Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Patofisiologi Refeeding Syndrome general_alomedika 2022-02-15T14:21:42+07:00 2022-02-15T14:21:42+07:00
Refeeding Syndrome
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Refeeding Syndrome

Oleh :
dr. Virly Isella
Share To Social Media:

Patofisiologi refeeding syndrome atau RFS dimulai saat pasien masuk dalam periode kekurangan nutrisi atau malnutrisi, yang menyebabkan kebutuhan energi tergantung pada sisa cadangan energi yang tersedia dalam tubuh. Kondisi malnutrisi lebih jauh kemudian menyebabkan deplesi elektrolit, terutama fosfat, kalium, dan magnesium. Lalu, pemberian nutrisi secara cepat menyebabkan perubahan kondisi katabolik menjadi kondisi anabolik.

Deplesi elektrolit terjadi akibat peningkatan sekresi insulin sebagai respons terhadap peningkatan glukosa dalam tubuh saat pemberian nutrisi. Peningkatan insulin ini menyebabkan fosfat dan kalium bergerak ke ruang intraseluler karena ada fosforilasi glukosa pada saat glikolisis dan stimulasi Na-K adenosine triphosphatase. Akibatnya, kadar fosfat dan kalium ekstraseluler berkurang.[1,3]

Fosfat merupakan unsur penting bagi cadangan energi utama dalam tubuh (adenosine trifosfat atau ATP). Saat malnutrisi berlanjut, cadangan fosfat akan terus digunakan untuk memproduksi ATP, sehingga dapat memperberat penurunan kadar fosfat.[1,2]

Mekanisme deplesi magnesium masih tidak diketahui dengan pasti. Akan tetapi, penurunan magnesium dapat menyebabkan hipokalemia dan peningkatan ekskresi kalium pada ginjal. Defisiensi thiamine (vitamin B1) disebabkan oleh kebutuhan thiamine yang meningkat saat pemberian nutrisi setelah periode kekurangan nutrisi. Thiamine adalah kofaktor penting dalam metabolisme glukosa dan konversi laktat menjadi piruvat.[1,3]

Referensi

1. Da Silva JS, Seres DS, Sabino K, et al. ASPEN Consensus Recommendations for Refeeding Syndrome. American Society for Parenteral and Enteral Nutrition. Nutrition in Clinical Practice. 2020;35(2):178-195.
2. Pulcini CD, Zettle S, Srinath A. Refeeding Syndrome. American Academy of Pediatrics. Pediatrics in Review. 2016;37(12):516–523. https://doi.org/10.1542/pir.2015-0152
3. Persaud-Sharma D, Saha S. Refeeding Syndrome. StatPearls. 2020.

Pendahuluan Refeeding Syndrome
Etiologi Refeeding Syndrome
Diskusi Terbaru
Anonymous
Kemarin, 20:56
Acuan untuk jasa dan tindakan yang dijamin BPJS berbeda2 menurut faskes
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Acuan untuk jasa dan tindakan yang dijamin BPJS berbeda2 menurut faskes, apakah ada sejawat yang memiliki acuan tarif pelayanan dokter?, Baik tindakan maupun...
dr. I Made Bayu Indratama, Sp.PD
Kemarin, 18:46
BLOOD 2022
Oleh: dr. I Made Bayu Indratama, Sp.PD
1 Balasan
Bali Hematology and Oncology Update (BLOOD) 2022
Anonymous
Kemarin, 15:44
Serumen prop pada pasien perforasi membran timpani
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok !Bagaimana tatalaksana serumen prop pada pasien dengan perforasi membran timpani?Apakah irigasi harus dengan cairan h2o2 atau dengan air hangat saja...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.