Patofisiologi Diabetes Insipidus
Patofisiologi diabetes insipidus dapat dibagi berdasarkan penyebab yang mendasari. Terdapat dua tipe utama diabetes insipidus, yaitu cranial diabetes insipidus dan nephrogenic diabetes insipidus.
Cranial Diabetes Insipidus
Patofisiologi cranial diabetes insipidus (CDI) adalah akibat rendahnya kadar hormon vasopressin pituitari posterior, baik itu bersifat relatif maupun absolut. Hormon vasopressin berfungsi sebagai antidiuresis di dalam tubuh dengan mengatur fungsi resorbsi air oleh ginjal. Bila terjadi defisiensi total, dapat terjadi poliuria hingga lebih dari 10 L per 24 jam. Imbalans cairan ini akan diseimbangkan oleh tubuh melalui mekanisme rasa haus.
Nephrogenic Diabetes Insipidus
Nephrogenic diabetes insipidus (NDI) adalah penyakit yang diakibatkan oleh ketidakmampuan ginjal untuk mengonsentrasikan urin karena terjadi resistensi terhadap vasopressin. Pada NDI terjadi defisiensi aquaporin (AQP) fungsional, yang mengakibatkan reabsorbsi yang dimediasi oleh AQP melalui aktivasi vasopressin V2 reseptor (AVPR2) di duktus kolektivus yang seharusnya dapat meningkatkan kepekatan urin menjadi terhambat. [4]