Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Diabetes Insipidus general_alomedika 2021-04-19T11:44:10+07:00 2021-04-19T11:44:10+07:00
Diabetes Insipidus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Diabetes Insipidus

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Diagnosis diabetes insipidus ditandai dengan manifestasi klinis berupa poliuria, polidipsia, dan nokturia. Hasil pemeriksaan fisik bervariasi tergantung dari keparahan dan kronisitas penyakit. Pasien dapat mengalami hidronefrosis, dehidrasi, ataupun pembesaran vesika urinaria.

Anamnesis

Poliuria, polidipsia, dan nokturia adalah keluhan yang paling sering ditemukan pada pasien diabetes insipidus. Volume urin pada diabetes insipidus berkisar antara 3-20 L. Jumlah minum harian pasien dapat diukur dengan menanyakan jumlah gelas air yang dikonsumsi per hari. Penting pula ditanyakan mengenai riwayat seringnya buang air kecil dan riwayat minum di malam hari. Karena bila poliuria dan polidipsia hanya terjadi pada siang hari, kemungkinan keluhan merupakan polidipsia fisiologis.

Bentuk paling umum dari diabetes insipidus adalah diabetes insipidus sentral akibat trauma atau tindakan operasi pada regio pituitari dan hipotalamus. Gejala klinis sering bermanifestasi dalam bentuk trifasik.

Fase pertama adalah poliuria selama 4-5 hari akibat inhibisi hormon arginine vasopressin (AVP). Fase kedua adalah fase antidiuretik selama 5-6 hari akibat pelepasan dari hormon yang tersimpan, menyebabkan peningkatan osmolalitas urine. Fase ketiga adalah fase permanen, di mana AVP yang disimpan telah terpakai seluruhnya dan sel yang menghasilkan AVP tidak mampu berproduksi lagi.

Pada bayi, gejala diabetes insipidus dapat berupa iritabilitas, keterlambatan pertumbuhan, hipertermia, dan penurunan berat badan. Pada anak, gejala yang sering muncul adalah enuresis, anoreksia, defek pertumbuhan linear, dan mudah lelah. [2,4,7]

Pemeriksaan Fisik

Temuan pemeriksaan fisik bervariasi tergantung keparahan dan kronisitas penyakit. Pasien diabetes insipidus bisa saja tidak menunjukkan tanda abnormal pada pemeriksaan fisik. Namun, pada beberapa kasus bisa tampak hidronefrosis, nyeri punggung, nyeri yang menjalar ke inguinal, pembesaran vesika urinaria, ataupun dehidrasi. [2]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding diabetes insipidus adalah sindrom Barter. Sindrom Barter dapat memiliki gejala yang mirip dengan diabetes insipidus akibat keadaan hipokalemia dan hiperkalsiuria yang menyebabkan berkurangnya jumlah aquaporin (AQP2).

Yang membedakan sindrom Barter dari dan diabetes insipidus herediter adalah pada riwayat antenatal. Pada sindrom Barter terdapat riwayat polihidramion, yang tidak ditemukan pada diabetes insipidus. [4]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis diabetes insipidus antara lain analisis urine 24 jam, hypertonic saline examination, water restriction test, suntikan vasopressin, dan evaluasi pituitari.

Analisis Urine 24 Jam

Lakukan pengumpulan urine 24 jam dengan kondisi pasien terdehidrasi semaksimal yang bisa ditoleransi. Jika urinary spesific gravity ≤ 1,005 dan osmolalitas urine ≤ 200 mOsm/kg, maka pasien dapat didiagnosis mengalami diabetes insipidus. Modalitas terbaik adalah pengukuran osmolalitas, karena osmolalitas yang didapat dari perhitungan manual kurang bisa diandalkan. [2]

