Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Spine Curvature Disorder general_alomedika 2019-12-06T15:42:44+07:00 2019-12-06T15:42:44+07:00
Spine Curvature Disorder
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Spine Curvature Disorder

Oleh :
dr. Amelia Febrina
Share To Social Media:

Penatalaksanaan spine curvature disorder dapat dilakukan melalui observasi, terapi konservatif dan terapi pembedahan. Dua tujuan penatalaksanaan dari spine curvature disorder adalah untuk mencegah terjadinya kelengkungan yang lebih berat lagi, mencegah terjadinya komplikasi, dan mengembalikan bentuk dari deformitas ke bentuk awal yang dapat diterima oleh pasien.

Observasi

Observasi yang dilakukan pada spine curvature disorder adalah untuk  melihat apakah kelengkungan bersifat progresif atau tidak. Secara khusus, pasien skoliosis idiopatik dengan kelengkungan kurang dari 30 derajat, dilakukan observasi dan follow up setiap 4-12 bulan. [8,13,23]

Terapi Konservatif

Terapi konservatif yang dapat dilakukan pada pasien dengan spine curvature disorder adalah terapi fisik dan penggunaan brace. Terapi konservatif lebih sering digunakan pada pasien dengan penyebab idiopatik dibandingkan kongenital. [24,25]

Braces merupakan terapi konservatif yang sering digunakan pada pasien dengan spine curvature disorder. Terdapat perdebatan mengenai efektivitas dari penggunaan braces ini, maka dari itu Scoliosis Research Society membuat suatu kriteria untuk menstandarisasi penggunaan Brace pada pasien Adolescent Idiopathic Scoliosis, kriteria yang dimaksud adalah :

  • Usia 10 tahun atau lebih
  • Risser 0-2 (osifikasi dan fusi apofisis iliaka baru mulai ke arah posterior)
  • Kelengkungan primer 25-40 derajat
  • Belum pernah dilakukan terapi apapun
  • Untuk pasien wanita, dilakukan pada premenarch atau kurang setahun dari postmenarchal [24,25]

Pada pasien dengan diagnosis scheuermann kyphosis dapat dilakukan pemasangan brace dan terapi fisik apabila kelengkungan mencapai 55 derajat pada kifosis toraks atau 40 derajat pada kifosis torakolumbal. Maturitas dari tulang juga berpengaruh, brace hanya dianjurkan pada pasien kifosis dengan tanda risser dibawah 4. [9]

Persiapan Rujukan

Rujukan dapat dilakukan ke dokter spesialis ortopedi atau bedah saraf. Indikasi rujukan pada pasien dengan spine curvature disorder adalah :

  • Pasien anak dengan kelengkungan tulang belakang yang atipikal lebih dari 10 derajat kelengkungan torakal,
  • Terdapat kelainan neurologi
  • Nyeri yang signifikan
  • Pasien remaja atau dewasa dengan kelengkungan tulang belakang yang mencapai 20-25 derajat
  • Pasien adolescent idiopathic scoliosis apabila cobb angle lebih besar dari 45 derajat
  • Terdapat progresi kelengkungan yang melebihi 1 derajat per bulan harus segera dirujuk dalam waktu 3-6 bulan [19,23,26]

Pembedahan

Tujuan dari terapi pembedahan pada pasien spine curvature disorder adalah untuk mencegah perburukan dari kelengkungan tulang belakang dan meningkatkan keseimbangan serta memperbaiki kesejajaran dari tulang belakang. Terapi pembedahan hanya diindikasikan pada pasien yang telah dilakukan terapi konservatif dan tidak ada perbaikan, atau pada pasien dengan perkembangan yang progresif. Akan tetapi menurut sebuah kajian pustaka, hal yang perlu dipertimbangkan pada pasien dengan spine curvature disorder, risiko terjadinya komplikasi apabila dilakukan pembedahan sebesar 50% dan serta risiko dilakukannya operasi ulang adalah 50%. [27,28]

