Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Poliomielitis yogi 2023-03-13T09:46:39+07:00 2023-03-13T09:46:39+07:00
Poliomielitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Poliomielitis

Oleh :
dr. DrRiawati MMedPH
Share To Social Media:

Patofisiologi poliomielitis atau polio akibat masuknya virus polio ke dalam tubuh terbagi dalam 2 fase, yaitu fase limfatik dan neurologis. Pada beberapa kasus dapat mengalami sindrom postpolio setelah 15‒40 tahun, terutama bila terkena polio akut pada usia sangat muda.[1,2]

Fase Limfatik

Fase limfatik dimulai dengan masuknya virus polio ke dalam tubuh manusia secara oral dan bermultiplikasi pada mukosa orofaring dan gastrointestinal. Dari fokus primer tersebut, virus kemudian menyebar ke tonsil, plakat Peyer, dan masuk ke dalam nodus-nodus limfatikus servikal dan mesenterika.

Pada fase limfatik ini, virus polio bereplikasi secara berlimpah lalu masuk ke dalam aliran darah, menimbulkan viremia yang bersifat sementara, menuju organ-organ internal dan nodus-nodus limfatikus regional. Kebanyakan infeksi virus polio pada manusia berhenti pada fase viremia ini.

Berdasarkan gejala yang muncul pada fase ini, polio dibedakan menjadi polio nonparalitik, polio abortif, dan meningitis aseptik non paralitik.[1,2]

Polio Nonparalitik

Hampir 72% infeksi virus polio pada anak-anak merupakan kasus asimtomatik. Masa inkubasi untuk polio nonparalitik ini berkisar 3‒6 hari. Satu minggu setelah onset gejala, jumlah virus polio pada orofaring makin berkurang. Namun, virus polio ini akan terus diekskresikan melalui feses hingga beberapa minggu kemudian, sekitar 3‒6 minggu.[1,2]

Polio Abortif

Sekitar 24% kasus infeksi virus polio pada anak-anak bermanifestasi tidak spesifik, seperti demam ringan dan sakit tenggorokan. Kondisi ini disebut polio abortif. Pada polio abortif terdapat kemungkinan terjadinya invasi virus ke dalam sistem saraf pusat tanpa manifestasi klinis atau laboratorium. Ciri khas kasus ini adalah terjadi kesembuhan total dalam waktu kurang dari satu minggu.[1,2]

Meningitis Aseptik Nonparalitik

Sekitar 1‒5% infeksi virus polio pada anak-anak menimbulkan meningitis aseptik nonparalitik setelah beberapa hari gejala prodromal. Gejala yang dialami penderita berupa kekakuan leher, punggung, dan/atau tungkai, dengan durasi sekitar 2‒10 hari, kemudian sembuh total.[1,2]

Fase Neurologis

Bila infeksi ini berlanjut, maka virus akan terus bereplikasi di luar sistem saraf yang kemudian akan menginvasi ke dalam sistem saraf pusat. Kondisi ini dikenal sebagai fase neurologis. Pada fase ini, virus polio akan melanjutkan replikasi pada neuron motorik kornu anterior dan batang otak, sehingga terjadi kerusakan pada lokasi tersebut.

Kerusakan sel-sel saraf motorik tersebut akan berdampak pada manifestasi tipikal pada bagian tubuh yang dipersarafinya. Keadaan ini berakibat terjadinya lumpuh layu akut, dikenal juga sebagai acute flaccid paralysis (AFP) sehingga polio yang terjadi dikenal sebagai polio paralitik.

Polio paralitik terjadi <1% dari semua kasus infeksi virus polio pada anak-anak. Gejala paralitik terjadi 1‒18 hari setelah prodromal, kemudian berlangsung progresif selama 2‒3 hari. Umumnya, progresivitas paralisis akan berhenti setelah suhu tubuh kembali normal.

