Panduan e-Prescription Alomedika Tiroiditis
Panduan e-prescription untuk tiroiditis ini dapat digunakan oleh Dokter saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.
Tiroiditis adalah inflamasi kelenjar tiroid, misalnya karena kondisi autoimun (tiroiditis Hashimoto), infeksi, radiasi, penggunaan obat-obatan tertentu, dan fibrosis (tiroiditis Riedel). Namun, kondisi autoimun merupakan penyebab yang tersering.[1,2]
Tanda dan Gejala
Beberapa tanda dan gejala yang mungkin terjadi pada tiroiditis adalah demam, nyeri area tiroid, nyeri tenggorokan, suara serak, dan kesulitan menelan. Kelenjar tiroid mungkin membesar. Pasien mungkin mengalami hipotiroid maupun hipertiroid.[1,2]
Contoh gejala hipotiroid adalah rasa lelah, kenaikan berat badan, intoleransi cuaca dingin, konstipasi, kulit kering, dan rambut rontok. Sementara itu, contoh gejala hipertiroid adalah penurunan berat badan, gelisah, intoleransi cuaca panas, tremor, dan palpitasi.[1,2]
Dokter perlu menggali kemungkinan penyebab tiroiditis, misalnya riwayat penyakit autoimun, penggunaan obat-obatan yang bisa menyebabkan tiroiditis, dan radiasi.[1,2]
Peringatan
Tanda dan gejala tiroiditis mungkin kurang spesifik, sehingga diagnosis sulit ditegakkan secara klinis saja. Bila diagnosis dan etiologi belum diketahui secara pasti, pasien sebaiknya dirujuk untuk berkonsultasi dengan dokter secara langsung, guna menjalani pemeriksaan fisik, laboratorium, dan USG leher.[1,2]
Medikamentosa
Pada pasien yang mengalami nyeri, dokter dapat memberikan terapi simptomatik berupa analgesik. Terapi lainnya disesuaikan dengan kadar hormon tiroid pasien, apakah eutiroid, hipotiroid, atau hipertiroid.[1,2]
Analgesik dan Antiinflamasi
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) merupakan analgesik lini pertama, yang dapat dipilih salah satu dari obat berikut:
Ibuprofen: dosis 400 mg diberikan 3 kali/hari (setiap 8 jam), di mana sediaan ibuprofen ada tablet 200 mg atau 400 mg
Aspirin: dosis 500 mg diberikan 4 kali/hari (setiap 6 jam), di mana sediaan aspirin ada tablet 100 mg atau 500 mg[3-5]
Setelah penggunaan OAINS, gejala umumnya berkurang setelah 2–3 hari. Bila OAINS tidak berhasil mengurangi nyeri dalam waktu tersebut, pasien dapat diberikan obat steroid sebagai antiinflamasi, yaitu:
Prednison: dosis 40 mg/hari selama 1 minggu, maksimal 6 minggu, yang kemudian perlu tapering-off 5 mg setiap 1–2 minggu, di mana sediaan prednison ada tablet 5 mg[3-5]
Terapi Hipertiroid
Terapi hipertiroid umumnya berupa obat antitiroid, yaitu methimazole atau propylthiouracil (PTU). Dosis inisiasi dan titrasi masing-masing obat dapat dilihat secara lebih lengkap pada panduan e-prescription hipertiroid.
Terapi Hipotiroid
Terapi standar hipotiroid adalah levotiroksin. Dosis inisiasi dan titrasi secara lebih detail dapat dilihat dalam panduan e-prescription hipotiroid.
Terapi pada Ibu Hamil
Analgesik yang disebutkan di atas (ibuprofen, aspirin, dan prednison) tidak direkomendasikan pada kehamilan, karena termasuk kategori FDA C atau D untuk ibu hamil. Beberapa literatur menyarankan paracetamol 500 mg sebanyak 3 kali/hari, tetapi bukti efikasinya dalam kasus ini masih terbatas.[6]
Pada ibu hamil dengan hipotiroid, levotiroksin dianjurkan untuk tetap digunakan. Sementara itu, pada ibu hamil dengan hipertiroid, obat yang dianjurkan pada trimester pertama adalah PTU. Setelah melewati 16 minggu gestasi, PTU boleh diganti menjadi methimazole. Informasi lebih lengkap dapat dilihat pada e-prescription hipertiroid dan e-prescription hipotiroid.