Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Hemoglobinopati general_alomedika 2020-02-11T09:06:32+07:00 2020-02-11T09:06:32+07:00
Hemoglobinopati
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Hemoglobinopati

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Diagnosis hemoglobinopati dalam praktik sehari-hari membutuhkan pemeriksaan hitung sel darah merah dan eritrosit index, dan pemeriksaan hemoglobin  seperti hemoglobin electrophoresis dan chromatography.[3]

Anamnesis

Anamnesis yang dapat digali pada pasien dengan hemoglobinopati adalah mencari adanya riwayat keluhan serupa pada keluarga dekat pasien. Keluhan yang dapat ditemukan sesuai dengan kelompok hemoglobinopati yang diderita. Pasien thalassemia keluhan utama yang nampak adalah akibat anemia yang diderita seperti lemah, pucat, lesu, keterlambatan tumbuh kembang. Sedangkan pada pasien dengan abnormalitas hemoglobin seperti penyakit sel sabit, keluhan utama selain keluhan akibat anemia, pasien juga mengeluhkan rasa nyeri yang sangat mengganggu,[3]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan pada pasien hemoglobinopati antara lain tanda-tanda anemia seperti konjungtiva anemis, pucat hipersplenisme, gagal jantung, jaundice dan tanda komplikasi penyakit seperti rodent face yang ditemukan pada pasien dengan thalassemia beta mayor.[3,12]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding hemoglobinopati antara lain:

Thalassemia Beta

Thalassemia beta diakibatkan oleh insufisiensi (β+) atau tidak adanya produksi (β0) dari rantai globin beta. Penyebabnya adalah mutasi gen globin beta. Gambaran yang ditemukan adalah anemia mulai dari ringan hingga berat tergantung pada derajat thalassemia beta yang terjadi.[3]

Thalassemia Alfa

Thalassemia alfa disebabkan oleh defek sintesis rantai globin alfa. Pada level molekular, hal ini disebabkan oleh terhapusnya gen globin alfa secara parsial (α+) atau total (α0), atau yang lebih langka disebabkan oleh mutasi dari satu atau lebih dari empat rantai globin alfa (αα/αα).[3]

Penyakit Sel Sabit

Pasien dengan penyakit sel sabit manifestasi klinis yang terjadi bergantung pada seberapa banyak jumlah HbS. Gejala dapat mulai muncul sebelum usia satu tahun, dengan anemia hemolitik kronik dan gangguan tumbuh kembang.masalah utama yang dikeluhkan adalah krisis nyeri yang dapat terjadi di punggung, ekstremitas, toraks, abdomen dan sistem saraf pusat.[3,6]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis dan mendeteksi dini hemoglobinopati telah berkembang dan tidak lagi hanya bergantung pada metode elektroforesis terutama setelah negara maju seperti di negara Barat melakukan skrining genetik hemoglobinopati secara menyeluruh untuk setiap neonatus yang lahir di negara mereka.[1]

Hitung Darah Lengkap

Hitung darah lengkap sangat penting sebagai skrining hemoglobinopati terutama sindrom thalassemia. Petunjuk utama yang dapat dijadikan acuan adalah nilai MCV (mean corpuscular volume) atau MCH (mean corpuscular haemoglobin) yang rendah. Karena defisiensi besi juga dapat menjelaskan rendahnya nilai MCV atau MCH pada suatu keadaan anemia, perlu pula dilakukan penapisan defisiensi besi pada pasien.[7,13]

Isoelectric Focusing (IEF)

Metode ini bekerja dengan memisahkan protein dalam medium gel yang memiliki derajat perbedaan pH yang terdiri dari ampholytes (zwitterions). Ketika diberikan voltase daya tinggi, zona buffer sempit yang stabil terbentuk berdasarkan derajat perbedaan pH. Hemoglobin akan bermigrasi kedalam zona dengan medium pH yang sesuai dengan individual isoelectric points (pI). Kemudian gambaran pola zona migrasi dibaca dan disesuaikan dengan kontrol IEF.[1]

High Performance Liquid Chromatography (HPLC)

