Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Amiodarone
Penggunaan amiodarone pada kehamilan dikategorikan sebagai kategori D oleh FDA. Amiodarone pada ibu menyusui tidak direkomendasikan karena dikeluarkan melalui ASI dan dapat menyebabkan toksisitas pada bayi.
Penggunaan pada Kehamilan
Kategori D (FDA): Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.
Kategori C (TGA): Obat yang menyebabkan atau diduga menyebabkan efek buruk pada janin atau neonatus, namun tidak menyebabkan malformasi dan efeknya dapat reversibel.
Amiodarone dapat menembus sawar plasenta dan berisiko menyebabkan kelainan pada janin seperti bradikardi neonatal, pemanjangan interval QT, ekstrasistol, hipotiroid neonatus, hipertiroksinemia, gangguan pertumbuhan janin, dan kelahiran prematur [4,5]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Amiodarone dan metabolitnya dapat disekresi melalui ASI dan dapat menyebabkan toksisitas pada bayi. Biarpun sudah dihentikan penggunaannya, amiodarone masih dapat muncul pada ASI selama beberapa hari karena waktu paruh yang panjang. Oleh karena itu, penggunaan amiodarone dihindari pada ibu menyusui.[17]