Prognosis Ruptur ACL
Prognosis ruptur anterior cruciate ligament atau ACL bergantung pada derajat cedera, keterlibatan struktur lain di lutut, serta kepatuhan pasien terhadap rehabilitasi. Komplikasi jangka panjang meliputi instabilitas kronis, cedera ulang, dan perkembangan osteoartritis pascatrauma.[1-4]
Komplikasi
Meskipun banyak pasien dapat kembali ke aktivitas fungsional setelah rehabilitasi atau rekonstruksi, risiko komplikasi ruptur ACL tetap ada dan perlu dievaluasi berkala.
Instabilitas Lutut
Instabilitas kronis lutut merupakan salah satu komplikasi utama dari ruptur ACL, terutama bila tidak ditangani secara adekuat. Ketidakstabilan ini dapat menyebabkan sensasi “giving way” saat melakukan aktivitas seperti berputar atau berhenti mendadak, dan dapat memperburuk kerusakan struktur intraartikular lain. Instabilitas yang persisten juga berkorelasi dengan penurunan performa atletik dan peningkatan risiko cedera ulang.[2,4,11]
Cedera Sekunder
Cedera sekunder meniskus dan kartilago artikular juga sering ditemukan, baik sebagai akibat langsung dari trauma awal maupun sebagai konsekuensi dari instabilitas lutut kronis. Selain itu, beban abnormal pada sendi akibat instabilitas dapat mempercepat kerusakan kartilago dan berkontribusi terhadap perkembangan osteoartritis pascatrauma.[2,4,11]
Osteoartritis Pascatrauma
Osteoartritis pascatrauma adalah komplikasi jangka panjang yang signifikan, bahkan setelah rekonstruksi ACL. Proses degeneratif ini berhubungan dengan kerusakan kartilago yang progresif, inflamasi intraartikular, serta perubahan biomekanik sendi lutut.[1-4]
Komplikasi Pascaoperasi
Komplikasi pascaoperasi, seperti infeksi, kekakuan sendi (arthrofibrosis), nyeri anterior lutut, dan kegagalan graft, juga perlu diwaspadai. Arthrofibrosis dapat terjadi akibat manipulasi yang agresif pascaoperasi atau imobilisasi yang berkepanjangan, sedangkan kegagalan graft sering dikaitkan dengan rehabilitasi yang tidak optimal atau kembalinya pasien ke olahraga secara prematur.[1-4]
Prognosis
Kebanyakan pasien pasca rehabilitasi ruptur ACL dapat kembali beraktivitas normal, dan bahkan banyak yang tetap bisa menjadi atlet. Namun sayangnya, kemungkinan atlet dapat kembali kompetitif seperti masa sebelum cedera sangatlah bervariasi, yakni antara 44- 81%.[16]
Pada umumnya, rekonstruksi ACL dianjurkan dilakukan dalam 3 bulan pascacedera untuk mengurangi risiko kerusakan meniskus dan kartilago tambahan. Operasi dengan teknik single-bundle maupun double-bundle menunjukkan luaran fungsional yang setara. Di sisi lain, pemilihan autograft lebih disarankan dibandingkan allograft untuk menurunkan risiko kegagalan, terutama pada pasien muda.[1-4]