Metode HPLC merupakan metode yang bertujuan untuk memisahkan suatu senyawa atau molekul berdasarkan karakteristik kimianya. Hemoglobins dipisahkan oleh analytical cartridge didalam kation HPLC menggunakan buffer gradient yang telah diprogram sebelumnya dengan meningkatkan kekuatan ionik pada cartridge. Fraksi hemoglobin terpisah berdasarkan interaksi ioniknya dengan cartridge. fraksi yang terpisah kemudian melewati flow cell, dengan mengukur tingkat absorbsi  pada 415 nm dan 690 nm untuk mengurangi background noise.[1,13]

Perubahan tingkat absorbansi dipantau tiap waktu membentuk suatu chromatogram (absorbance vs. time). Setiap hemoglobin memiliki karakteristik waktu retensi yang khas dan diukur mulai dari saat injeksi sampel ke dalam HPLC hingga mencapai titik puncak absorbansi.[1]

Cellulose Acetate Electrophoresis (Alkaline)

Cellulose Acetate Electrophoresis atau alkaline electrophoresis memanfaatkan negative charge pada hemoglobin bila berada pada kondisi alkali. Sampel diletakan pada gel agar asetat selulosa dan molekul hemoglobin dipisahkan melalui metode elektroforesis dengan buffer alkaline seperti Tris-EDTA dengan asam borat pada pH 8.4.[1]

Setiap varian hemoglobin memiliki net charge yang berbeda-beda sehingga memiliki kecepatan migrasi yang berbeda pula. Bersama migrasi elektroforesis, akan tampak gambaran hemoglobin bands dengan pewarnaan Ponceau S, Amino Black dan Acid Violet atau pewarna serupa lainnya dan kemudian dibandingkan dengan standar baku.[1]

Citrate Agar Electrophoresis (Acid)

Elektroforesis dilakukan dalam suasana asam dengan pH 6.2. metode ini berdasarkan interaksi kompleks antara hemoglobin  dengan buffer elektroforesis dengan bantuan Agar. Pewarnaan membantu visualisasi hemoglobin bands. Acid electrophoresis dapat membantu mengkonfirmasi varian hemoglobins yang ditemukan pada pemeriksaan Cellulose Acetate Electrophoresis dan dapat membedakan dengan baik antara HbC dan HbE serta HbO-Arab. Metode ini juga dapat membedakan HbS dari HbD dan HbG. Citrate Agar electrophoresis lebih sensitif dibanding Cellulose acetate dalam mendeteksi HbF.[1]

Metode Molekuler

Metode pemeriksaan molekular untuk hemoglobinopati umumnya menggunakan tiga Teknik, yaitu Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP), Allelic Discrimination using Real Time PCR end point data dan DNA Sequencing.[1]

Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP):

RFLP memanfaatkan recognition sequences of restriction enzymes yang dapat menggambarkan normal allele atau mutasi alel dari sebuah gen. jika recognition sequence didapatkan,enzim restriksi akan memotong DNA dan perbedaan ukuran ini dapat divisualisasikan dengan gel electrophoresis.[1]

Allelic Discrimination using Real-time PCR:

Allelic Discrimination (AD) mengukur fluoresensi diakhir PCR (Polymeric Chain Reaction)untuk menentukan ada tidaknya mutasi gen. setelah DNA berhasil diekstrak dari sampel, dilakukan forward and reverse PCR primers, DNA polymerase, nucleotide triphosphates, (dNTPs) dan dua probes dipersiapkan. Satu probe mewakili untai normal dan yang lainnya mewakili untaian mutan. fluorophor yang berikatan dengan tiap primer memperlihatkan fluoresensi dengan Panjang gelombang yang berbeda beda.[1]

DNA Sequencing:

Sanger sequencing adalah metode yang paling menyeluruh untuk mendeteksi adanya mutasi genetic dan menetukan untai yang digunakan sebagai primers. Setelah DNA diekstrak dari sampel, kemudian diamplifikasi dengan PCR tetapi dengan penambahan DNA polymerase dan dNTPs, dideoxynucleotides (ddNTPs). Setiap empat ddNTPs berikatan dengan fluorophor spesifik, yang memancarkan sinyal dengan Panjang gelombang yang berbeda-beda. Kemudian informasi ini dianalisis dengan instrumen software dan untaian kemudian dapat divisualisasikan.[1,7]

