Kontraindikasi dan Peringatan Risedronate
Beberapa kontraindikasi risedronate adalah hipokalsemia, kelainan esofagus yang bisa menunda pengosongan, ketidakmampuan berdiri atau duduk tegak selama minimal 30 menit, dan gangguan ginjal berat. Peringatan terkait risedronate yang perlu diperhatikan adalah risiko gejala iritasi gastrointestinal dan risiko osteonekrosis.[4,5]
Kontraindikasi
Selain riwayat hipersensitivitas terhadap risedronate, kontraindikasi yang lainnya adalah hipokalsemia, kelainan esofagus yang dapat menunda pengosongan (striktur, akalasia), ketidakmampuan untuk berdiri atau duduk tegak selama minimal 30 menit, gangguan ginjal berat (klirens kreatinin <30 mL/ menit), serta kehamilan dan laktasi.[4,5]
Peringatan
Peringatan khusus terkait risedronate meliputi risiko efek yang merugikan bagi saluran pencernaan bagian atas, risiko gangguan metabolisme mineral, dan osteonekrosis.[4,5]
Risiko Merugikan pada Saluran Gastrointestinal Bagian Atas
Bifosfonat, termasuk risedronate, dapat menyebabkan gangguan saluran cerna bagian atas, seperti disfagia, esofagitis, tukak esofagus atau tukak lambung. Risedronate harus dikonsumsi sesuai petunjuk untuk meminimalkan risiko dan harus dihentikan jika muncul gejala baru atau gejala yang memburuk.[4,5]
Risiko Gangguan Metabolisme Mineral
Hipokalsemia dan gangguan metabolisme tulang dan mineral lainnya harus ditangani secara efektif sebelum memulai terapi risedronate. Asupan kalsium dan vitamin D yang adekuat sangat penting, terutama pada pasien dengan penyakit Paget yang mengalami peningkatan regenerasi tulang secara signifikan.[4,5]
Risiko Osteonekrosis Rahang
Pasien yang diterapi bifosfonat (termasuk risedronate) pernah dilaporkan mengalami osteonekrosis rahang. Osteonekrosis rahang dapat terjadi spontan, tetapi umumnya berkaitan dengan pencabutan gigi dan/atau infeksi lokal dengan penyembuhan yang tertunda.[5]
Faktor risiko osteonekrosis rahang mencakup prosedur gigi invasif (pencabutan gigi, implan gigi, bedah tulang), diagnosis kanker, terapi penyerta tertentu (kemoterapi, kortikosteroid), kebersihan mulut buruk, dan gangguan komorbid (penyakit periodontal dan/atau penyakit gigi lain yang sudah ada sebelumnya, anemia, koagulopati, infeksi, dan gigi palsu yang tidak pas).[5]
Pasien yang memerlukan prosedur gigi invasif disarankan untuk menghentikan terapi bifosfonat untuk mengurangi risiko osteonekrosis rahang dan juga disarankan untuk menjalani penilaian klinis oleh dokter yang merawat dan/atau ahli bedah mulut.[5]
Nyeri Muskuloskeletal
Studi melaporkan terjadinya nyeri tulang, sendi, dan/atau otot yang berat dan terdapat kasus kelumpuhan pada pasien yang mengonsumsi bifosfonat. Waktu timbulnya gejala bervariasi dari 1 hari hingga beberapa bulan setelah memulai terapi dan sebagian besar pasien mengalami perbaikan gejala setelah menghentikan pengobatan.[5]