Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Tongue-Tie (Ankyloglossia) general_alomedika 2021-06-02T15:03:01+07:00 2021-06-02T15:03:01+07:00
Tongue-Tie (Ankyloglossia)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Tongue-Tie (Ankyloglossia)

Oleh :
dr. Virly Isella
Share To Social Media:

Diagnosis tongue-tie atau ankyloglossia dapat dilakukan secara klinis. Kondisi ini dapat dikenali melalui pemeriksaan fisik, dengan cara inspeksi, palpasi dengan manuver Murphy, penilaian daya hisap bayi, dan pengamatan proses menyusui.

Pasien yang terdiagnosis tongue-tie kemudian perlu diperiksa jenisnya, apakah anterior, posterior, atau submukosa. Selain itu, perlu dilakukan perhitungan skor Hazelbaker’s Assessment Tool for Lingual Frenulum Function (ATLFF) untuk menentukan penatalaksanaan.

Anamnesis

Tongue-tie dapat menyebabkan kesulitan menyusui, sehingga pada anak dapat dijumpai gejala seperti pelekatan payudara yang buruk, menyusu lama, dan iritabilitas saat menyusu. Ibu dapat memiliki keluhan nyeri pada saat menyusui, lecet pada puting payudara, mastitis, dan ASI tidak keluar dengan baik. Keluhan ini disebabkan oleh ketidakmampuan bayi untuk melakukan perlekatan dan menghisap dengan baik, yang pada akhirnya menyebabkan asupan ASI tidak adekuat dan menghambat pertambahan berat badan bayi. Dari keseluruhan kasus tongue-tie, hanya sekitar 25% yang memiliki gangguan menyusui.[1-3]

Selain dari menyusui, lidah juga memiliki peran pengecap, kemampuan bicara, manipulasi makanan, dan membersihkan kavitas oral. Pada pasien tongue-tie yang lebih besar, sekitar usia tiga tahun, dapat ditemukan gangguan artikulasi pada beberapa huruf seperti ‘r’ dan ‘l’. Anak juga dapat mengeluhkan kesulitan saat mengonsumsi makanan tertentu (misalnya menjilat es krim) atau saat memainkan instrumen musik tertentu, seperti seruling, klarinet, dan terompet.[3,5]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik tongue-tie dapat ditemukan restriksi pergerakan atau potrusi lidah, lidah tidak dapat elevasi, terdapat deformitas lidah, dan kesulitan menyusu.

  • Inspeksi: lidah tidak elevasi saat menangis, berbentuk hati saat istirahat, lidah tidak dapat menjulur melewati gusi
  • Palpasi: dilakukan dengan manuver Murphy, amati jatuhnya lidah bayi ketika frenulum diekstensikan ke depan
  • Penilaian daya hisap bayi menggunakan tangan pemeriksa
  • Pengamatan proses menyusui (adakah perlekatan yang buruk atau ada suara decakan)

Selain itu, harus ditentukan tipe tongue-tie dan dilakukan perhitungan skor Hazelbaker’s Assessment Tool for Lingual Frenulum Function (ATLFF).

Tipe Tongue Tie

Terdapat empat klasifikasi tongue-tie berdasarkan lokasi anatomis, yaitu:

  • Tipe I: bila didapatkan insersi frenulum pada ujung permukaan bawah lidah
  • Tipe II: bila insersi frenulum di belakang ujung permukaan lidah
  • Tipe III atau tipe posterior: frenulum tebal, ketat, dan tidak elastis
  • Tipe IV atau submukosa: didapatkan frenulum ketat di pangkal lidah

Tipe I dan II disebut juga tongue-tie anterior.[1,2]

Manuver Murphy

Manuver Murphy merupakan manuver yang dapat digunakan untuk identifikasi frenulum lingual. Manuver ini dilakukan dengan cara jari pemeriksa menelusuri bagian samping dasar lidah dari satu sisi hingga ke sisi seberangnya.

Pada pemeriksaan, bila didapatkan penghalang namun dapat dilalui jari dengan sedikit usaha, maka kemungkinan merupakan tongue-tie tipe posterior. Bila teraba adanya penghalang namun tidak dapat dilalui jari pemeriksa hingga diperlukan penarikan jari, menunjukkan tipe anterior. Tongue-tie tipe submukosa bila terdapat garis putih yang melintang di pangkal lidah dasar mulut.[1]

Skor Hazelbaker’s Assessment Tool For Lingual Frenulum Function (ATLFF)

Skor Hazelbaker’s Assessment Tool for Lingual Frenulum Function (ATLFF) digunakan untuk menentukan pendekatan tata laksana terbaik.[1,2]

Tabel 1. Hazelbaker’s Assessment Tool for Lingual Frenulum Function

Appearance Item Functional Item

Tampilan lidah ketika diangkat

2: bulat atau petak

1: sedikit lekukan pada ujung lidah

0: Bentuk hati atau huruf V

Elastisitas frenulum

2: sangat elastis

1: elastis sedang

0: sedikit atau tidak elastis

Panjang frenulum lingual saat diangkat

2: > 1 cm

1: 1 cm

0: < 1 cm

Perlekatan frenulum lingual ke lidah

2: posterior to tip

1: at tip

0: notched tip

Perlekatan frenulum lingual ke inferior alveolar ridge

2: melekat ke lantau mulut atau di bawah ridge

1: melekat tepat di bawah ridge

0: melekat pada ridge

Lateralisasi

2: komplit

1: badan lidah tapi tidak ujungnya

0: tidak ada

Pengangkatan lidah

2: ujung ke tengah mulut

1: hanya tepi ke tengah mulut

0: tepi menetap pada lower alveolar ridge atau mengangkat ke tengah mulut jika rahang ditutup

