Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Hernia Inguinalis general_alomedika 2019-10-07T14:23:35+07:00 2019-10-07T14:23:35+07:00
Hernia Inguinalis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Hernia Inguinalis

Oleh :
dr. Amelia Febrina
Share To Social Media:

Diagnosis hernia inguinalis umumnya dapat ditegakkan secara klinis. Pemeriksaan penunjang jarang dilakukan, namun dapat bermanfaat pada kondisi tertentu misalnya untuk mendeteksi komplikasi. [18]

Anamnesis

Hernia inguinalis dapat asimtomatis dan ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan fisik. Pada pasien simtomatis, keluhan pasien dapat berupa rasa tidak nyaman di daerah benjolan.

Pasien juga dapat menyadari adanya benjolan yang keluar masuk secara spontan di area inguinal atau skrotum. Biasanya keluarnya benjolan dipicu oleh peningkatan tekanan intraabdomen, misalnya saat pasien mengedan atau batuk. Benjolan umumnya menghilang spontan setelah beberapa saat atau jika pasien berbaring.

Regangan pada jaringan sekitar hernia dapat menyebabkan rasa terbakar atau nyeri lokalis pada area hernia. Nyeri dapat memberat dengan manuver Valsava.

Setiap hernia reponibilis memiliki risiko untuk menjadi inkarserata, yang dapat menyebabkan obstruksi dan strangulasi. Pada strangulasi, terdapat pemutusan aliran darah yang menyebabkan iskemia usus. Pada kondisi ini pasien umumnya datang dengan keluhan nyeri akut hebat. [18]

Pemeriksaan Fisik

Diagnosis hernia inguinalis umumnya dapat ditegakkan secara adekuat dengan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dimulai dari inspeksi terutama pada area inguinal dan femoral ketika pasien sedang berdiri. Pada inspeksi dapat dicari tanda-tanda penonjolan, pembengkakan, perubahan warna, dan adakah asimetri pada kedua sisi bilateral inguinalis. Lalu pasien diminta untuk melakukan manuver valsava untuk melihat apakah benjolan membesar.

Palpasi dimulai dari kulit longgar terbawah skrotum hingga annulus inguinalis interna. Pada regio skrotum, palpasi mengikuti arah korda spermatika ke atas hingga ligamentum inguinalis dan orifisium annulus inguinalis eksterna. Annulus inguinalis eksterna berada pada sisi medial dan inferior dari tuberkel pubis. Kanalis inguinalis berada pada sisi lateral dari annulus tersebut. Pada posisi palpasi kanalis tersebut, pasien kembali diminta untuk melakukan manuver valsava untuk mencari tonjolan hernia.

Pada kondisi nyeri akut pada hernia harus selalu dicurigai adanya hernia strangulasi. Pada hernia strangulasi akan ditemukan nyeri tekan, hiperemis, disertai mual muntah. Hernia strangulasi merupakan kondisi kegawatdaruratan dan membutuhkan tatalaksana bedah segera. [18]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding nyeri maupun benjolan pada area inguinalis meliputi sports hernia, hernia femoralis, osteitis pubis, adduktor tendinopati, dan limfoma.

Sports Hernia

Sports hernia atau sering disebut juga dengan athletic pubalgia, merupakan kondisi dimana terjadi robekan serabut jaringan ikat pada regio inguinal akibat penggunaan berulang terus-menerus (overuse). Kondisi ini sering terjadi pada atlet dengan aktivitas fisik intensitas tinggi. Pasien umumnya keluhan berupa nyeri pada bagian inguinalis, namun tidak ditemukan benjolan. Kondisi ini sangat menyerupai hernia inguinalis, namun pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan benjolan meski dilakukan manuver valsava.

Pada umumnya sports hernia memerlukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut untuk dapat dibedakan dengan hernia inguinalis. Pemeriksaan penunjang yang paling disarankan pada kasus tersebut adalah dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI), yang menunjukkan kerusakan jaringan ikat pada sports hernia. [18]

Hernia Femoralis

Pada hernia femoralis, hernia menonjol melalui defek pada kanalis femoralis dan cincin hernia. Secara klinis hernia femoralis menyerupai hernia inguinalis, namun pada hernia femoralis, masa ditemukan pada regio paha dalam.

