Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Ulkus Peptikum general_alomedika 2019-04-06T09:31:32+07:00 2019-04-06T09:31:32+07:00
Ulkus Peptikum
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Ulkus Peptikum

Oleh :
dr. Catherine Ranatan
Share To Social Media:

Penatalaksanaan ulkus peptikum bergantung pada keadaan pasien saat datang. Pasien dengan perdarahan atau perforasi membutuhkan tata laksana gawat darurat dengan stabilisasi, endoskopi, atau pembedahan. Pasien yang tidak memiliki kegawatdaruratan ditatalaksana dengan triple therapy untuk eradikasi H.pylori, serta diberikan penurun asam lambung.

Tatalaksana Perdarahan dan Perforasi

Pasien ulkus peptikum yang datang dengan perdarahan atau dicurigai mengalami perforasi, harus diberikan tata laksana kegawatdaruratan terlebih dulu. Setelah pasien stabil, dapat dilakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah terjadi peritonitis atau tidak, serta apakah dibutuhkan tindakan operatif atau tidak

Eradikasi H.Pylori

Eradikasi merupakan kunci keberhasilan terapi ulkus peptikum yang disebabkan infeksi H.pylori. Penelitian membuktikan triple therapy lebih baik dibandingkan pemberian antisecretory agent dalam mencegah perdarahan berulang pada ulkus peptikum.

Triple Therapy

Triple therapy adalah terapi standar yang telah digunakan sejak lama dan masih menjadi pilihan hingga saat ini. Terapi ini terdiri dari Proton Pump Inhibitor (PPI) berupa omeprazole 40 mg sekali sehari atau lansoprazole 30 mg dua kali sehari + Amoxicillin 1000 mg + Clarithromycin 500 mg dua kali sehari selama 7-10 hari dan dapat diteruskan hingga 14 hari. Terapi ini dinilai sangat baik dengan tingkat eradikasi mencapai 80-90%.

Pada pasien yang alergi amoxicillin, regimen dapat diganti menjadi Proton Pump Inhibitor (PPI) + Clarithromycin 500 mg + Metronidazole 500 mg dua kali sehari selama 7-10 hari.

Pilihan alternatif lainnya adalah terapi kombinasi bismut selama 7-14 hari. Kombinasi terapi ini adalah pemberian PPI dua kali sehari, bismut 240 mg dua kali sehari, metronidazole 400 mg dua hingga tiga kali sehari, dan tetrasiklin 400 mg empat kali sehari. Keberhasilan eradikasi H. pylori kombinasi terapi ini mencapai lebih dari 80%.

Tatalaksana Ulkus Peptikum H.Pylori Negatif NSAID Negatif

Ulkus peptikum yang tidak disebabkan oleh H.pylori ataupun NSAID dan aspirin adalah suatu kejadian yang sangat jarang. Pada keadaan ini, pemeriksa harus benar-benar memastikan bahwa ulkus peptikum tidak disebabkan oleh infeksi H.pylori dan tidak ada riwayat penggunaan NSAID ataupun obat lain yang meningkatkan risiko ulkus peptikum. Kultur dan anamnesis riwayat medis yang lengkap harus dilakukan.

Ulkus peptikum idiopatik dapat ditatalaksana menggunakan proton pump inhibitor (PPI). Dosis lebih tinggi diduga akan lebih efektif pada keadaan ini, namun belum ada konsensus yang menyatakan berapa dosis yang lebih efektif. Perlu diingat bahwa penggunaan PPI jangka panjang meningkatkan risiko kanker. Utilisasi berlebih dari PPI harus dihindari. [12]

Referensi

12. Malfertheiner P, Chan FK, McColl KE. Peptic ulcer disease. The Lancet, 2009. 374(9699): 1449–1461. doi:10.1016/s0140-6736(09)60938-7

Diagnosis Ulkus Peptikum
Prognosis Ulkus Peptikum

Artikel Terkait

  • Pertimbangan Penggunaan Penghambat Pompa Proton pada Pasien yang Mendapat Antikoagulan Dan/Atau Antiplatelet – Telaah Jurnal
    Pertimbangan Penggunaan Penghambat Pompa Proton pada Pasien yang Mendapat Antikoagulan Dan/Atau Antiplatelet – Telaah Jurnal
  • Efek Penghambat Pompa Proton vs Antagonis Reseptor Histamin-2 dalam Profilaksis Stress Ulcer – Telaah Jurnal
    Efek Penghambat Pompa Proton vs Antagonis Reseptor Histamin-2 dalam Profilaksis Stress Ulcer – Telaah Jurnal
Diskusi Terkait
dr. Renate Parlene Marsaulina
14 April 2021
Bagaimana edukasi pasien yang ingin berpuasa dengan kondisi ulkus peptikum - Gastroenterologi-Hepatologi Ask the Expert
Oleh: dr. Renate Parlene Marsaulina
2 Balasan
Alo dr. Muhammad Miftahussurur, Sp.PD-KGEH, M.Kes, Ph.D, FINASIM. Apakah ulkus peptikum menjadi kontraindikasi dilakukannya puasa?Jika pasin menginginkan...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.