Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Refeeding Syndrome general_alomedika 2025-06-25T14:08:38+07:00 2025-06-25T14:08:38+07:00
Refeeding Syndrome
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Refeeding Syndrome

Oleh :
dr. Virly Isella
Share To Social Media:

Patofisiologi refeeding syndrome atau RFS dimulai saat pasien masuk dalam periode kekurangan nutrisi atau malnutrisi, yang menyebabkan kebutuhan energi tergantung pada sisa cadangan energi yang tersedia dalam tubuh. Kondisi malnutrisi lebih jauh kemudian menyebabkan deplesi elektrolit, terutama fosfat, kalium, dan magnesium. Lalu, pemberian nutrisi secara cepat menyebabkan perubahan kondisi katabolik menjadi kondisi anabolik.

Deplesi elektrolit terjadi akibat peningkatan sekresi insulin sebagai respons terhadap peningkatan glukosa dalam tubuh saat pemberian nutrisi. Peningkatan insulin ini menyebabkan fosfat dan kalium bergerak ke ruang intraseluler karena ada fosforilasi glukosa pada saat glikolisis dan stimulasi Na-K adenosine triphosphatase. Akibatnya, kadar fosfat dan kalium ekstraseluler berkurang.[1,3]

Fosfat merupakan unsur penting bagi cadangan energi utama dalam tubuh (adenosine trifosfat atau ATP). Saat malnutrisi berlanjut, cadangan fosfat akan terus digunakan untuk memproduksi ATP, sehingga dapat memperberat penurunan kadar fosfat.[1,2]

Mekanisme deplesi magnesium masih tidak diketahui dengan pasti. Akan tetapi, penurunan magnesium dapat menyebabkan hipokalemia dan peningkatan ekskresi kalium pada ginjal. Defisiensi thiamine (vitamin B1) disebabkan oleh kebutuhan thiamine yang meningkat saat pemberian nutrisi setelah periode kekurangan nutrisi. Thiamine adalah kofaktor penting dalam metabolisme glukosa dan konversi laktat menjadi piruvat.[1,3]

Referensi

1. Da Silva JS, Seres DS, Sabino K, et al. ASPEN Consensus Recommendations for Refeeding Syndrome. American Society for Parenteral and Enteral Nutrition. Nutrition in Clinical Practice. 2020;35(2):178-195.
2. Pulcini CD, Zettle S, Srinath A. Refeeding Syndrome. American Academy of Pediatrics. Pediatrics in Review. 2016;37(12):516–523. https://doi.org/10.1542/pir.2015-0152
3. Persaud-Sharma D, Saha S. Refeeding Syndrome. StatPearls. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK564513/

Pendahuluan Refeeding Syndrome
Etiologi Refeeding Syndrome

Artikel Terkait

  • Mengejar Ketertinggalan Tumbuh Kembang Bayi dengan Formula Tinggi Kalori
    Mengejar Ketertinggalan Tumbuh Kembang Bayi dengan Formula Tinggi Kalori
  • Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit
    Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit
  • Memantau Faltering Growth
    Memantau Faltering Growth
  • Intervensi Nutrisi untuk Kejar Tumbuh Anak – Kapan Dilakukan
    Intervensi Nutrisi untuk Kejar Tumbuh Anak – Kapan Dilakukan
  • Vaksinasi pada Anak dengan Gizi Buruk
    Vaksinasi pada Anak dengan Gizi Buruk

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 28 Januari 2025, 00:49
Intervensi gizi pada balita usia 1 tahun dengan berat badan hanya 4 kg
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Ijin konsul dan mohon sharingnya.Ada pasien sy. Balita kembar 3. Riwayat lahir cukup bulan.Saat ini usianya 1 tahun, BB ketiganya hanya...
Anonymous
Dibalas 15 Desember 2022, 15:55
Kapan pemeriksaan mikronutrien harus dilakukan untuk balita yang sulit makan - Gizi Kinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Dia, Sp. GK, pada anak balita yang sulit makan/picky eater yang menu makanannya terbatas, hanya yang manis2, makanan instan seperti sosis dan mie,...
Anonymous
Dibalas 01 Desember 2022, 17:41
Intervensi untuk anak yang underweight - Anak Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Yoke Kinanthi, Sp.AIzin bertanya dok. Untuk anak-anak usia 6 tahun yang sudah diberikan makanan dalam jumlah cukup setiap harinya (3 kali sehari,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.