Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Staphylococcal Scalded Skin Syndrome general_alomedika 2021-09-01T08:26:17+07:00 2021-09-01T08:26:17+07:00
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Staphylococcal Scalded Skin Syndrome

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

Etiologi Staphylococcal scalded skin syndrome (SSSS) adalah eksotoksin epidermolitik yang dihasilkan oleh beberapa strain Staphylococcus, sekitar 5% di antaranya adalah Staphylococcus aureus. Terdapat dua eksotoksin yang telah diidentifikasi, yaitu tipe A dan B (ETA dan ETB) meskipun mekanisme pasti yang menyebabkan manifestasi Staphylococcal scalded skin syndrome masih belum diketahui.[1,2,6]

Studi awal menunjukkan bahwa fag litik kelompok II Staphylococcus aureus (subtipe 3A, 3B, 3C, 55, dan 71) bertanggung jawab dalam produksi toksin eksfoliatif. Namun, saat ini diketahui bahwa semua kelompok fag mampu menghasilkan toksin eksfoliatif yang menyebabkan pemisahan epidermis di bawah lapisan sel granular dan menyebar secara hematogen menyebabkan keterlibatan kulit yang luas [1,2,5]

Faktor Risiko

Neonatus dan anak-anak dari kelompok usia di bawah 5 tahun berisiko tinggi mengalami Staphylococcal scalded skin syndrome.  Hal ini diduga disebabkan oleh fungsi renal yang belum matang pada kelompok usia ini, yang berkontribusi terhadap gangguan pembersihan eksotoksin yang bersirkulasi. Kelompok usia ini juga belum mengembangkan antibodi terhadap toksin Staphylococcus.[1,2,4-6]

Individu dengan gangguan kekebalan atau defisiensi imunologi akibat gagal ginjal, diabetes mellitus, infeksi HIV, dan penyakit kronik lain memiliki risiko lebih tinggi mengalami Staphylococcal scalded skin syndrome. Selain itu, praktik pengendalian infeksi yang tidak memadai di fasilitas kesehatan juga dapat meningkatkan kemungkinan Staphylococcal scalded skin syndrome.[1,2,5,6]

Referensi

1. Ross A, Shoff HW. Staphylococcal Scalded Skin Syndrome. [Updated 2021 Aug 1]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448135/
2. King RW. Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS). Medscape, 2019. https://emedicine.medscape.com/article/788199-overview
4. Mishra AK, Yadav P, Mishra A. A Systemic Review on Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS): A Rare and Critical Disease of Neonates. Open Microbiol J. 2016; 10: 150-159.
5. Handler MZ, Schwartz RA. Staphylococcal scalded skin syndrome: diagnosis and management in children and adults. J Eur Acad Dermatol Venereol. 2014; 28(11): 1418-1423.
6. Staiman A, Hsu DY, Silverberg JI. Epidemiology of staphylococcal scalded skin syndrome in U.S. children. Br J Dermatol. 2018; 178: 704-708.

Patofisiologi Staphylococcal Sca...
Epidemiologi Staphylococcal Scal...
Diskusi Terbaru
dr.Dizi Bellari Putri
Kemarin, 17:16
Cara Memberi Obat Sirup pada Anak - Video ALOMEDIKA
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
2 Balasan
ALO Dokter! Tahukah Dok, pemberian obat sirup menggunakan sendok memiliki risiko dosis yang diberi menjadi tidak akurat? Pemberiannya juga rawan tumpah...
Anonymous
Kemarin, 12:50
Perlukah injeksi TT pada ibu hamil trimester ketiga jika sudah pernah dilakukan saat menikah?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, perlukah injeksi TT pada ibu hamil trimester ketiga jika sudah pernah dilakukan injeksi TT sekitar 1,5 tahun yang lalu saat pasien menikah....
Anonymous
Kemarin, 12:47
Skrining streptococcus beta hemoloticus pada ibu hamil trimester ketiga
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok, perlukah skrining streptococcus Beta hemoloticus pada ibu hamil trimester ketiga di atas 36 Minggu? Jika bakteri positif, kapan diberi antibiotik?...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.