Hypertonic Saline Examination

Pemeriksaan ini dilakukan dengan pemberian NaCl 5% dengan kecepatan 0,05 ml/kg/menit intravena selama 2 jam. Kadar serum natrium dan kadar plasma arginine vasopressin (AVP) diukur sebelum dan tiap 30 menit setelah memulai injeksi. Kadar serum natrium biasanya meningkat hingga 10 mEq/L dan kadar plasma AVP meningkat sesuai dengan peningkatan kadar natrium pada orang normal. Sebaliknya, peningkatan pelepasan AVP ditumpulkan atau bahkan ditiadakan pada pasien dengan cranial diabetes insipidus (CDI). [7]

Water Restriction Test

Pada pemeriksaan ini, pasien dipuasakan dari makan dan minum selama 6 jam atau hingga berat badan berkurang 3%. Pada orang normal, osmolalitas urine meningkat lebih dari 300 mOsm/kg. Sebaliknya, osmolalitas urine tetap di bawah 300 mOsm/kg selama pemeriksaan menunjukkan pasien mengalami CDI. [7]

Suntikan Vasopressin

Setelah dilakukan water restriction test, pemberian suntikan vasopressin dapat membedakan nephrogenic diabetes insipidus (NDI) dari CDI. Osmolalitas urin akan meningkat sebagai respon terhadap injeksi vasopressin pada pasien dengan CDI, tetapi tidak pada pasien dengan NDI. [4,5,7]

Evaluasi Pituitari

Pada MRI orang normal, pencitraan T1-weighted akan menampakkan sinyal hiperintens di pituitari posterior. Pada pasien dengan CDI dan kebanyakan pasien NDI, sinyal ini tidak tampak.

Selain itu, pengukuran hormon-hormon pituitari, termasuk AVP, perlu dilakukan pada pasien yang mengalami cedera otak traumatik dan dicurigai memiliki komplikasi diabetes insipidus. [2]

Referensi

2. Khardori, Romesh. Diabetes Insipidus. Medscape. 2018. Available from : https://emedicine.medscape.com/article/117648-overview#a6
4. Bockenhauer, Detlef and Bichet DG. Pathophysiology, diagnosis and management of nephrogenic diabetes insipidus. Nat Rev Nephrol. 2015 Oct;11(10):576-88. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26077742
5. Ueda H, Numoto S, Kakita H, Takeshita S, Muto D, et al. (2016) Neonatal Central Diabetes Insipidus Caused by Severe Perinatal Asphyxia. Pediatr Ther 6: 278. Available from : https://www.longdom.org/open-access/neonatal-central-diabetes-insipidus-caused-by-severe-perinatal-asphyxia-2161-0665-1000278.pdf
7. Arima, Hiroshi et al. Central diabetes insipidus. Nagoya J Med Sci. 2016 Dec;78(4):349-358.. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28008190

Epidemiologi Diabetes Insipidus
Penatalaksanaan Diabetes Insipidus
Diskusi Terkait
dr. Intan Fajriani
04 Maret 2022
Live Webinar Alomedika - Peran Pemantauan Glukosa Mandiri saat COVID-19. Sabtu, 5 Maret 2022 ( 10.00 - 11.00 WIB )
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Peran Pemantauan Glukosa Mandiri saat COVID-19."Narasumber:dr. Johanes Purwoto, Sp.PD, K-EMD,...
dr.Nana
31 Maret 2021
Pasien wanita usia 47 tahun dengan keluhan sering buang air kecil namun nilai gula darah dan hasil pemeriksaan urin normal
Oleh: dr.Nana
2 Balasan
Pasien perempuan usia 47 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sering kecing baik pada pagi hari ataupun malam hari. Nyeri saat BAK disangkal. Sering haus...
Anonymous
27 September 2020
Pasien laki-laki usia 27 tahun dengan keluhan sering buang air kecil
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter. Izin konsul.Laki laki usia 27 tahun datang dengan keluhan sering bak. Hal ini telah dialami os lebih kurang selama 12 tahun.Dalam sehari os bisa...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.