Diagnosis Abses Apendiks
Diagnosis abses apendiks memerlukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang baik. Diperlukan kejelian dalam mengumpulkan data berupa keluhan dari anamnesis dan mencari tanda-tanda pemeriksaan fisik, sehingga dapat mengarahkan pada kecurigaan abses apendiks. Diagnosis selanjutnya dikonfirmasi dengan pemeriksaan penunjang berupa USG atau CT scan abdomen.
Anamnesis
Keluhan pada abses apendiks dapat sangat bervariasi. Pada umumnya, keluhan awal adalah keluhan appendicitis, seperti nyeri perut regio McBurney, mual, dan muntah. [2] Keluhan kemudian berlanjut menjadi nyeri fokal terus menerus, diikuti demam tinggi dan kembung. [3] Kecurigaan abses apendiks biasanya muncul pada gejala appendicitis yang sudah berlangsung lebih dari 48 jam dari onset. [2]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan tanda vital akan ditemukan takikardia dan demam. Pada pemeriksaan abdomen akan didapatkan nyeri perut dan defans muskular lokal maupun general. [3,9]
Pada pemeriksaan fisik juga bisa ditemukan benjolan pada abdomen. Sebuah laporan kasus pada pasien lansia bahkan mencatat timbulnya discar purulen yang keluar dari dinding abdomen pada kasus abses apendiks. [10]
Diagnosis Banding
Abses apendiks dapat didiagnosis banding dengan abses intraabdomen nonapendiks. Abses intraabdomen nonapendiks dapat disebabkan oleh perforasi ulkus peptikum, perforasi divertikulitis, kolesistitis gangrenosa, abses pankreas, pelvic inflammatory disease atau tubo-ovarian abscess. Nyeri awal yang muncul dapat menjadi petunjuk asal dari organ yang mengalami inflamasi atau perforasi. [2,3]
Perforasi Ulkus Peptikum
Perforasi ulkus peptikum muncul sebagai nyeri epigastrium yang mendadak dan tajam, diikuti nyeri seluruh perut bila sudah terjadi penumpukan pus di intraabdomen. Biasanya pasien memiliki riwayat ulkus peptikum, minum obat nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), dan infeksi H. pylori. [11]
Perforasi Divertikulitis
Nyeri awal pada perforasi divertikulitis tergantung lokasi dari divertikel. Divertikel paling sering berada pada kolon sigmoid, sehingga nyeri awal yang muncul sering pada abdomen kuadran kiri bawah. Bila sudah terjadi perforasi maka nyeri dirasakan terus menerus dan kemudian menyebar ke seluruh perut bila sudah terjadi penumpukan pus di intraabdomen. [12]
Kolesistitis Gangrenosa
Nyeri pada kolesistitis gangrenosa dimulai dari daerah epigastrium berupa nyeri kolik, kemudian terlokalisasi di abdomen kuadran kanan atas. Biasanya diikuti gejala lain seperti jaundice. [13]
Abses Pankreas
Pasien dengan abses pankreas memiliki riwayat pankreatitis sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan tanda Grey-Turner atau Cullen yang merupakan tanda dari pankreatitis. Dapat ditemukan defans muskularis dan tanda sepsis. [14]
Penyakit Radang Panggul
Nyeri pada penyakit radang panggul dapat muncul sebagai nyeri abdomen bawah yang sifatnya bilateral, tumpul, kram, dan konstan. Nyeri muncul dimulai beberapa hari setelah permulaan periode menstruasi terakhir dan memburuk oleh gerakan, olahraga, atau koitus. Penyakit radang panggul dapat menyebabkan terbentuknya tubo-ovarian abscess yang dapat berlanjut menjadi peritonitis. [15]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang memiliki peran penting dalam mengonfirmasi diagnosis abses apendiks. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah USG dan CT Scan abdomen.
Ultrasonografi Abdomen
Di tangan operator yang berpengalaman, ultrasonografi memiliki tingkat akurasi lebih dari 90% untuk mendiagnosis abses intraabdominal. [3] Gambaran USG yang bisa ditemukan pada abses apendiks adalah peradangan pada apendiks yang dikelilingi lemak mesenterium yang echogenik dengan gambaran inflamasi pada ileum terminal dan caecum. USG juga bisa menunjukkan adanya cairan bebas dan nodus limfa pada fossa iliaka dekstra. [16]
CT Scan Abdomen
CT scan memiliki akurasi lebih dari 95% dan merupakan metode pencitraan diagnostik terbaik untuk abses perut. Untuk resolusi anatomi yang baik, digunakan kontras intravena (IV). Kontras IV dapat menyangatkan abses dengan memusatkan bahan kontras dalam dinding abses. Penggunaan kontras IV kontraindikasi pada kondisi alergi terhadap bahan kontras dan insufisiensi ginjal.
CT scan abdomen dapat menunjukkan adanya edema dan inflamasi pada lemak yang berdekatan dengan sumber infeksi dan hiperemia pada dinding abses. Sebuah tinjauan literatur dari Belanda menunjukkan bahwa CT lebih unggul daripada ultrasonografi dalam diagnosis appendicitis akut, penyebab potensial abses perut. [17]
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak spesifik untuk diagnosis abses apendiks. Pemeriksaan darah lengkap dapat menunjukkan peningkatan penanda infeksi, seperti leukositosis
Kultur darah akan menunjukkan bakteremia polimikroba persisten. Karena lebih dari 90% abses intraabdomen mengandung organisme anaerob, terutama B.fragilis, bakteremia Bacteroides pascaoperasi menunjukkan sepsis intraabdomen. [3]
Foto Polos Abdomen
Foto polos abdomen, meskipun jarang memberikan arti diagnostik, sering menunjukkan perlunya evaluasi lebih lanjut. Abnormalitas pada foto polos abdomen yang dapat tampak antara lain ileus obstruktif yang terlokalisasi, gas ekstraluminal, air-fluid level, hilangnya garis bayangan psoas, atau perpindahan visera. [3]