan kateter suprapubik selama 3 bulan, barulah kemudian dilakukan deferred urethroplasty setelah terjadi fibrosis dan obliterasi uretra posterior. Hal ini dikarenakan setelah 3 bulan hematoma pelvis sudah beresolusi, prostat sudah turun ke posisi normal, jaringan skar sudah stabil, juga pasien mampu berbaring ke posisi litotomi. Uretroplasti (perbaikan anastomosis dari kedua ujung uretra yang terputus) dilakukan melalui sayatan dari perineum, dengan keberhasilan dilaporkan mencapai 80-90%.[4]

Referensi

2. Cummings JM. Urethral trauma. Medscape. Updated Jan 2019. https://emedicine.medscape.com/article/451797-overview.
4. Kitrey ND, Djakovic N, Gonsalves M, Kuehhas FE, Lumen N, Serafetinidis E, et al. EAU guidelines on urological trauma. European Association of Urology. 2016. https://uroweb.org/wp-content/uploads/EAU-Guidelines-Urological-Trauma-2016-1.pdf.

Diagnosis Ruptur Uretra
Prognosis Ruptur Uretra

Artikel Terkait

  • Red Flag Hematuria
    Red Flag Hematuria
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
08 Juni 2021
Pasien pria usia 35 tahun dengan aliran kencing bercabang - Urologi Ask The Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo Dr. dr. Besut Daryanto, Sp. B, Sp. U(K), izin bertanya dokter.Kondisi apa saja yang membuat aliran kencing seorang pria menjadi bercabang secara...
dr.Maria Florensia
31 Maret 2021
Penanganan pertama ruptur uretra - Urologi Ask The Expert
Oleh: dr.Maria Florensia
1 Balasan
Selamat siang dokter Dr. dr. Besut Daryanto, Sp.B, Sp.U (K), izin bertanya utk kasus ruptur uretra, bgmn penanganan pertama yg kt lakukan di IGD? terimakasih...
dr.Andrew Logan
12 Februari 2019
Primary endoscopic realignment pada ruptur uretra
Oleh: dr.Andrew Logan
4 Balasan
Pada kasus ruptur uretra, selain sistostomi terkadang dilakukan primary endoscopic realignment. Pasa kasus apakah dilakukan PER, dan sebenarnya PER itu...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.