Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Hiperkalemia general_alomedika 2024-12-17T14:50:31+07:00 2024-12-17T14:50:31+07:00
Hiperkalemia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Hiperkalemia

Oleh :
dr. Queen Sugih Ariyani
Share To Social Media:

Penatalaksanaan hiperkalemia meliputi menangani abnormalitas konduksi jantung, meregulasi perpindahan kalium ekstrasel ke intrasel, dan menginduksi ekskresi dari kalium.

Penanganan Gangguan Konduksi Jantung

Antagonisme kelainan konduksi jantung dapat dicapai dengan pemberian kalsium. Kalsium dapat diberikan dalam larutan kalsium glukonat atau kalsium klorida. Berikan 10 ml dari larutan 10% melalui rute intravena (IV) selama 2–3 menit. Onset terapi umumnya dicapai dalam 5 menit, dengan durasi efek kerja 30–60 menit. Terapi dapat diulangi 5 menit kemudian sesuai kebutuhan, terkadang diperlukan infus kalsium berkelanjutan.[5,6]

Akses vena besar direkomendasikan untuk administrasi kalsium konsentrat, terutama kalsium klorida, karena obat ini dapat mengiritasi vena. Kalsium tidak boleh diberikan bersamaan dengan larutan yang mengandung bikarbonat karena akan terjadi presipitasi.

Tujuan terapi ini adalah untuk menaikkan ambang batas depolarisasi, serta memulihkan perbedaan potensi istirahat dan potensi ambang batas normal.

Kalsium intravena tidak menurunkan kadar kalium serum, tetapi terapi ini diperlukan jika ada perubahan EKG akibat hiperkalemia untuk mencegah aritmia.[5,6]

Regulasi Perpindahan Kalium Ekstrasel ke Intrasel

Regulasi perpindahan kalium ekstrasel ke intrasel dicapai dengan pemberian insulin, beta 2 agonis, maupun natrium bikarbonat.

Insulin

Insulin menurunkan kadar kalium dengan meningkatkan aktivitas Na-K-ATPase. Glukosa juga diberikan bersamaan dengan insulin untuk mencegah hipoglikemia. Insulin dapat diberikan secara bolus dengan dosis 10 IU bersamaan dengan administrasi glukosa 25 gram (50 ml dextrose 50%).

Onset terapi 15–30 menit dengan durasi kerja 2–6 jam. Glukosa hanya diberikan pada pasien dengan kadar glukosa darah <250 mg/dl.[2,20]

Beta 2 Agonis

Beta 2 agonis, seperti salbutamol, dapat diberikan. Kadar kalium dapat menurun 0,3–0,6 mmol/L dalam 30 menit. Tidak didapatkan perbedaan hasil jika diberikan melalui rute administrasi manapun. Dosis 10–20 mg dapat diberikan secara inhalasi selama 15 menit.[20,21]

Natrium Bikarbonat

Natrium bikarbonat mendistribusikan kalium ke dalam sel. Walaupun demikian, kegunaannya masih kontroversial. Natrium bikarbonat dapat diberikan jika terdapat kondisi asidosis metabolik. Dosis yang dapat digunakan adalah 150 mEq dalam 3–4 jam.[6,22]

Induksi Ekskresi Kalium

Ekskresi kalium dapat dicapai melalui terapi medikamentosa atau intervensi hemodialisis. Medikamentosa yang dapat digunakan adalah furosemide 40–80 mg secara intravena (IV), dapat diberikan secara bolus atau infus kontinyu. Furosemide diberikan jika pasien memiliki fungsi ginjal yang normal atau gangguan ginjal dalam batas ringan.

Agen baru seperti patiromer dan natrium zirkonium siklosilikat telah dikembangkan untuk meningkatkan eliminasi kalium pada saluran cerna dan telah dipelajari untuk terapi hiperkalemia yang lebih kronis. Namun, kedua obat ini masih diteliti lebih lanjut dan penggunaannya untuk hiperkalemia belum direkomendasikan.[5,22]

Hemodialisis dan Dialisis Peritoneal

Dialisis diindikasikan pada pasien hiperkalemia dengan gangguan ginjal berat, baik akut maupun kronis. Dibandingkan dengan dialisis peritoneal, hemodialisis lebih banyak dipilih karena tingkat pembuangan kalium jauh lebih cepat.

Hemodialisis dapat menghilangkan 25–50 mEq kalium per jam, dengan variabilitas berdasarkan konsentrasi kalium serum awal, jenis dan luas permukaan dialiser yang digunakan, laju aliran darah, laju aliran dialisat, dan durasi dialisis.[6]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

2. Simon LV, Hashmi MF, Farrell MW. Hyperkalemia. 2023 Feb 19. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan–. PMID: 29261936.
5. Dépret F, Peacock WF, Liu KD, et al. Management of hyperkalemia in the acutely ill patient. Ann. Intensive Care 9, 32 (2019). https://doi.org/10.1186/s13613-019-0509-8
6. Mount, DB, Sterns RH, Forman JP. Treatment and prevention of hyperkalemia in adults. Uptodate, 2020. https://www.uptodate.com/contents/treatment-and-prevention-of-hyperkalemia-in-adults
20. Sterns RH, Grieff M, Bernstein PL. Treatment of hyperkalemia: something old, something new. Kidney International, 2016;89(3):546-554. https://doi.org/10.1016/j.kint.2015.11.018.
21. Coutrot M, Dépret F, Legrand M. Tailoring treatment of hyperkalemia, Nephrology Dialysis Transplantation. 2019;34(3) iii62–iii68 https://doi.org/10.1093/ndt/gfz220
22. Abuelo JG. Treatment of Severe Hyperkalemia: Confronting 4 Fallacies. Kidney Int Rep. 2017;3(1):47-55.

Diagnosis Hiperkalemia
Prognosis Hiperkalemia

Artikel Terkait

  • Peran Insulin dalam Penatalaksanaan Hiperkalemia
    Peran Insulin dalam Penatalaksanaan Hiperkalemia
  • Sodium Zirconium Cyclosilicate untuk Penanganan Hiperkalemia
    Sodium Zirconium Cyclosilicate untuk Penanganan Hiperkalemia
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 25 Desember 2023, 18:00
Kecepatan syringe pump untuk terapi hiperkalemia
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Dok, izin bertanya. Sp. PD di RS saya untuk hiperkalemia dengan menggunakan D40% 2 fl + insulin 10 IU dalam 50 ml menggunakan syringe pump. Untuk kecepatan...
dr.selvi hokman
Dibalas 12 Juli 2023, 20:07
Hiperkalemia pada pasien diare
Oleh: dr.selvi hokman
3 Balasan
Alo dokter. Saya mendapatkan pasien usia 23 tahun dengan diare dan muntah. Pasien juga memiliki keram dibagian kaki dan punggungnya. Kemudian dilakukan...
Anonymous
Dibalas 23 Juni 2023, 15:23
Waktu pemeriksaan elektrolit ulang setelah koreksi hiperkalemia
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter , izin bertanya untuk pemeriksaan elektrolit ulang setelah koreksi hiperkalemi itu berapa jam ya? Kadar kalium pasien sblm koreksi 7.1

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.