Epidemiologi Recurrent Aphthous Stomatitis
Epidemiologi Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) didominasi pada perkotaan yang cenderung memiliki tingkat stres yang tinggi. Umumnya, RAS lebih sering ditemukan pada perempuan dibandingkan laki-laki. Dekade kedua dari kehidupan (usia 20-an) dilaporkan merupakan puncak terjadinya RAS.[5]
Global
Epidemiologi Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) di seluruh dunia berkisar antara 5-25%. Di Amerika, RAS ditemukan tiga kali lebih sering pada populasi kulit putih dibandingkan dengan populasi afro-amerika.[5,11]
RAS mayor seringkali terjadi pada pasien yang lebih muda, sementara RAS herpetiformis seringkali terjadi pada pasien yang berada pada dekade ke-3 kehidupannya. Umumnya, angka kejadian RAS baik pada frekuensi atau keparahannya akan menurun pada dekade ke-4 kehidupan. Hal ini dapat terjadi karena pada orang yang berusia lebih tua terdapat penurunan sistem imun yang terkait dengan usia seperti kemampuan kemotaksis dan fagosit dari netrofil.[5]
Indonesia
Tidak banyak penelitian yang membahas kejadian RAS di Indonesia. Namun, di sebuah rumah sakit gigi dan mulut di Jember disebutkan bahwa angka prevalensi RAS adalah 14%. Angka ini didominasi oleh SAR minor sebesar 97%. Sementara, kelompok usia 20-24 tahun menjadi kelompok usia yang paling rentan terkena SAR, dengan prosentase sebesar 54%. Distribusi berdasarkan jenis kelamin, SAR didominasi oleh perempuan dengan prosentase sebesar 70%.[11]
Mortalitas
Belum pernah dilaporkan adanya kematian akibat penyakit Recurrent Aphthous Stomatitis.