Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Prognosis Korioamnionitis general_alomedika 2023-02-02T13:44:21+07:00 2023-02-02T13:44:21+07:00
Korioamnionitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Prognosis Korioamnionitis

Oleh :
dr. Virly Isella
Share To Social Media:

Prognosis korioamnionitis sangat dipengaruhi oleh tata laksana yang adekuat. Korioamnionitis yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan komplikasi, baik pada janin dan ibu, seperti persalinan prematur dan sepsis neonatorum.

Komplikasi

Korioamnionitis dapat menimbulkan komplikasi pada janin dan ibu.

Komplikasi pada Janin

Komplikasi pada janin yang perlu diwaspadai terutama adalah cerebral palsy, sepsis neonatorum, enterokolitis nekrotikans, dan fetal inflammatory response syndrome (FIRS).

Cerebral Palsy:

Studi meta analisis yang menelaah 15 studi menemukan bahwa baik korioamnionitis yang didiagnosis secara klinis atau histologis, akan meningkatkan risiko cerebral palsy pada bayi. Peningkatan risiko ini sebesar 140% pada bayi dengan korioamnionitis secara klinis dan 80% pada korioamnionitis secara histologis. Meskipun demikian, risiko cerebral palsy masih cukup rendah (2 per 1.000 kelahiran hidup).[20]

Sepsis Neonatorum:

Anak yang lahir dari ibu dengan korioamnionitis memiliki risiko untuk mengalami sepsis awitan dini sebesar 2-10 kali lipat, dan risiko ini semakin tinggi bila terjadi funisitis.[2]

Enterokolitis Nekrotikans:

Enterokolitis nekrotikans merupakan salah satu komplikasi pada anak lahir prematur, dan memiliki tingkat mortalitas yang cukup tinggi, mencapai 20–30%. Salah satu penyebab kelahiran prematur pada anak adalah korioamnionitis.

Pada sebuah meta analisis oleh Been et al, didapatkan bahwa anak dari ibu dengan korioamnionitis klinis memiliki risiko 1,2 kali lipat untuk mengalami enterokolitis nekrotikans. Risiko ini juga ditemukan pada anak dari ibu dengan korioamnionitis histologis dengan keterlibatan fetus, yaitu sebesar 3,2 kali lipat.[23]

Fetal Inflammatory Response Syndrome (FIRS):

FIRS merupakan kondisi yang ditandai dengan inflamasi sistemik pada janin akibat aktivasi sistem imun. Pada FIRS, didapatkan peningkatan konsentrasi IL-6 pada plasma janin dari ibu dengan persalinan prematur dan ketuban pecah dini. FIRS dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas, serta menyebabkan sekuela jangka panjang seperti displasia bronkopulmoner dan kerusakan otak.

Komplikasi Lainnya:

Komplikasi lain pada janin yang dapat terjadi akibat korioamnionitis adalah sebagai berikut displasia bronkopulmonar pada bayi prematur, kelainan neurologis, acute respiratory distress syndrome, pneumonia, perdarahan intraventrikular, dan kematian[2]

Komplikasi Maternal

Komplikasi pada ibu yang perlu diwaspadai terutama adalah penyebaran infeksi yang dapat menyebabkan terjadinya peritonitis, endometritis, sepsis, hingga kematian.

Korioamnionitis juga dapat menginduksi terjadinya persalinan prematur. Infeksi bakteri melalui endotoksin dan eksotoksin akan menstimulasi pelepasan sitokin dari desidua dan membran fetal, yang dapat menginduksi kontraksi uterus dan/ruptur membran fetal.[19]

Korioamnionitis juga dapat berdampak pada gangguan persalinan sehingga meningkatkan risiko sectio caesaria, atoni uterus, dan perdarahan postpartum, serta meningkatkan risiko akan perlunya transfusi darah. Komplikasi maternal lainnya yang dapat terjadi di antaranya adalah abses pelvis dan acute respiratory distress syndrome.[4,6,17]

Prognosis

Penanganan yang adekuat sangat menentukan prognosis pasien. Pasien dengan korioamnionitis yang ditangani dengan baik tanpa disertai adanya komplikasi akan memiliki prognosis yang baik.

Walau demikian, perlu diingat bahwa bayi yang lahir dengan riwayat korioamnionitis memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami sepsis neonatorum. Untuk itu, bayi harus diobservasi untuk memantau ada tidaknya tanda infeksi, bahkan walau bayi lahir dengan kondisi baik.[4,17]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

2. Peng CC, Chang JH, Lin HY, Cheng PJ, Su BH. Intrauterine inflammation, infection, or both (Triple I): A new concept for chorioamnionitis. Pediatr Neonatol. 2018 Jun;59(3):231-237.
4. Fowler JR, Simon LV. Chorioamnionitis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532251/
6. Tita AT, Andrews WW. Diagnosis and management of clinical chorioamnionitis. Clin Perinatol. 2010 Jun;37(2):339-54.
17. Bany-Mohammed FM. Chorioamnionitis. Medscape. 2018.
18. World Health Organization. WHO recommendation on antenatal corticosteroid therapy in women with chorioamnionitis at risk of preterm birth. 2022.
20. Shatrov JG, Birch SCM, Lam LT, Quinlivan JA, McIntyre S, Mendz GL. Chorioamnionitis and cerebral palsy: a meta-analysis. Obstet Gynecol. 2010 Aug;116(2 Pt 1):387-392.

Penatalaksanaan Korioamnionitis
Edukasi dan Promosi Kesehatan Ko...
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.