Patofisiologi Kanker Kolorektal
Patofisiologi kanker kolorektal dimulai dari transformasi sel epitel normal kolon menjadi lesi prekanker dan pada akhirnya menjadi karsinoma invasif. Diduga proses transformasi ini melibatkan mutasi genetik, baik bersifat somatik maupun turunan.
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa kanker kolorektal sering kali terjadi dari polip adenomatosa yang berubah menjadi invasif dalam waktu 10-15 tahun. Oleh karenanya, pengangkatan polip adenomatosa dilaporkan mampu menurunkan risiko kanker kolorektal.
Sejauh ini, terdapat 3 jalur molekular utama yang dihubungkan dengan patofisiologi kanker kolorektal, yaitu instabilitas kromosom, mismatch repair, dan hipermetilasi. [3-5]
Instabilitas Kromosom
Bukti ilmiah menyebutkan bahwa 85% dari kanker kolorektal mengalami instabilitas kromosom, yang meliputi jumlah kromosom dan perubahan struktur kromosom. [5] Instabilitas kromosom ini akan menyebabkan gangguan keseimbangan terkait onkogen dan supresor tumor, sehingga menyebabkan pertumbuhan sel yang abnormal. [3]
Mismatch Repair
Sel dengan defisiensi DNA mismatch repair akan mengalami akumulasi error genomik yang menyebabkan tingginya level instabilitas mikrosatelit. [3] Instabilitas mikrosatelit berbeda dengan instabilitas kromosom. Instabilitas mikrosatelit ditandai dengan adanya lokus mikrosatelit tidak stabil minimal 30% pada 5-10 lokus yang terdiri dari traktus mono dan dinukleotida. Perubahan ini dilaporkan ditemukan pada 15% kasus kanker kolorektal. [5]
Hipermetilasi
Hipermetilasi pada DNA dapat mengaktivasi atau menginhibisi ekspresi berbagai gen. Dalam kasus kanker kolorektal gen yang mengalami hipermetilasi adalah BRAF dan MLH1. [3]