Etiologi Skabies
Etiologi penyakit skabies/kudis adalah infestasi tungau Sarcoptes scabiei. Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Ackarima, super famili Sarcoptes. Parasit skabies yang menginfeksi manusia disebut Sarcoptes scabiei var hominis. Terdapat pula varian yang hidup pada hewan seperti anjing dan babi. Varian hewan ini bisa saja berpindah ke manusia melalui kontak langsung dengan hewan dan menyebabkan gejala gatal, tetapi tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada manusia. [1] Penyakit infeksi kronik lainnya adalah kusta atau lepra.
Secara morfologi, tungau berukuran kecil dengan panjang sekitar 0,5 mm dan berbentuk oval, punggung cembung, dan bagian perutnya rata. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor, dan tidak bermata. Tungau betina berukuran lebih besar, berkisar antara 330-450 mikron x 250-350 mikron, sementara tungau jantan berukuran 200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk dewasa memiliki 4 pasang kaki. Baik tungau maupun produk sekresi dan ekskresi tungau dapat menyebabkan sensitisasi dan gejala pada kulit manusia. [1,2]
Faktor Risiko
Faktor risiko terjadinya skabies meliputi :
- Masyarakat yang hidup dalam kelompok padat seperti tinggal di asrama
- Tingkat sosioekonomi rendah dan tingkat kepadatan tinggi: skabies bisa terjadi pada segala tingkat sosioekonomi tapi sering kali terjadi pada tingkat sosio ekonomi rendah dan daerah dengan tingkat kepadatan tinggi
- Usia muda
- Keadaan rumah yang kurang baik
- Kebiasaan berganti-ganti pakaian tanpa dicuci, bertukar benda pribadi seperti handuk dan sabun mandi (hanya menjadi faktor risiko pada skabies berkrusta / skabies Norwegia)
- Jarang mandi [4,6]