Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Tarsal Tunnel Syndrome general_alomedika 2022-05-10T10:22:57+07:00 2022-05-10T10:22:57+07:00
Tarsal Tunnel Syndrome
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Tarsal Tunnel Syndrome

Oleh :
dr.Muhammad Ridwan
Share To Social Media:

Tarsal tunnel syndrome, atau sindrom terowongan tarsal, sering disebut sebagai neuralgia nervus tibialis posterior. Merupakan neuropati yang disebabkan oleh kompresi struktur dalam terowongan tarsal.  Insiden penyakit ini masih belum diketahui dan relatif jarang ditemui, sindrom ini termasuk penyakit yang sering tidak terdiagnosis. Sindrom ini lebih sering ditemui pada orang dengan penyakit penyerta, salah satunya penderita diabetes[1,2]

Penyebab tarsal tunnel syndrome di antaranya akibat trauma, kelainan anatomi, penyakit sistemik, serta luka setelah operasi. Gejala yang timbul berupa nyeri, gangguan sensorik, serta kelemahan otot. Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan adanya pes planus dan talipes equinovarus, serta kelainan pada gaya berjalan. Pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) pada terowongan tarsal dapat menilai adanya kelainan jaringan lunak. Adapun pemeriksaan konduksi saraf dan elektromiografi (EMG) merupakan standar baku untuk menegakkan diagnosis serta menilai derajat keparahan penyakit.[1,3]

Sumber Gambar: Nicole Williams, Jake Willet, Damian Clark, David Ketteridge, Wikimedia Commons, 2014. Sumber Gambar: Nicole Williams, Jake Willet, Damian Clark, David Ketteridge, Wikimedia Commons, 2014.

Penatalaksanaan tarsal tunnel syndrome dapat dilakukan dengan atau tanpa operasi. Medikamentosa berupa oral analgetik dan antinyeri neuropatik, serta topikal nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) dapat membantu mengurangi nyeri dan proses peradangan. Obat oral yang dapat diberi seperti vitamin B6, antidepresan golongan trisiklik seperti amitriptyline dan imipramine, golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) seperti fluoxetine, sertraline, atau paroxetine, serta obat antiseizure seperti gabapentin atau karbamazepin. Adapun obat topikal yang diberikan seperti lidokain atau fentanyl patches, clonidine transdermal, capsaicin, serta kombinasi trisiklik-ketamine. Operasi dapat dilakukan jika manajemen konservatif gagal, atau bila teridentifikasi penyebab definitif dari tarsal tunnel syndrome.[1,4]

shutterstock_1529806412

Gambar 1. Percabangan Saraf di Terowongan Tarsal

Referensi

1. Kiel J. Kaiser K. 2019. Tarsal Tunnel Syndrome. StatPearls Publishing, Treasure Island (FL).
2. Rinkel W.D. Castro C.M. Van Neck J.W. et al. Validity of the Tinel Sign and Prevalence of Tibial Nerve Entrapment at the Tarsal Tunnel in Both Diabetic and Nondiabetic Subjects: A Cross-Sectional Study. Plast. Reconstr. Surg. 2018 Nov;142(5):1258-1266.
3. Fantino O. Role of ultrasound in posteromedial tarsal tunnel syndrome: 81 cases. J Ultrasound. 2014;17(2):99‐112. Published 2014 Mar 28. doi:10.1007/s40477-014-0082-9
4. Fernández-Gibello A. Moroni S. Camuñas G. et al. Ultrasound-guided decompression surgery of the tarsal tunnel: a novel technique for the proximal tarsal tunnel syndrome—Part II. Surg Radiol Anat 41, 43–51 (2019).

Patofisiologi Tarsal Tunnel Synd...
Diskusi Terbaru
Anonymous
Kemarin, 23:16
Aturan Minum Obat Penunda Menstruasi utk keperluan Umroh/ Haji
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo ts, sy ingin bertanya, 1. Bagaimana aturan minum yg benar utk pil progesteron only (ex primolut, dll) dg tujuan utk menunda mens utk keperluan umroh atau...
Anonymous
Kemarin, 15:40
Gagal login idi online
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alodok, adakah yg pernah mengalami gagal log in krn terltuis empty, kode unik. Sejak tadi malam saya gagal log in krn hal tersebut. Solusinya seperti apa ya...
Anonymous
Kemarin, 05:25
Apakah dokter dengan str yang sudah lama mati bisa daftar alomedika
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alodok 👋 mau bertanya, ayah saya memiliki str yang sudah mati lama sekali, apakah bisa beliau mendaftar di alomedika untuk mendapatkan SKP? Terima kasih

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.