Secara epidemiologis, hernia femoralis berbeda dengan hernia inguinalis, dimana hernia femoralis lebih sering ditemukan pada wanita. Presentasi klinis hernia femoralis juga kerap lebih berat, karena lebih sering ditemukan inkarserata dan obstruksi usus dibandingkan hernia inguinalis. Pada pemeriksaan CT scan, hernia femoralis ditandai dengan kompresi vena femoralis akibat penyempitan kanalis femoralis. Sedangkan pada hernia inguinalis, kanalis femoralis ditemukan lapang. [19]

Osteitis Pubis

Osteitis pubis merupakan peradangan noninfektif pada regio simfisis pubis dan otot sekitarnya akibat penggunaan berulang dan berlebih. Kondisi ini dapat dibedakan dengan hernia inguinalis berdasarkan keluhan nyeri yang dirasakan. Pada osteitis pubis, nyeri umumnya dirasakan sepanjang simfisis pubis, berbeda dengan hernia inguinalis dimana nyeri umumnya dirasakan pada salah satu sisi inguinal, memberat dengan aktivitas fisik yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intraabdomen, dan lebih mengganggu pada sore atau malam hari setelah beraktivitas  panjang.[18]

Adduktor Tendinopati

Adduktor tendinopati merupakan kondisi akibat peradangan pada hip tendon adductor. Gejala adduktor tendinopati berupa nyeri yang disertai kaku terutama pada pagi hari sebelum memulai aktivitas. Pada kondisi ini, nyeri bertambah dengan gerakan dan kontraksi otot adduktor. Keluhan nyeri tersebut berbeda dengan hernia inguinalis yang umumnya terjadi setelah beraktivitas dan bertambah pada gerakan yang menyebabkan peningkatan tekanan intraabdomen. [20]

Limfoma

Limfoma merupakan keganasan sistem limfatik. Hal ini dapat menyerupai hernia inguinalis dengan presentasi klinis umumnya berupa massa padat. Limfoma dapat dibedakan dengan hernia inguinalis dengan mencari keterlibatan gejala sistemik lainnya. Pada limfoma dapat ditemukan organomegali dan gejala sistemik yang berhubungan dengan keganasan, yang tidak dijumpai pada hernia inguinalis. [18]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan pada hernia inguinalis, namun dapat bermanfaat pada kondisi tertentu seperti hernia rekurens, hernia dengan klinis tidak jelas, hernia dengan hidrokel, maupun pada nyeri kronis pasca pembedahan.

USG

Pemeriksaan USG dapat membantu membedakan hernia inkarserata dengan kelainan nodus limfe maupun massa lainnya. Sensitivitas ultrasonografi dilaporkan tinggi (sensitivitas 90%, spesifisitas 82-86%). [16]

MRI

Magnetic resonance imaging (MRI) memiliki sensitivitas >95% dalam membedakan hernia inguinalis dari femoralis atau hernia yang tidak teraba pada pemeriksaan fisik. Pada kecurigaan hernia inguinalis dengan klinis tidak jelas, kecurigaan sports hernia, maupun nyeri pada regio inguinalis yang berhubungan dengan peningkatan aktivitas, modalitas MRI dapat sangat membantu penegakan diagnosis. [16]

Referensi

16. Aljubairy AM, Alqahtani MA, Hakeem HF, et al. Prevalence of inguinal hernia in relation to various risk factors. EC Microbiology. 2017;182-192.
18. Leblanc KE, Leblanc LL, Leblanc KA. Inguinal hernias: diagnosis and management. Am Fam Physician. 2013;87: 844-8.
19. Suzuki S, Furui S, Okinaga K, et al. Differentiation of femoral versus inguinal hernia: CT findings. American Journal of Roentgenology. 2007;189:78-83. doi:10.2214/AJR.07.2085
20. Morelli V, Weaver V. Groin injuries and groin pain in athletes: part 1. Prim Care. 2005;32(1):163–183.

Epidemiologi Hernia Inguinalis
Penatalaksanaan Hernia Inguinalis

Artikel Terkait

  • Red Flag Pembengkakan Inguinal
    Red Flag Pembengkakan Inguinal
  • Perbandingan Operasi Hernia Inguinalis Teknik Total Ekstraperitoneal dan Teknik Lichtenstein – Telaah Jurnal Alomedika
    Perbandingan Operasi Hernia Inguinalis Teknik Total Ekstraperitoneal dan Teknik Lichtenstein – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
29 hari yang lalu
Pasien dengan nyeri pada selangkangan
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter izin konsul pasien datang dengan keluhan nyeri daerah inguinal, sebulan yg lalu, benjolan saat diperiksa tidak ada. Bab lancar flatus (+), riwayat...
Anonymous
06 April 2022
Tanda bahaya hernia inguinalis - Bedah Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Sonny, Sp.BIzin bertanya dok. Apa sajakah red flag yang mengharuskan pasien hernia inguinalis untuk sesegera mungkin ditransportasi ke rumah sakit...
Anonymous
02 Maret 2022
Operasi pada Hernia - Bedah Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Irene SpB,Pada kasus hernia seperti apa saja ya yang perlu dirujuk untuk dilakukan open surgical repair?Terimakasih dok

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.