Terapi pembedahan terbaru yang dilakukan pada pasien dengan diagnosis kifosis adalah vertebroplasty dan kyphoplasty, sama hal nya seperti penatalaksanaan pada nyeri punggung bawah. Terapi ini diawali dengan mengurangi kelengkungan dari tulang belakang dengan cara menginflasi balon ke dalam vertebra, kemudian dilakukan injeksi cement ke dalam vertebra yang berfungsi sebagai pengisi kekosongan vertebra tersebut. [13]

Terdapat 2 strategi pembedahan pada pasien dengan spine curvature disorder yaitu dengan strategi koreksi dan fusion. Koreksi dilakukan dengan menggunakan rods, hooks, sekrup, dan kawat yang akan dikombinasi dengan cangkok tulang yang didapat dari pasien sendiri, cadaver maupun tulang artifisial. Strategi ini dapat dikombinasi ataupun dilakukan monoterapi bergantung pada kelengkungan tulang, usia serta referensi dari dokter bedah. [19]

Referensi

8. Hawes MC, Brien JPO. The transformation of spinal curvature into spinal deformity : pathological processes and implications for treatment. 2006;9:1–9.
9. Gözden L. Kyphosis and Review of the Literature. 2014;455–65.
13. Bettany-saltikov J, Turnbull D, Ng SY, Webb R, Uk S. Management of Spinal Deformities and Evidence of Treatment Effectiveness Abstract : 2017;1521–47.
19. Janicki JA, Frcsc BA. Scoliosis: Review of diagnosis and treatment. 2007;12(9):771–6.
23. Kim H, Kim HS, Moon ES, Yoon CS, Chung TS, Song HT, et al. Scoliosis Imaging : What Radiologists Should Know. RSNA. 2010;30(2006).
24. Kuroki H. Brace Treatment for Adolescent Idiopathic Scoliosis. 2018;
25. Richards BS, Bernstein RM, Amato CRD, Thompson GH. Standardization of Criteria for Adolescent Idiopathic Scoliosis Brace Studies SRS Committee on Bracing and Nonoperative Management. 2005;30(18):2068–75.
26. Adobor RD, Riise RB, Sørensen R, Kibsgård TJ, Steen H, Brox JI. Scoliosis detection , patient characteristics , referral patterns and treatment in the absence of a screening program in Norway. 2012;1–9.
27. Tanı K, Yöntemleri T. Kyphosis : Diagnosis , Classification and Treatment Methods. 2014;(34):62–74.
28. Weiss HR, Moramarco M. Scoliosis — treatment indications according to current evidence. :1–7.

Diagnosis Spine Curvature Disorder
Prognosis Spine Curvature Disorder
Diskusi Terkait
dr. Fathir Miski
24 Februari 2020
Rekomendasi dokter subspesialis untuk tindakan operasi rekonstruksi tulang belakang dan second opinion
Oleh: dr. Fathir Miski
3 Balasan
Selamat siang docs..Saya mendapatkan pertanyaan dari pasien. Ny. H, 67 tahun, mengalami nyeri di tulang belakang dan pinggul sebelah kiri. Tidak dapat...
dr.Faidul Hidayati Siska Ginting
25 Desember 2019
Merawat korset untuk skoliosis
Oleh: dr.Faidul Hidayati Siska Ginting
9 Balasan
Alodokter,ada user perempuan 24 tahun didiagnosis dokter skoliosis dan disarankan memakai korset skoliosis. user bertanya cara perawatan korset tsb,apakah...
dr. Alfonsus Mario Eri Surya Djaya
21 April 2019
Efek skoliosis pada kehamilan
Oleh: dr. Alfonsus Mario Eri Surya Djaya
13 Balasan
Selamat malam TS. Ijin bertanyaApakah ada efek tertentu skoliosis pada kehamilan?Misalkan pertimbangan khusus jika diperlukan operasi sesar karena tindakan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.