Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Bell's Palsy general_alomedika 2022-04-28T14:04:53+07:00 2022-04-28T14:04:53+07:00
Bell's Palsy
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription

Etiologi Bell's Palsy

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Etiologi pasti dari Bell’s palsy belum diketahui dan umumnya adalah idiopatik. Hipotesis mengenai etiologi penyakit ini antara lain adalah akibat gangguan iskemik vaskular, infeksi virus atau bakteri, herediter, dan imunologis.

Infeksi

Virus yang dilaporkan berhubungan dengan timbulnya Bell’s palsy adalah herpes.[1] Pendapat ini didukung oleh temuan virus herpes HSV-1 pada cairan endoneural setelah prosedur dekompresi pada kasus Bell’s palsy oleh Murakami et al (1996) dan dalam saliva pasien dengan Bell’s palsy oleh Lazarini et al (2006). Meskipun demikian, hasil penelitian ini tidak menunjukkan adanya hubungan kausatif di antara keduanya. Virus lain yang mungkin berhubungan dengan kasus Bell’s palsy adalah HSV-2 dan virus varicella zoster [4, 5]. Hubungan dengan virus-virus lain seperti cytomegalovirus (CMV), Epstein-Barr virus (EBV), mumps, rubella, dan HIV juga pernah dilaporkan sebelumnya.[3,6]

Imunologi

Etiologi lain yang bisa menyebabkan Bell’s palsy melibatkan cell mediated immune response terhadap myelin. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya perubahan persentase limfosit T dan B dalam darah perifer, peningkatan konsentrasi chemokine, dan reaktivitas terhadap protein myelin secara in-vitro pada sampel darah yang diambil dari pasien dengan Bell’s palsy.[3,6]

Iskemia

Penurunan suplai darah ke nervus fasialis akan menyebabkan iskemia dan bisa memicu terjadinya Bell’s palsy. Penurunan suplai darah bisa disebabkan oleh berbagai gangguan vaskular dan metabolik yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah, seperti atherosclerosis, dislipidemia. Meskipun struktur epineurium kaya akan vaskularisasi, namun jaringan saraf sendiri merupakan jaringan avaskular sehingga mudah mengalami iskemia.[7]

Faktor Risiko

Proses infeksi, imunologis, dan iskemia diperkirakan sebagai faktor yang mendasari terjadinya Bell’s palsy[6]. Faktor risiko timbulnya Bell’s palsy termasuk kehamilan, eklampsia berat, obesitas, hipertensi, diabetes, dan gangguan pada saluran nafas bagian atas.[2] Pada pasien usia tua, gangguan ini sering kali berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti diabetes dan aterosklerosis.

Referensi

2. Baugh RF, Basura GJ, Ishii LE, Schwartz SR, Drumheller CM, Burkholder R, et al. Clinical Practice Guideline: Bell’s Palsy. Otolaryngol-Head Neck Surg. 2013; 149 (3_suppl): S1–27. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24189771)
3. Greco A, Gallo A, Fusconi M, Marinelli C, Macri GF, de Vincentiis M. Bell’s palsy and autoimmunity. Autoimmun Rev. 2012; 12(2): 323–8. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22684016)
6. Eviston TJ, Croxson GR, Kennedy PGE, Hadlock T, Krishnan AV. Bell’s palsy: aetiology, clinical features and multidisciplinary care. J Neurol Neurosurg Psychiatry. 2015; 86(12):1356–61. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25857657)

Patofisiologi Bell's Palsy
Epidemiologi Bell's Palsy

Artikel Terkait

  • Membedakan Paralisis Nervus Fasialis Sentral dan Perifer
    Membedakan Paralisis Nervus Fasialis Sentral dan Perifer
  • Pendekatan Diagnosis Kelainan Saraf Fasialis Unilateral
    Pendekatan Diagnosis Kelainan Saraf Fasialis Unilateral
  • Efikasi Antivirus dan Kortikosteroid pada Bell’s Palsy
    Efikasi Antivirus dan Kortikosteroid pada Bell’s Palsy
  • Red Flags Nyeri Wajah
    Red Flags Nyeri Wajah
Diskusi Terkait
Anonymous
Kemarin, 15:01
Cara untuk mengetahui keberhasilan terapi bell's palsy
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok. Ijin bertanya untuk mengetahui keberhasilan terapi bell's palsy bagaimana ya dok? Kapan diputuskan perlu dilakukan fisioterapi?Terima kasih.
dr. Felicia
24 November 2022
Intervensi Pembedahan Dini pada Bell’s Palsy - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Felicia
1 Balasan
ALO Dokter!Pasien dengan Bell's palsy umumnya diterapi dengan prednisolone dan antiviral. Meski demikian, 1 dari 3 pasien tetap mengalami gejala sisa yang...
Anonymous
21 Oktober 2022
Pemberian prednison untuk bell's palsy
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Siang dokter,izin bertanya, pasien laki laki usia 40 tahun datang dengan bibir mencong ke kiri, sulit berbicara satu minggu yang lalu dan TD 170/100 sudah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.