Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Recurrent Aphthous Stomatitis general_alomedika 2023-01-12T10:19:58+07:00 2023-01-12T10:19:58+07:00
Recurrent Aphthous Stomatitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Recurrent Aphthous Stomatitis

Oleh :
Drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Etiologi Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) hingga kini masih tidak dapat diketahui dengan pasti. Namun, faktor predisposisi RAS merupakan multifaktorial. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing faktor predisposisi RAS:

Genetik

RAS seringkali dihubungkan dengan kondisi genetik. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa lebih dari 42% pasien RAS memiliki riwayat RAS pada orang tuanya. Bahkan angka lain menyebutkan jika kedua orang tua memiliki riwayat RAS, maka anaknya memiliki kemungkinan hingga 90% untuk terkena RAS. Selain itu, juga dianggap adanya hubungan antara HLA dengan RAS, yang mana hal ini berhubungan dengan asal ras dan etnik.[1,8]

Tembakau

Pasien dengan RAS justru biasanya bukan perokok. Penjelasan yang diterima adalah rokok akan membuat keratinisasi di mukosa rongga mulut, dimana RAS memiliki prevalensi yang rendah pada jaringan yang berkeratin. Selain itu, kandungan nikotin pada rokok dapat menghambat produksi TNF-α, IL-1 dan IL-6, dimana ketiga marker ini merupakan marker yang paling sering ditemui pada tinjauan histologi RAS.[1,8]

Trauma

Pada banyak pasien, lesi RAS yang muncul seringkali terjadi sesaat setelah terjadi trauma berulang pada area tersebut. Trauma yang terjadi diakibatkan oleh terkena sikat gigi, gigi yang tajam, hingga faktor iatrogenik saat melakukan perawatan dental. Namun, mekanisme yang terjadi dari trauma dapat menyebabkan RAS, hingga kini masih belum diketahui secara pasti.[5,8]

Obat-Obatan

Terdapat beberapa obat-obatan yang dikaitkan dengan kejadian RAS, seperti Non-Steroids Anti Inflammatory Drugs (NSAID), captopril, nicorandil, phenindione, phenobarbital dan sodium hipoklorit.[8]

Anemia

Anemia defisiensi vitamin B12 dan besi merupakan faktor predisposisi yang sering ditemukan pula pada lesi RAS. Anemia ini ditemukan pada 20% pasien dengan RAS.[4,5,8]

Alergi

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa alergi terhadap beberapa bahan makanan seperti cokelat, susu sapi, kanji, bahan pengawet, bahan pewarna dan kacang-kacangan merupakan faktor predisposisi yang kadang ditemukan pada pasien dengan RAS.[2,5]

Stres

Stres sering dianggap sebagai faktor RAS yang paling umum dijumpai. Namun ternyata tidak ditemukan hubungan secara langsung antara RAS dengan stres. Hubungan yang paling mungkin adalah stres dapat membuat pasien melakukan kebiasaan parafungsional seperti menggigit-gigit bibir atau mukosa bukal, sehingga dapat membuat perlukaan pada mukosa.[8]

Defisiensi Vitamin

Defisiensi vitamin yang sering dianggap berhubungan dengan RAS adalah defisiensi vitamin B (B1, B2, B6, atau B12) dan vitamin C. Namun, penelitian terkini mengungkap bahwa pada pasien dengan RAS, tidak memiliki defisiensi vitamin C (serta vitamin A dan E) yang signifikan. Justru ditemukan bahwa terdapat defisiensi vitamin D yang signifikan.[9]

Vitamin D dianggap memiliki hubungan dengan RAS karena perannya yang dapat memodulasi sistem imun baik acquired atau innate melalui perannya dalam profil sitokin. Hal ini membuat adanya potensi hubungan antara vitamin D dengan RAS, mengingat RAS juga berhubungan dengan imunitas.[10]

Dari beberapa penelitian kuantitatif, ditemukan bahwa pada pasien dengan RAS, ditemukan angka serum vitamin D lebih rendah dibandingkan dengan kontrol. Namun pada analisis kualitatif, tidak ditemukan signifikansi antara defisiensi vitamin D dengan derajat keparahan RAS, seperti durasi, frekuensi, diameter dan waktu penyembuhan RAS.[9,10]

Referensi

1. Murthykumar K, Padavala S. Recurrent apthous stomatitis: A short review. Res J Pharm Technol. 2015;8(11):1580–1.
2. Vaishnavi V. Management of recurrent apthous stomatitis - A review. Res J Pharm Technol. 2014;7(10):1193–5.
4. Chiang CP, Yu-Fong Chang J, Wang YP, Wu YH, Wu YC, Sun A. Recurrent aphthous stomatitis – Etiology, serum autoantibodies, anemia, hematinic deficiencies, and management. J Formos Med Assoc. 2019;118(9):1279–89.
5. Giannetti L, Murri Dello Diago A, Lo Muzio L. Recurrent aphtous stomatitis. Minerva Stomatol. 2018;67(3):125–8.
8. Preeti L, Magesh KT, Rajkumar K, Karthik R. Recurrent aphthous stomatitis. J Oral Maxillofac Pathol. 2011;15(3):252–6.
9. Saikaly SK, Saikaly TS, Saikaly LE. Recurrent aphthous ulceration: a review of potential causes and novel treatments. J Dermatolog Treat. 2018;29(6):542–52.
10. Al-Maweri SA, Halboub E, Al-Sufyani G, Alqutaibi AY, Shamala A, Alsalhani A. Is vitamin D deficiency a risk factor for recurrent aphthous stomatitis? A systematic review and meta-analysis. Oral Dis. 2019;(July):1–8.

Patofisiologi Recurrent Aphthous...
Epidemiologi Recurrent Aphthous ...

Artikel Terkait

  • Apakah Defisiensi Vitamin D Merupakan Faktor Risiko Recurrent Aphthous Stomatitis?
    Apakah Defisiensi Vitamin D Merupakan Faktor Risiko Recurrent Aphthous Stomatitis?
Diskusi Terkait
dr.Deddy s Razak
6 hari yang lalu
Sariawan sering kambuh disertai GERD dan kekurangan vitamin B kompleks
Oleh: dr.Deddy s Razak
11 Balasan
Alo dokter, izin bertanyaUntuk sariawan sering 1 bln sekaliDengan jangka sembuh -+ hampir 2 Minggu.Dengan ciri khasPertama rasa tidak nyaman seukuran lubang...
Anonymous
27 Desember 2022
Obat sariawan yang terjangkau dan efektif
Oleh: Anonymous
12 Balasan
Alo dokter. Izin tanya, saya sering mendapat pasien dengan keluhan sariawan atau stomatitis aphtous. Dulu saya sering menggunakan albothyl, namun saat ini...
Anonymous
24 November 2022
Obat topikal yang aman untuk stomatitis pada anak
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, untuk tatalaksana stomatitis misalnya stomatitis aftosa pada anak usia <5 tahun, obat topikal apa ya yang aman? Borax gliserin (gom), gentian...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.