Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Varicella irfan 2021-06-14T11:50:07+07:00 2021-06-14T11:50:07+07:00
Varicella
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription Alomedika

Diagnosis Varicella

Oleh :
dr. Jocelyn Prima Utami
Share To Social Media:

Diagnosis varicella atau cacar air (chickenpox) umumnya ditegakkan secara klinis berdasarkan karakteristik lesi kulit. Akan tetapi, pemeriksaan penunjang seperti tes Tzanck, pemeriksaan serologis, dan isolasi virus dengan polymerase chain reaction atau kultur dapat dilakukan jika perlu, terutama pada kasus-kasus yang atipikal.[3]

Anamnesis

Berbeda dengan varicella pada remaja dan orang dewasa, varicella pada anak-anak umumnya tidak diikuti oleh gejala prodromal. Gejala prodromal yang mungkin dialami pasien remaja dan dewasa adalah nyeri otot, mual, penurunan nafsu makan, sakit kepala, demam, lemas, dan bercak merah pada kulit. Pada anak-anak, umumnya gejala dan tanda yang pertama ditemukan adalah lesi oral atau bercak merah di kulit.

Dokter perlu menanyakan faktor risiko varicella, seperti kondisi immunocompromised, riwayat imunisasi, dan riwayat kehamilan. Perlu ditanyakan juga riwayat kontak dengan orang lain yang terinfeksi varicella dalam 10–21 hari sebelumnya.

Umumnya, lesi kulit dapat ditemukan dalam tingkat perkembangan yang berbeda-beda. Lesi kulit dapat bermula sebagai titik merah kecil di wajah, tubuh, lengan atas, dan tungkai. Sekitar 12 jam kemudian, lesi kulit dapat berprogresi menjadi benjolan kecil, vesikel, papula, pustula, hingga keropeng.

Lesi kulit juga dapat muncul di telapak tangan dan telapak kaki serta membran mukosa disertai dengan pruritus yang intens. Penularan varicella berakhir sekitar 5–7 hari setelah onset eksantema dengan vesikel kulit yang menjadi keropeng seluruhnya. Setelah sekitar 2 minggu, lesi kulit umumnya akan sembuh tanpa bekas.[1,2,5]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik pasien varicella, dapat ditemukan lesi kulit berupa vesikel yang dikelilingi halo eritema, yang sering disebut sebagai dewdrop on a rose petal. Ciri khas cacar air adalah adanya lesi kulit dengan berbagai tingkat perkembangan. Lesi dapat sembuh dengan sendirinya tanpa ada bekas. Akan tetapi, pada kondisi superinfeksi sekunder oleh bakteri, ekskoriasi dan pembentukan bekas luka dapat terjadi.

Lesi hemoragik umumnya jarang ditemukan tetapi dapat terjadi pada pasien dengan kondisi immunocompromised. Pada orang dewasa yang mengalami cacar air, lesi kulit dapat terjadi secara meluas di seluruh tubuh dengan demam yang lebih panjang dan risiko komplikasi yang lebih tinggi.

Selain lesi di kulit, lesi oral dan lesi area tonsil yang disertai rasa nyeri dan gatal juga umum ditemukan. Lesi ini dapat mendahului lesi eksternal kulit 1–3 hari.[1,2]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding varicella adalah penyakit yang memiliki lesi kemerahan kulit, seperti erupsi obat-obatan, impetigo, gigitan serangga, dan dermatitis herpetiformis.

Gigitan Serangga

Pada kasus gigitan serangga, pasien menunjukkan lesi kulit kemerahan yang dapat disertai pembengkakan, papula, dan rasa gatal, yang bisa bervariasi tergantung pada jenis serangga. Dokter perlu ditanyakan riwayat kontak dengan serangga atau hewan, riwayat pekerjaan, aktivitas outdoor, dan riwayat perjalanan.[11]

Impetigo

Impetigo biasanya ditandai dengan lesi kulit vesikel atau pustula yang disertai oleh eksudat purulen, seperti gambaran krusta madu. Selain itu, dapat ditemukan juga bula pada impetigo bulosa. Pada kasus impetigo, dokter perlu menanyakan riwayat malnutrisi, imunosupresi, diabetes, higienitas yang kurang baik, serta riwayat aktivitas di tempat yang ramai. Diagnosis impetigo dapat ditegakkan juga melalui kultur bakteri.[12]

Dermatitis Herpetiformis

Dermatitis herpetiformis memiliki gambaran lesi berupa papula dan vesikel kemerahan di lokasi-lokasi ekstensor tubuh. Umumnya lesi ini disertai oleh rasa gatal dan dapat terjadi bersama gejala penyakit lainnya, seperti gluten-sensitivity enteropathy (GSE). Dermatitis herpetiformis merupakan penyakit kronis autoimun yang berkaitan dengan isu genetik, sehingga riwayat penyakit ini di keluarga juga perlu ditanyakan.[13]

Erupsi Obat

Erupsi obat dapat menyerupai berbagai jenis lesi kulit. Umumnya erupsi obat-obatan dicurigai pada pasien dengan riwayat konsumsi obat-obatan tertentu yang mengalami erupsi kulit simetris secara mendadak. Dokter perlu menanyakan riwayat penggunaan obat, riwayat alergi, interval waktu timbulnya erupsi, durasi, frekuensi, dosis, dan rute pemberian obat-obatan.[14]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dapat membantu penegakkan diagnosis, terutama pada kasus yang atipikal. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah tes Tzanck, pemeriksaan serologis, dan isolasi virus dengan polymerase chain reaction ataupun kultur.[1,5]

Tes Tzanck

Tes Tzanck merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang mudah dilakukan dan berbiaya terjangkau. Tes ini dilakukan dengan mengambil kerokan dari dasar vesikel kulit. Kerokan lalu diberi pewarnaan Giemsa dan diperiksa di bawah mikroskop.