Deskripsi Penyakit Hemoglobinopati

Hemoglobinopati merupakan istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan kelompok penyakit genetik pada hemoglobin. Hemoglobinopati dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu [3,5]:

  • Sindrom Thalassemia

  • Varian struktur abnormal Hemoglobin

Kedua kelompok besar ini sama-sama disebabkan oleh mutasi dan atau terhapusnya gen globin alfa atau beta. Ketika defek genetik menyebabkan gangguan sintesis Hb, defek ini menyebabkan timbulnya Thalassemia. Struktur Hemoglobin pada kasus tersebut normal.[3]

Ketika defek genetik menyebabkan terjadinya perubahan struktur Hb, kemudian penyakit ini digolongkan kedalam abnormal hemoglobin. Selain itu ada juga bentuk campuran dari kedua kelompok besar ini.contohnya adalah β0/β+-thalassemias, HbSC disease dan HbE α-thalassemias.[3]

Referensi

1. Center for Disease Control and Prevention. Hemoglobinopathies: Current Practices for Screening, Confirmation and Follow-up. 2015. Available from : https://www.cdc.gov/ncbddd/sicklecell/documents/nbs_hemoglobinopathy-testing_122015.pdf
3. Kohne, Elisabeth. Hemoglobinopathies Clinical Manifestations, Diagnosis, and Treatment. Dtsch Arztebl Int 2011;108(31–32): 532–40. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3163784/pdf/Dtsch_Arztebl_Int-108-0532.pdf
6. Ghosh K et al. Guidelines for screening, diagnosis and management of hemoglobinopathies. Indian J Hum Genet. 2014 Apr-Jun; 20(2): 101–119. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4228561/
7. Trent, RJA. Diagnosis of the Haemoglobinopathies. Clin Biochem Rev Vol 27 February 2006:27-38. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1390791/pdf/cbr27_1p027.pdf
12. Fucharoen, Suthat and Winichagoon, Pranee Haemoglobinopathies in Southeast Asia. Indian J Med Res. 2011 Oct;134:498-506. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22089614/
13. Lee, YK et al. Recent progress in laboratory diagnosis of thalassemia and hemoglobinopathy: a study by the Korean Red Blood Cell Disorder Working Party of the Korean Society of Hematology. Blood Res. 2019 Mar; 54(1): 17–22. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6439293/pdf/br-54-17.pdf

Epidemiologi Hemoglobinopati
Penatalaksanaan Hemoglobinopati

Artikel Terkait

  • Pengeditan Genom: Potensi CRISPR untuk Terapi pada Penyakit
    Pengeditan Genom: Potensi CRISPR untuk Terapi pada Penyakit
Diskusi Terkait
dr.Dizi Bellari Putri
29 hari yang lalu
Target hemoglobin pada kasus thalassemia mayor- Anak Ask The Expert
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
1 Balasan
Alo dr. Joko, Sp. A, izin bertanya dok, dalam penanganan kasus thalasemia mayor, apakah ada target minimal kadar hemoglobin saat melakukan transfusi darah?...
dr.Fauzan Hertrisno Firman
06 April 2019
Apakah ada manfaat asupan zat besi untuk thalassemia minor?
Oleh: dr.Fauzan Hertrisno Firman
6 Balasan
AlodokterIzin berdiskusi, pada thalassemia minor biasanya tidak ada tatalaksana khusus seperti transfusi darah berulang di thalassemia mayor.Apakah pada...
dr. Willy
09 Juni 2018
apakah tes genetik merupakan gold standar diagnosis thalassemia?
Oleh: dr. Willy
8 Balasan
Alo TS!Mohon pencerahannya mengenai tes genetik untuk thalassemia. Apakah tes genetik merupakan diagnosis pasti untuk thalassemia atau hanya beberapa jenis...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.