Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Efek Samping dan Interaksi Obat Amiodarone general_alomedika 2018-08-10T13:27:14+07:00 2018-08-10T13:27:14+07:00
Amiodarone
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Amiodarone

Oleh :
Edwin Wijaya
Share To Social Media:

Efek samping amiodarone di antaranya berupa gangguan fungsi tiroid dan toksisitas paru. Interaksi obat amiodarone terutama berupa peningkatan risiko efek samping, misalnya pada penggunaan bersama dengan obat yang menyebabkan pemanjangan interval QT.

Efek Samping

Akibat waktu paruh yang panjang dan banyak deposisi pada jaringan, amiodarone sering menyebabkan efek samping. Efek samping penting pada amiodarone terutama adalah gangguan fungsi tiroid dan paru.

Gangguan Fungsi Tiroid

Gangguan fungsi tiroid pada penggunaan amiodarone terkait dengan sifat intrinsik obat dan juga terkait dengan iodium. Efek intrinsik obat terhadap tiroid antara lain:

  • Amiodarone menurunkan konversi T4 menjadi T3 akibat inhibisi cincin luar pada T4
  • Desetilamiodaron memblok reseptor T3 pada inti sel sehingga menurunkan ekspresi genetik yang terkait hormon tiroid
  • Amiodarone diperkirakan toksik terhadap sel folikel tiroid[13]

Konsumsi 200 mg amiodarone sehari setara dengan konsumsi 6 mg iodium. Nilai ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan angka konsumsi harian iodium pada masyarakat umum, yaitu sekitar 0,3 mg/hari. Kompensasi tubuh terhadap peningkatan iodium plasma adalah melalui efek Wolff-Chaikoff. Kadar iodium yang sangat tinggi akan menyebabkan inhibisi pada transpor iodium dan sintesis hormon tiroid sehingga mencegah terjadinya hipertiroid. Kegagalan autoregulasi ini akan menyebabkan gangguan tiroid, misalnya pada penderita nodul tiroid yang kehilangan kemampuan autoregulasi iodium sehingga dapat terjadi hipertiroid.

Efek konsumsi amiodarone yang dapat terjadi pada pasien eutiroid antara lain:

  • Peningkatan T4 dan fT4
  • Penurunan kadar T3
  • Peningkatan kadar rT3
  • Peningkatan TSH

Pada pasien dengan kelainan tiroid autoimun, pasien akan terjebak dalam efek Wolff-Chaikoff. Peningkatan kadar iodium plasma akibat konsumsi amiodarone akan memperparah efek ini dan dapat menyebabkan hipotiroid.

Sementara itu, pada pasien dengan nodul tiroid, umumnya terjadi gangguan autoregulasi. Peningkatan kadar iodium akan diikuti dengan sintesis hormon tiroid dalam jumlah banyak dan tak terkendali sehingga dapat terjadi tirotoksikosis. [13]

Toksisitas Paru

Kerusakan paru merupakan efek samping serius yang dapat terjadi akibat pemakaian amiodarone. Bentuk gangguan paru yang dapat terjadi bervariasi, mulai dari pneumonitis interstitial, acute respiratory distress syndrome (ARDS), diffuse alveolar hemorrhage (DAH), bronkiolitis obliterans, hingga efusi pleura. Kelainan-kelainan ini dapat terjadi akibat efek sitotoksik langsung amiodarone. Hal ini ditunjang sifat amiodarone yang banyak dideposisi di jaringan termasuk paru. [14]

Pada kasus toksisitas paru, umumnya direkomendasikan untuk menghentikan pemberian amiodarone secara permanen. Terapi yang diberikan bersifat suportif, kadang ditambah dengan pemberian kortikosteroid sistemik. Bila klinis sudah membaik, tidak direkomendasikan untuk kembali memberikan terapi amiodarone karena risiko toksisitas berulang.

Sistem Kardiovaskular

Walau fungsinya sebagai antiaritmia, amiodarone sendiri juga dapat menyebabkan efek samping kardiovaskular berupa aritmia, termasuk bradikardia, AV blok, dan fibrilasi ventrikel. Amiodarone juga dapat menyebabkan hipotensi, henti jantung, pemanjangan interval QT, dan syok kardiogenik.

Sistem Saraf Pusat

Pada sistem saraf pusat, amiodarone dapat menyebabkan efek samping sebagai berikut:

  • Ataksia dan gangguan gait
  • Fatigue dan malaise
  • Gangguan tidur
  • Nyeri kepala
  • Parestesi
  • Pusing
  • Tremor

Dermatologi

Efek samping dermatologi amiodarone adalah sebagai berikut:

  • Alopesia
  • Fotosensitivitas
  • Dermatitis
  • Pigmentasi biru pada kulit
  • Sindrom Steven-Johnson

Sistem Pencernaan

Pada sistem pencernaan, amiodarone juga dapat menyebabkan efek samping berikut:

  • Mual
  • Muntah
  • Elevasi ALT dan AST
  • Anoreksia
  • Diare
  • Konstipasi
  • Pankreatitis akut

Sistem Penginderaan

Sistem penginderaan dapat mengalami gangguan akibat penggunaan amiodarone, di antaranya:

  • Halo
  • Neuritis optik
  • Pandangan kabur
  • Disgeusia (gangguan indera perasa)

Sistem Hematologi

Efek samping hematologi akibat penggunaan amiodarone:

  • Agranulositosis
  • Anemia aplastik
  • Anemia hemolitik
  • Gangguan pembekuan darah
  • Trombositopenia

Efek Samping Lain

Amiodarone juga dapat menyebabkan efek samping lain, mulai dari yang bersifat ringan seperti demam, penurunan libido, dan neuropati perifer, hingga yang bersifat serius seperti insufisiensi renal, syndrome of inappropriate antidiuretic hormone secretion (SIADH), dan anafilaksis.[4,5,15]

Interaksi Obat

Interaksi obat amiodarone berupa peningkatan konsentrasi obat lain, peningkatan risiko pemanjangan interval QT, peningkatan risiko efek samping lain amiodarone lainnya, serta penurunan kadar plasma amiodarone.

