Terapi Konservatif vs Pembedahan pada Fraktur Klavikula

Oleh :
dr.Alvi Muldani

Pendekatan terapi terbaik untuk fraktur klavikula masih menjadi perdebatan, apakah terapi konservatif atau pembedahan yang membawa manfaat klinis lebih banyak bagi pasien. Lokasi fraktur klavikula yang paling umum adalah sepertiga tengah klavikula dan sebagian besar dapat dirawat secara konservatif.

Meski demikian, beberapa kasus fraktur klavikula yang diterapi secara konservatif dapat mengalami malunion. Atas dasar inilah pembedahan dianggap sebagai pendekatan terapi yang perlu dipertimbangkan. Pembedahan pada fraktur klavikula umumnya melibatkan reduksi terbuka fraktur dan fiksasi internal.[1-3]

FrakturKlavikula

Sekilas Tentang Fraktur Klavikula

Klavikula adalah tulang berkurva dua dan berbentuk seperti huruf S. Fungsi utama klavikula adalah sebagai penyangga skapula untuk menopang ekstremitas atas dari dinding dan rongga dada sehingga ekstremitas atas dapat bergerak dengan range of movement (ROM) yang bervariasi dan luas.

Fraktur tulang klavikula diperkirakan menyumbang 2,6–4% dari total kasus fraktur pada pasien dewasa. Pada populasi dewasa muda, biasanya fraktur klavikula terjadi pada lokasi midshaft dan pada populasi lansia biasanya terjadi pada bagian ujung lateral tulang klavikula.[1,2]

Pasien dengan fraktur klavikula biasanya mengalami nyeri yang terlokalisir di atas tempat fraktur. Ekstremitas yang terdampak biasanya diposisikan mendekat ke tubuh. Pasien dapat mengeluhkan suara snapping dan cracking ketika cedera terjadi. Mekanisme tersering terjadinya fraktur klavikula adalah terjatuhnya badan ke bahu samping.[3,4]

Pada pemeriksaan fisik, dapat tampak deformitas pada tulang klavikula. Bahu biasanya tertarik ke bawah pada pasien yang mengalami fraktur midshaft, dikarenakan efek otot pektoralis mayor dan latissimus dorsi pada fragmen distal. Selain itu, dapat juga terjadi nyeri lokal, krepitasi, ekimosis, atau edema di atas area fraktur.

Angulasi dan fraktur displaced yang berat dapat mengakibatkan kulit tertarik dan meningkatkan risiko fraktur terbuka. Sangat penting untuk melakukan evaluasi neurovaskular karena lokasi klavikula yang dekat dengan struktur seperti arteri subklavia dan pleksus brakialis.[4]

Pendekatan Pemilihan Terapi pada Fraktur Klavikula

Terapi konservatif atau non-bedah merupakan pendekatan yang disukai, terutama pada kasus fraktur klavikula midshaft. Hal ini karena insidens non-union setelah perawatan konservatif telah dilaporkan cukup rendah (3,1 hingga 5,9%). Meski demikian, angka kejadian non-union telah dilaporkan hingga 15% pada kasus fraktur yang sangat displaced.

Perawatan konservatif yang dapat dipilih mencakup penggunaan arm sling, figure of eight splint, atau kombinasi dari kedua metode ini.  Lama perawatan berkisar antara 2-6 minggu.

Di sisi lain, pembedahan umumnya dilakukan untuk kasus fraktur terbuka, fraktur yang sangat displaced, kondisi risiko tinggi fraktur menjadi terbuka, dan adanya cedera neurovaskular. Pembedahan juga mungkin diperlukan pada mekanisme cedera energi tinggi, fraktur displaced total, dan kasus kominusi yang berat.

Beberapa teknik fiksasi bedah dapat diterapkan adalah fiksasi internal dengan sekrup, pin, loop kawat, atau pelat. Keuntungan dari pembedahan adalah periode imobilisasi yang lebih singkat dan waktu kembali ke aktivitas yang lebih cepat.[3]

Bukti Ilmiah Perbandingan Terapi Konservatif dan Pembedahan pada Fraktur Klavikula

Sebuah meta analisis terhadap hasil dari 22 uji klinis mencoba membandingkan pendekatan konservatif dengan pembedahan pada kasus fraktur klavikula midshaft yang displaced. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pendekatan konservatif menghasilkan angka union yang sedikit  lebih rendah dibandingkan pembedahan. Dalam studi ini, union tercapai pada 88,9% pasien yang menjalani terapi konservatif, dibandingkan 96,7% pasien yang menjalani pembedahan.[2]

Hasil berbeda disampaikan dalam tinjauan Cochrane (2019) yang membandingkan luaran klinis terapi konservatif dengan pembedahan pada fraktur klavikula midshaft. Tinjauan ini mengevaluasi hasil dari 14 uji klinis dengan total 1469 partisipan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa pembedahan tidak meningkatkan fungsi lengan atas, nyeri, ataupun kualitas hidup pasien dalam pemantauan 1 tahun. Meskipun pembedahan nampaknya mengurangi deformitas bahu, secara kosmetik pembedahan dapat menghasilkan jaringan parut yang permanen. Peneliti menyatakan bahwa kualitas bukti yang tersedia masih rendah dan penelitian lebih lanjut diperlukan.[3]

Pertimbangan Khusus dalam Menentukan Terapi pada Fraktur Klavikula

Bukti ilmiah yang tersedia belum cukup untuk menyimpulkan apakah terapi bedah lebih baik dibandingkan terapi konservatif. Dalam memilih terapi pada fraktur klavikula, dokter harus mempertimbangkan skenario klinis individual, beserta rasio manfaat dan risiko yang didapat masing-masing pasien.

Meski ada bukti ilmiah yang mengindikasikan bahwa terapi bedah memiliki luaran union yang sedikit lebih tinggi, dokter perlu mempertimbangkan adanya risiko komplikasi bedah yang sedikit lebih tinggi juga. Ini mencakup risiko infeksi area bedah, terbentuknya jaringan parut pada luka operasi, serta kebutuhan operasi lanjutan untuk mengangkat hardware bedah yang terpasang. Secara biaya pun tindakan pembedahan yang bersifat lebih invasif membutuhkan biaya pengobatan lebih tinggi.[2,3,5]

Kesimpulan

Bukti ilmiah yang tersedia belum cukup untuk menentukan secara pasti apakah pendekatan bedah atau konservatif yang lebih baik dalam tata laksana fraktur klavikula. Pendekatan bedah tentunya akan menurunkan risiko kegagalan terapi dibandingkan terapi konservatif.

Meski demikian, pembedahan bersifat lebih invasif, memiliki risiko komplikasi lebih tinggi, dapat meninggalkan jaringan parut yang tidak memuaskan secara kosmetik, serta mungkin memerlukan operasi lanjutan untuk mengangkat hardware yang terpasang.

Mengingat rendahnya bukti ilmiah untuk mendukung pembedahan dalam penanganan fraktur klavikula, kebanyakan kasus sebaiknya ditangani secara konservatif. Pembedahan dapat dipertimbangkan pada kasus tertentu, seperti fraktur terbuka, displacement yang betat, atau fraktur yang menyebabkan gangguan neurovaskular.

Perlu diingat pula bahwa dalam menentukan terapi, dokter perlu menilai kasus per kasus dan mempertimbangkan untung-rugi yang akan didapat masing-masing pasien.

Referensi