Ekstensi lidah

2: ujung melebihi bibir bawah

1: ujung hanya melebihi gusi bawah

0: tidak keduanya

Persebaran lidah anterior

2: komplit

1: sedang atau parsial

0: sedikit atau tidak ada

Cupping

2: keseluruhan tepi

1: tepi samping saja

0: tidak ada

Peristaltik

2: komplit anterior ke posterior

1: parsial, posterior ke ujung lidah

0: tidak ada

Snapback

2: tidak ada

1: periodik

0: sering atau pada setiap hisapan

Apabila nilai appearance <8 atau nilai functional <11, maka pasien bisa didiagnosis tongue-tie.[1,2]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding tongue-tie antara lain oral ranula, makroglossia, dan bifid tongue yang dapat dibedakan melalui pemeriksaan fisik.

Oral Ranula

Oral ranula terjadi akibat akumulasi sekresi saliva terkait kebocoran kelenjar saliva mayor yang terjadi di bagian dasar mulut. Kondisi ini memiliki gejala berupa pembengkakkan pada dasar mulut, gangguan saat bicara dan mengunyah atau menelan, serta gejala obstruktif kelenjar saliva seperti nyeri saat makan dan mengunyah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan masa kistik besar, translusen kebiruan, konsistensi lembut, dan tidak pucat pada saat dilakukan penekanan.[3,10]

Makroglossia

Makroglossia dapat memiliki gejala menyerupai tongue-tie, seperti kesulitan makan, peningkatan berat badan yang buruk, gagal tumbuh, drooling, dan kesulitan bicara. Pada makroglossia, kelainan berupa ukuran lidah yang besar sehingga lidah mengalami protrusi melewati alveolar ridge dan gigi.

Pada pasien dengan makroglossia, sering didapatkan kelainan lain, seperti hipotiroid dan Down syndrome. Pada hipotiroid, makroglosia dapat disertai perawakan pendek, pubertas terlambat, dan kulit kering. Pada Down syndrome, dapat disertai leher pendek, hipotoni, telinga kecil, dan wajah dismorfik.[3,11]

Bifid Tongue

Bifid tongue atau glossoschisis adalah kelainan kongenital yang ditandai dengan fusi lidah bagian lateral yang tidak sempurna, sehingga menyebabkan adanya sulkus yang dalam pada bagian garis tengah lidah. Bifid tongue jarang ditemukan sebagai kelainan tersendiri dan sering disertai dengan sindrom lain, terutama sindrom oro-fasial-digital, dan Tessier type 30 craniofascial cleft.[3,12]

Referensi

1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. PPK IDAI - Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie). 2017. https://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Panduan-Praktik-Klinis-Tongue-tie.pdf
2. Walsh J, Tunkel D. Diagnosis and Treatment of Ankyloglossia in Newborns and Infants: A Review. JAMA Otolaryngol Head Neck Surg. 2017 Oct 1;143(10):1032-1039. doi: 10.1001/jamaoto.2017.0948. PMID: 28715533..
3. Becker S, Mendez MD. Ankyloglossia. [Updated 2020 Oct 1]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482295/
5. Jain P, Rathee M. Embryology, Tongue. [Updated 2020 Aug 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK547697/
10. Huzaifa M, Soni A. Mucocele And Ranula. [Updated 2021 Feb 13]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560855/
11. Kutti Sridharan G, Rokkam VR. Macroglossia. [Updated 2020 Aug 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560545/
12. Siddiqua A, Abubaker P, Saraswati F. K, & Thakur N. Bifid tongue: Differential diagnosis and a case report. Journal of Oral and Maxillofacial Surgery, Medicine, and Pathology. 2015; 27(5): 686–689.

Epidemiologi Tongue-Tie (Ankylog...
Penatalaksanaan Tongue-Tie (Anky...

Artikel Terkait

  • Domperidone sebagai Galactagogue terhadap Produksi ASI
    Domperidone sebagai Galactagogue terhadap Produksi ASI
  • Penatalaksanaan Tuberkulosis Pada Ibu Menyusui
    Penatalaksanaan Tuberkulosis Pada Ibu Menyusui
  • Pedoman Asupan Nutrisi bagi Bayi Prematur
    Pedoman Asupan Nutrisi bagi Bayi Prematur
  • Pedoman Menyusui Bayi dengan Sumbing
    Pedoman Menyusui Bayi dengan Sumbing
  • Kontroversi Seputar Lip Tie
    Kontroversi Seputar Lip Tie

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
22 hari yang lalu
Pemberian ASI oleh ibu setelah diberikan Drip dexketoprofen dan petidin
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya jika ada pasien Post SC diberikan Drip dexketoprofen dan petidin apakah boleh tetap memberikan ASI kepada anaknya yang baru lahir,...
Anonymous
26 Februari 2022
Induksi laktasi pada ibu yang tidak hamil namun ingin menyusui
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter, izin diskusi bagaimana proses induksi laktasi pada ibu yang tidak hamil namun ingin menyusui. Berapa lama terapi hormonnya dan apa resiko yang...
Anonymous
26 Januari 2022
Pasien ibu menyusui datang kedua kalinya dengan keluhan nyeri dan bengkak pada payudara
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Pasien datang kedua kalinya dengan keluhan nyeri dan bengkak pada payudara. Terasa tertusuk-tusuk jarum di puting dan aerola.Daerah puting terdapat sisa...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.