Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Betahistine
Penggunaan betahistine pada kehamilan dan menyusui harus mempertimbangkan rasio manfaat dan risiko pada masing-masing kasus. Hal ini karena belum ada bukti ilmiah terkait keamanan yang cukup kuat untuk mendukung penggunaan pada kehamilan dan menyusui. TGA memasukkan betahistine dalam kategori B2.[3,6]
Penggunaan pada Kehamilan
Betahistine diindikasikan untuk pengelolaan penyakit Meniere. Gejala dapat mencakup vertigo, tinnitus, dan gangguan pendengaran,
TGA memasukkan betahistine dalam kategori B2. Artinya, obat telah digunakan secara sangat terbatas oleh wanita hamil dan wanita usia produktif tanpa ditemukan adanya peningkatan frekuensi malformasi atau efek membahayakan tidak langsung terhadap fetus manusia.[6]
Keamanan betahistine pada kehamilan manusia belum ditetapkan. Belum ada cukup bukti terkait efek pada kehamilan, perkembangan embrio dan janin, efek terhadap persalinan, serta perkembangan pasca kelahiran. Betahistine tidak disarankan digunakan selama kehamilan kecuali jika manfaat bagi ibu lebih besar daripada potensi risiko pada janin.[3]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Belum terdapat studi mengenai ekskresi betahistine ke dalam ASI. Studi pada hewan menunjukkan adanya akumulasi betahistine pada saluran air susu tikus. Penggunaan betahistine pada ibu menyusui harus mempertimbangkan risk-benefit untuk bayi yang sedang menyusu.[3]