Hasil positif akan memberikan gambaran badan inklusi dan sel datia berinti banyak. Namun, tes Tzanck hanya mengonfirmasi bahwa lesi kulit disebabkan oleh herpesvirus (termasuk varicella-zoster virus) tetapi tidak secara spesifik mengonfirmasi adanya varicella-zoster virus (VZV) itu sendiri.[2,15]

Pemeriksaan Serologis

Pemeriksaan serologis dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi spesifik varicella. Pemeriksaan ini biasanya bersifat kurang sensitif bila dibandingkan dengan polymerase chain reaction (PCR) tetapi lebih mudah dijumpai daripada fasilitas PCR.

Adanya IgM menandakan infeksi aktif tetapi sulit membedakan infeksi primer, reinfeksi, dan reaktivasi. Sementara itu, adanya IgG bisa mengindikasikan infeksi baru maupun imunitas dari vaksinasi. Tidak adanya antibodi pada hasil pemeriksaan tidak dapat mengeksklusi infeksi VZV karena antibodi baru dapat terdeteksi ketika gambaran lesi kulit muncul.

Setelah era vaksinasi varicella, pemeriksaan serologis umumnya tidak diperlukan pada anak, remaja, dan orang dewasa yang sehat karena tingginya tingkat serokonversi. Pemeriksaan serologis dapat dilakukan melalui beberapa teknik, yaitu immunoassay enzim, tes aglutinasi lateks, indirect fluorescent antibody, complement fixation, dan fluorescent antibody to membrane assay.[2,3,5]

Isolasi Virus

Isolasi varicella-zoster virus (VZV) melalui kultur cairan vesikel memberikan diagnosis yang definitif. Namun, kultur ini sulit dilakukan dan biasanya hanya positif pada <40% kasus. Polymerase chain reaction (PCR) merupakan alternatif yang lebih sensitif untuk mengidentifikasi VZV dan membutuhkan waktu yang lebih singkat daripada kultur.

PCR dapat menggunakan sampel selain cairan lesi kulit, misalnya cairan serebrospinal, saliva, dan darah. Akan tetapi, PCR yang menggunakan cairan dari lesi kulit (vesikel) dilaporkan akan memberikan hasil yang terbaik. Sampel lain memiliki risiko hasil negatif palsu yang lebih tinggi daripada sampel lesi kulit. Kekurangan PCR adalah fasilitasnya jarang tersedia.[1,2,5]

Referensi

1. Ayoade F, Kumar S. Varicella Zoster. StatPearls Publishing. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448191/
2. Papadopoulos AJ, Janniger CK. Chickenpox. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1131785-overview
3. Freer G, Pistello M. Varicella-zoster virus infection: natural history, clinical manifestations, immunity and current and future vaccination strategies. New Microbiol. 2018 Apr;41(2):95-105.
5. Sauerbrei A. Diagnosis, antiviral therapy, and prophylaxis of varicella-zoster virus infections. European Journal of Clinical Microbiology & Infectious Diseases. 2016 May;35(5):723-34.
11. Powers J, McDowell RH. Insect Bites. StatPearls Publishing. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537235/
12. Nardi NM, Schaefer TJ. Impetigo. StatPearls Publishing. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430974/
13. Mirza HA, Gharbi A, Bhutta BS. Dermatitis Herpetiformis. StatPearls Publishing. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493163/
14. Al Aboud DM, Nessel TA, Hafsi W. Cutaneous Adverse Drug Reaction. StatPearls Publishing. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK533000/
15. Janniger CK, Eastern JS. Herpes Zoster. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/1132465-workup#c6

Epidemiologi Varicella
Penatalaksanaan Varicella

Artikel Terkait

  • Manajemen Varicella pada Kehamilan
    Manajemen Varicella pada Kehamilan
Diskusi Terkait
Anonymous
12 Februari 2023
Lokasi penyuntikkan vaksin varicella
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokterBeberapa waktu lalu, saya mendapat konsultasi dari pasien tentang cara penyuntikan dan lokasi vaksin varicella.Penyuntikkan vaksin varicella secara...
dr.Khatrina
16 Januari 2023
Ruam pada tangan pasien dengan varicella tidak membaik
Oleh: dr.Khatrina
1 Balasan
Alo Dokter. Ingin berdiskusi untuk kasus berikut. Pasien didiagnosis dengan Varicella dan sudah mendapatkan pengobatan Acyclovir 5*800 mg selama 7...
dr.Airindya Bella Kusumaningrum
01 Desember 2022
Treatment untuk varicella pada bayi - Anak Ask the Expert
Oleh: dr.Airindya Bella Kusumaningrum
2 Balasan
ALO dr. Yoke, Sp.A, Saya ijin bertanya ya, Dok. Pasien bayi berusia 8 bulan, dengan berat badan 7.7kg, mengalami lesi kulit yang khas mengarah pada...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.