Peningkatan Konsentrasi Obat Lain

Amiodarone merupakan inhibitor kuat dari berbagai enzim, termasuk CYP3A4, CYP2C9, dan glikoprotein P, sehingga menyebabkan interaksi dengan obat yang dimetabolisme oleh enzim-enzim tersebut. Interaksi ini berupa peningkatan konsentrasi obat:

  • Afatinib
  • Dabigratran
  • Digoksin
  • Doxorubicin
  • Kolkisin
  • Lidocaine
  • Loratadine
  • Siklosporin
  • Simvastatin (dan inhibitor HMG-CoA reductase lainnya)
  • Warfarin

Pertimbangkan untuk mengurangi dosis jika harus menggunakan obat-obat tersebut bersama dengan amiodarone.

Peningkatan Risiko Pemanjangan Interval QT

Amiodarone memiliki efek samping pemanjangan interval QT sehingga tidak boleh digunakan bersama dengan obat yang juga dapat menyebabkan pemanjangan interval QT, seperti:

  • Amifampridine
  • Antiaritmia kelas 1 seperti procainamide dan quinidine
  • Antijamur golongan azol seperti ketoconazole

  • Azithromycin
  • Buprenorphine
  • Hidroklorokuin
  • Indapamid
  • Lithium
  • Loratadine
  • Mifepristone

Peningkatan Risiko Efek Samping Amiodarone Lainnya

Penggunaan amiodarone bersama dengan beta bloker, verapamil, diltiazem, dan ivabradine harus dihindari karena meningkatkan risiko bradikardia dan henti jantung.

Penggunaan amiodarone bersama dengan siklofosfamid akan meningkatkan risiko toksisitas paru. Penggunaan bersama lofepramine akan meningkatkan efek aritmogenik amiodarone.

Penurunan Kadar Plasma Amiodarone

Rifampisin dapat menurunkan kadar plasma amiodarone sehingga dibutuhkan pemantauan untuk menentukan perlu tidaknya penyesuaian dosis. [4,16]

Referensi

4. Amiodarone: Drug information [Internet]. UpToDate. 2017. Available from: https://www.uptodate.com/contents/amiodarone-drug-information
5. Amiodarone [Internet]. Medscape. 2017. Available from: https://reference.medscape.com/drug/pacerone-cordarone-amiodarone-342296
13. Ross DS. Amiodarone and thyroid dysfunction [Internet]. UpToDate. 2017. Available from: https://www.uptodate.com/contents/amiodarone-and-thyroid-dysfunction
14. Chan ED, King TE. Amiodarone pulmonary toxicity [Internet]. UpToDate. 2017. Available from: https://www.uptodate.com/contents/amiodarone-pulmonary-toxicity
15. Giardina E-G, Zimetbaum PJ. Monitoring and management of amiodarone side effects [Internet]. UpToDate. 2017. Available from: https://www.uptodate.com/contents/monitoring-and-management-of-amiodarone-side-effects
16. Brunton LL, Chabner BA, Knollmann BC. Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics. 12th ed. New York: McGraw-Hill; 2011.

Indikasi dan Dosis Amiodarone
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Protokol Same-Day-Discharge Pasca Ablasi Fibrilasi Atrium
    Protokol Same-Day-Discharge Pasca Ablasi Fibrilasi Atrium
  • Pencegahan Stroke Pada Atrial Fibrilasi : Warfarin VS Antikoagulan Oral Baru
    Pencegahan Stroke Pada Atrial Fibrilasi : Warfarin VS Antikoagulan Oral Baru
  • Skoring untuk Deteksi Stroke karena Atrial Fibrilasi – Telaah Jurnal
    Skoring untuk Deteksi Stroke karena Atrial Fibrilasi – Telaah Jurnal
  • Pedoman 2018 Resusitasi Jantung Paru: Peranan Obat Antiaritmia
    Pedoman 2018 Resusitasi Jantung Paru: Peranan Obat Antiaritmia
  • Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat
    Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Intan Fajriani
05 April 2022
Live Webinar Alomedika - Peran Penting Antikoagulan Oral pada Pasien Fibrilasi Atrium dengan Komorbiditas. Rabu, 6 April 2022. Pukul 14.00 - 15.00
Oleh: dr. Intan Fajriani
1 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Peran Penting Antikoagulan Oral pada Pasien Fibrilasi Atrium dengan Komorbiditas."Narasumber :dr....
dr. Irene Cindy Sunur
17 Maret 2022
Prevensi stroke pada pasien atrial fibrilasi - Saraf Ask the Expert
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
ALO dr. Anyeliria, Sp.S,Izin bertanya, Dok. Untuk pasien atrial fibrilasi yang berisiko mengalami stroke akibat emboli, kira-kira manajemen apa yang bisa...
Anonymous
24 Juni 2021
Cara memantau pemberian NOAC - Jantung Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Sony Hilal, SpJPMau bertanya dok. Pada pasien yang mendapatkan novel anticoagulant misalna apixaban pada kondisi atrial fibrilasi. Apakah ada cara...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.