Tanda dan gejala prodromal tambahan dapat berupa refleks superfisial menurun hingga menghilang, refleks tendon dalam meningkat disertai nyeri otot berat dan kejang pada tungkai atau punggung. Saat fase AFP, refleks tendon dalam akan berkurang dan biasanya asimetris. Setelah gejala menetap selama beberapa hari atau minggu, kekuatan kemudian mulai kembali dan pasien tidak mengalami kehilangan sensorik atau perubahan kognisi.[1,2]

Klasifikasi Polio Paralitik

Klasifikasi polio paralitik terdiri dari tiga tipe tergantung tingkat keterlibatan organ yang terkena, yaitu:

  • Polio spinal: terjadi pada 79% kasus polio paralitik pada periode 1969‒1979, ciri khas adalah terjadi paralisis asimetrik pada tungkai
  • Polio bulbar: terjadi pada 2% kasus paralitik, ciri khas berupa kelemahan otot-otot yang diinervasi oleh saraf kranial
  • Polio bulbospinal: kombinasi dari kedua tipe polio di atas, manifestasi yang timbul adalah kelumpuhan otot diafragma sehingga pasien sulit bernapas, lumpuh layu pada lengan dan tungkai, gangguan mengunyah, serta gangguan fungsi jantung[1-4]

Polio paralitik dapat menyebabkan sekuele deformitas anggota tubuh, seperti genu valgum yang dapat berkembang menjadi kondisi osteoporosis, fraktur, osteoarthritis atau skoliosis.[1-4]

Sindrom Postpolio

Sekitar 25‒40% penderita polio paralitik akan mengalami sindrom postpolio setelah 15‒40 tahun. Sindrom ini diperkirakan karena kegagalan unit-unit motorik berukuran lebih besar yang terjadi selama proses pemulihan penyakit.[1-4]

Sindrom postpolio dapat berupa eksaserbasi penyakit, seperti nyeri otot, kelemahan pada ekstremitas yang terkena paralisis, bahkan mengalami lumpuh layu kembali. Faktor risiko terkena sindrom postpolio adalah:

  • Sakit yang berkepanjangan sejak terkena infeksi virus polio akut
  • Residu penyakit yang permanen setelah sembuh dari infeksi akut tersebut
  • Jenis kelamin perempuan
  • Usia sangat muda[1-4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Racaniello, V.R., One hundred years of poliovirus pathogenesis. Virology, 2006. 344(1): p. 9-16.
2. Estivari F. Epidemiology and Prevention of Vaccine-Preventable Diseases: Poliomyelitis. CDC. 2021; https://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/polio.html
3. Mammas, I.N., et al., Current views and advances on Paediatric Virology: An update for paediatric trainees. Experimental and Therapeutic Medicine, 2016. 11(1): p. 6-14.
4. Howard, R.S., Poliomyelitis and the post polio syndrome. BMJ : British Medical Journal, 2005. 330(7503): p. 1314-1318.

Pendahuluan Poliomielitis
Etiologi Poliomielitis
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
21 Oktober 2021
Rehabilitasi pada kasus poliomyelitis - Rehabilitasi Medis Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
1 Balasan
Alo Dr. dr. Vitriani Biben, Sp.KFR(K), izin bertanya dokter.Kapan sebaiknya pasien bayi dengan poliomyelitis menjalani rehabilitasi? Jenis...
dr. Nurul Falah
09 Februari 2021
Jarak Suntik IPV yang terlalu berdekatan
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya.Apakah ada dampak negatif dari jarak antar penyuntikan IPV yang terlalu berdekatan misalnya hanya 3 minggu?Terimakasih sebelumnya...
dr. Nurul Falah
26 Januari 2021
Berapa Persen Tingkat Kesembuhan Pasien dengan Poliomyelitis - Saraf Ask The Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo dr. Ade Wijaya, Sp. S. Izin bertanya dokter.Dulu pernah ada user berusia 21 tahun yang didiagnosis dokter dengan poliomyelitis, saat ini user mengalami...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.