Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Fraktur Klavikula general_alomedika 2022-08-04T13:41:36+07:00 2022-08-04T13:41:36+07:00
Fraktur Klavikula
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Fraktur Klavikula

Oleh :
dr. Jennifer
Share To Social Media:

Diagnosis fraktur klavikula dapat ditegakkan dengan temuan klinis berupa deformitas, krepitasi, atau nyeri tekan pada area klavikula setelah suatu cedera. Pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen klavikula dan rontgen toraks juga perlu dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis.

Anamnesis

Anamnesis pada kasus fraktur klavikula dapat dilakukan dengan menanyakan cara atau mekanisme cedera secara singkat. Mekanisme yang paling umum adalah mekanisme tidak langsung, seperti jatuh, kecelakaan lalu lintas, atau kecelakaan di tempat kerja. Pasien umumnya mengeluhkan nyeri, pembengkakan, kesulitan untuk menggerakkan bahu, ataupun suara retak pada bagian yang cedera.[4]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, bahu yang mengalami cedera mungkin tampak memendek, permukaan kulit di area klavikula mungkin ada yang menonjol, dan tangan mungkin tampak terkulai. Dokter dapat juga menemukan pembengkakan, ekimosis, dan nyeri tekan. Pada mekanisme cedera langsung, dokter dapat menemukan abrasi di atas klavikula. Pada perabaan, bisa didapatkan krepitasi.

Identifikasi juga ada tidaknya disfungsi saraf distal yang terkait dengan cedera pleksus brakialis. Penurunan denyut nadi dapat ditemukan bila terdapat cedera arteri subklavia. Apabila ada tanda stasis vena, sianosis, dan pembengkakan, cedera vena subklavia mungkin telah terjadi.

Pemeriksaan pada ekstremitas dan seluruh bagian tubuh yang lain perlu diperhatikan, khususnya pada kasus trauma multipel. Waspadai tanda pneumothorax, hemothorax, atau cedera otak traumatik.[4]

Diagnosis Banding

Fraktur klavikula perlu didiagnosis banding dengan fraktur iga, dislokasi sendi bahu, dan rotator cuff injury.[4]

Fraktur Iga

Etiologi paling sering pada fraktur iga adalah trauma tumpul dinding dada. Fraktur dapat terjadi pada satu tulang iga atau lebih. Mekanisme cedera fraktur iga hampir sama dengan fraktur klavikula, yaitu jatuh, kecelakaan lalu lintas, dan kecelakaan kerja. Kedua fraktur ini bisa dibedakan melalui pemeriksaan radiologi.[14]

Dislokasi Sendi Bahu

Dislokasi sendi bahu terdiri dari empat jenis, yaitu anterior dislocation, posterior dislocation, multidirectional instability, dan inferior dislocation. Bentuk paling sering dari dislokasi sendi bahu adalah anterior dislocation (85% dari semua dislokasi sendi bahu).

Pasien dislokasi sendi bahu juga mengeluhkan nyeri, bengkak, dan sulit menggerakkan lengan seperti pada fraktur klavikula. Diagnosis klinis bisa ditunjang dengan rontgen. Reduksi dislokasi harus dilakukan sesegera mungkin. MRI dapat dilakukan setelah reduksi dislokasi untuk menilai adanya cedera ligamen.[15]

Rotator Cuff Injury

Cedera rotator cuff bermanifestasi sebagai nyeri bahu yang dapat terjadi pada semua kelompok usia. Pasien datang dengan keluhan utama nyeri pada sendi bahu disertai dengan kaku, pergerakan terbatas, dan krepitasi. Pemeriksaan penunjang yang paling akurat mendiagnosis kelainan ini adalah MRI.[16]

Dislokasi Sternoklavikula

Dislokasi sternoklavikula adalah cedera yang jarang ditemukan. Mekanisme cedera ini adalah benturan energi tinggi, seperti kecelakaan kendaraan bermotor kecepatan tinggi atau cedera olahraga. Dislokasi sternoklavikula anterior ditandai dengan benjolan di dekat sternum, sedangkan dislokasi posterior ditandai dengan sesak napas dan stridor. CT scan dapat mengidentifikasi dislokasi dan cedera lain di sekitar mediastinum.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada fraktur klavikula dibutuhkan untuk mengonfirmasi fraktur, menilai komplikasi, dan mengonfirmasi setelah tindakan. Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa rontgen klavikula, rontgen toraks, CT scan, arteriografi, dan USG.

Rontgen Klavikula

Pemeriksaan evaluasi standar adalah rontgen klavikula yang dilakukan pada posisi anteroposterior (AP) dengan kemiringan cephalic 45 derajat. Pada rontgen awal, bagian cedera mungkin terlihat normal meskipun temuan klinis sangat mengarah ke fraktur. Jika ditemukan kasus seperti ini, lengan harus diimobilisasi, kemudian lakukan rontgen ulang dalam 7–10 hari jika gejala menetap.[4]

Rontgen Dada

Rontgen dada perlu dilakukan untuk mengevaluasi kemungkinan terjadinya fraktur iga, pneumothorax, dan hemothorax pada cedera multipel.[4]

CT Scan

Pemeriksaan CT scan dapat digunakan untuk evaluasi lebih lanjut fraktur. Pada kasus fraktur klavikula medial, CT scan dapat memperlihatkan pergeseran segmen tulang ke arah posterior, impingement trakea, dan cedera struktur neurovaskular. CT scan juga diperlukan apabila pada rontgen terdapat bagian tulang yang saling tumpang tindih.[4]

Arteriografi

Pemeriksaan arteriografi hanya dilakukan jika dicurigai ada kerusakan vaskular.[4]

Ultrasonografi

Menurut Cross, et al, ultrasonografi (USG) dapat mendiagnosis fraktur klavikula pada anak-anak secara akurat. Pada suatu penelitian prospektif, tingkat akurasi USG dapat mencapai 96% dengan nilai prediksi positif hingga 95% dan nilai prediksi negatif 96%. USG juga mengurangi rasa tidak nyaman jika dibandingkan dengan rontgen.[4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

4. Kleinhenz BP. Clavicle Fractures Treatment & Management. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/92429-treatment
14. Melendez SL. Rib Fracture. Medscape. 2017. https://emedicine.medscape.com/article/825981-overview
15. Cothran VE. Shoulder Dislocation. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/93323-overview
16. Malanga GA. Rotator Cuff Injury. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/92814-overview

Epidemiologi Fraktur Klavikula
Penatalaksanaan Fraktur Klavikula
Diskusi Terkait
dr. Irene Cindy Sunur
28 Januari 2021
Penanganan yang tepat pada pasien dengan fraktur klavikula - Ortopedi Ask the Expert
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
Alo dr. Hendra,Saya ingin bertanya tentang kasus fraktur klavikula. Selama ini, mayoritas kasus fraktur klavikula yang tidak parah ditangani secara...
dr.Alni Magdalena
18 April 2018
Diagnosis laki-laki 30 tahun nyeri saat inspirasi akibat jatuh dari motor + hasil Xray
Oleh: dr.Alni Magdalena
6 Balasan
Dear rekan sejawat,   Mohon konsul dan pendapat rekan sejawat untuk pasien laki-laki, 30 tahun, pengendara ojek online jatuh dari sepeda motor. Pasien...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.