Panduan E-prescription Gigitan Serangga
Panduan e-prescription pada gigitan serangga ini dapat digunakan Dokter Umum pada saat akan memberikan terapi medikamentosa secara online.
Tanda dan Gejala
Pada anamnesis, pasien akan mengatakan riwayat mengalami gigitan serangga. Pasien dapat mengeluhkan adanya ruam yang disertai gatal, nyeri, kemerahan, dan bengkak pada area gigitan. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya urtikaria dan papul yang disertai punctum atau gigitan pada area gigitan.[1,2,4]
Peringatan
Jika terdapat tanda-tanda reaksi sistemik berat atau anafilaksis pada anamnesis, pasien perlu segera dibawa ke instalasi gawat darurat dan tidak dapat dilakukan peresepan online. Beberapa gejala reaksi anafilaksis adalah lemas, pusing, pingsan, mual, muntah, dan sesak napas.
Bila memungkinkan, minta foto lesi kulit yang dialami pasien sebelum memberikan terapi medikamentosa.[1,4,6]
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memberikan terapi medikamentosa:
- Kortikosteroid topikal tidak boleh diberikan pada pasien yang memiliki hipersensitivitas terhadap obat golongan ini dan pada pasien yang diketahui mengalami infeksi bakteri, virus, atau jamur karena dapat memperberat infeksi
- Hindari penggunaan kortikosteroid jangka panjang, sebisa mungkin penggunaannya dibatasi menjadi 5–7 hari
- Pada anak di bawah 1 tahun, hanya dapat diberikan kortikosteroid potensi rendah (hydrocortisone cream 1%)
- Mayoritas obat-obatan antihistamin, terutama generasi pertama, memiliki efek sedatif, sehingga harus dihindari aktivitas seperti berkendara setelah mengonsumsi antihistamin
- Chlorpheniramin maleat tidak dapat diberikan pada anak berusia di bawah 1 tahun
- Penggunaan kortikosteroid sistemik terbatas pada inflamasi lokal yang berat, respons inflamasi sistemik, serta sebagai perawatan setelah anafilaksis
Rujukan perlu dilakukan apabila kondisi memburuk, yang ditandai dengan patch eritema yang meluas, timbul bula, dan terjadi reaksi sistemik atau komplikasi.[1,8,13-15]
Medikamentosa
Prinsip penanganan gigitan serangga adalah mengatasi respons peradangan baik lokal maupun sistemik. Reaksi peradangan dapat dikurangi dengan mencuci daerah gigitan serangga dengan air dan sabun serta kompres es. Pada pasien dengan kondisi stabil, terapi yang dapat diberikan adalah:
Terapi Topikal
Hydrocortisone 1% krim, 1–2 kali sehari selama maksimal 7 hari, dioleskan tipis-tipis pada lesi[16,17]
Jika dengan terapi topikal di atas tidak membaik, berikan salah satu terapi topikal berikut:
Mometasone furoate 0,1% krim, 1–2 kali sehari selama maksimal 7 hari, dioleskan tipis-tipis pada lesi
- Betamethasone valerat krim 0,5%, 1–2 kali sehari selama maksimal 7 hari, dioleskan tipis-tipis pada lesi[4,13]
Terapi Sistemik
Antihistamin dapat diberikan untuk mengurangi gatal. Pilih salah satu dari obat antihistamin di bawah ini.
Antihistamin Sedatif:
-
Chlorpheniramine maleat
Dewasa: 3 x 4 mg, peroral, selama 7 hariAnak usia 1–2 tahun: 2 x 1 mg peroral selama 7 hari
Anak usia 2–5 tahun: 3 x 1 mg peroral selama 7 hari
Anak usia 6–12 tahun: 3 x 2 mg peroral selama 7 hari
-
Cetirizine
Dewasa dan anak usia >6 tahun: 1 x 10 mg peroral, diminum saat malam hari setelah makan.Anak 3–6 tahun: 1 x 5 mg atau 2 x 2,5 mg peroral
Antihistamin Nonsedatif:
-
Loratadine
Dewasa dan anak usia >12 tahun: 1 x 10 mg atau 2 x 5 mg peroral selama 7 hariAnak usia 2–12 tahun (berat badan <30 kg): 1 x 5 mg peroral selama 7 hari
Anak usia 2–12 tahun (berat badan >30 mg): 1 x 10 mg peroral selama 7 hari[4,15]
Antihistamin dapat dikonsumsi sampai 7 hari dan dapat dihentikan sewaktu-waktu jika keluhan sudah membaik[4,15]
Penggunaan kortikosteroid sistemik jangka pendek bermanfaat untuk meredakan respons inflamasi pada reaksi inflamasi lokal yang berat, respons inflamasi sistemik, serta sebagai perawatan setelah reaksi anafilaksis. Pilihan kortikosteroid sistemik yang dapat digunakan adalah:
- Prednisone 1 x 1 mg/kg peroral selama 5–7 hari[4,8]
Pilihan Terapi Gigitan Serangga pada Kehamilan
Terapi suportif harus diutamakan pada kasus gigitan serangga yang dialami wanita hamil. Jika kompres dingin tidak berhasil mengurangi keluhan, kalamin losion atau hydrocortisone cream dapat diberikan. Penggunaan CTM, cetirizine, dan loratadine pada kehamilan termasuk dalam kategori B. Oleh karena belum ada uji acak terkontrol pada populasi wanita hamil, sebaiknya penggunaannya hanya dipertimbangkan pada kondisi yang tidak membaik setelah terapi topikal dan suportif.[18,19]