Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Diabetes Insipidus general_alomedika 2022-08-25T09:13:58+07:00 2022-08-25T09:13:58+07:00
Diabetes Insipidus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Diabetes Insipidus

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Etiologi diabetes insipidus umumnya didapat, namun penyakit ini juga bisa bersifat herediter. Etiologi dari central diabetes insipidus (CDI) paling banyak adalah idiopatik. Sedangkan nephrogenic diabetes insipidus (NDI) sering disebabkan oleh toksisitas lithium.[2,3]

Central Diabetes Insipidus

Sebanyak 30% kasus central diabetes insipidus (CDI), dilaporkan memiliki etiologi idiopatik. Hal ini diduga terkait dengan kerusakan pada sel-sel hipotalamus, misalnya akibat penyakit autoimun, seperti sarkoidosis.

Selain itu, CDI juga bisa disebabkan adanya tumor intrakranial. Beberapa tumor yang diketahui dapat menyebabkan CDI, antara lain kraniofaringioma, germinoma, tumor pituitari, dan tumor pineal. Operasi kranial juga bisa menyebabkan CDI. Sekitar 10–20% pasien dilaporkan mengalami CDI setelah menjalani prosedur pengangkatan adenoma transfenoidal. CDI juga bisa disebabkan cedera otak traumatik. Jenis trauma yang meningkatkan risiko CDI adalah trauma tembus dan cedera kepala berat.

Sekitar 10% CDI bersifat autosomal dominan. CDI terjadi karena mutasi pada gen AVP-NP2 yang berada di kromosom 20p13. CDI juga ada yang bersifat autosomal resesif sebagai akibat defek pada gen AVP-NP2 dan WFS1.[2]

Nephrogenic Diabetes Insipidus

Pada orang dewasa, nephrogenic diabetes insipidus (NDI) seringkali disebabkan oleh toksisitas lithium. Dilaporkan bahwa gangguan konsentrasi urin ditemukan pada 20% pasien yang mengonsumsi lithium.

NDI juga bisa disebabkan oleh hipokalemia, penyakit ginjal karena penyakit sel sabit, kehamilan, dan hiperglikemia. Di samping lithium, NDI juga bisa disebabkan obat lain seperti amphotericin B, ofloxacin, orlistat, dan cidofovir.

NDI herediter relatif jarang ditemukan. Mutasi yang dapat menyebabkan NDI herediter adalah mutasi pada gen AVP reseptor 2 di kromosom Xq28.[2]

Faktor Risiko

Faktor risiko cranial diabetes insipidus (CDI) adalah:

  • Riwayat keluarga, yaitu adanya defek pada gen AVP-NP2 (AVP neurophysin) pada kromosom 20p13
  • Gangguan medis, seperti hipopituitarisme, tumor benigna atau maligna pada otak atau pituitari, dan trauma kepala
  • Tindakan medis, misalnya pembedahan kranial[2,3]

Faktor risiko nephrogenic diabetes insipidus (NDI) adalah:

  • Mutasi genetik X linked autosomal resesif pada aquaporin (AQP) dan gen AVP reseptor 2 (AVPR2)
  • Gangguan medis, seperti hipokalemia, sickle cell nephropathy, menderita penyakit yang membutuhkan terapi dengan lithium, dan hiperglikemia
  • Kehamilan[2,4]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

2. Khardori, Romesh. Diabetes Insipidus. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/117648-overview#a6
3. Baldeweg, SE et al. Guidelines And Guidance Society For Endocrinology Clinical Guidance Inpatient Management Of Cranial Diabetes Insipidus. Endocrine Connections (2018) 7, G8–G11. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6013691/
4. Bockenhauer, Detlef and Bichet DG. Pathophysiology, diagnosis and management of nephrogenic diabetes insipidus. Nat Rev Nephrol. 2015 Oct;11(10):576-88. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26077742

Patofisiologi Diabetes Insipidus
Epidemiologi Diabetes Insipidus
Diskusi Terkait
dr. Intan Fajriani
04 Maret 2022
Live Webinar Alomedika - Peran Pemantauan Glukosa Mandiri saat COVID-19. Sabtu, 5 Maret 2022 ( 10.00 - 11.00 WIB )
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Peran Pemantauan Glukosa Mandiri saat COVID-19."Narasumber:dr. Johanes Purwoto, Sp.PD, K-EMD,...
dr.Nana
31 Maret 2021
Pasien wanita usia 47 tahun dengan keluhan sering buang air kecil namun nilai gula darah dan hasil pemeriksaan urin normal
Oleh: dr.Nana
2 Balasan
Pasien perempuan usia 47 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sering kecing baik pada pagi hari ataupun malam hari. Nyeri saat BAK disangkal. Sering haus...
Anonymous
27 September 2020
Pasien laki-laki usia 27 tahun dengan keluhan sering buang air kecil
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter. Izin konsul.Laki laki usia 27 tahun datang dengan keluhan sering bak. Hal ini telah dialami os lebih kurang selama 12 tahun.Dalam sehari os bisa...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.