Indikasi dan Dosis Miconazole
Indikasi miconazole adalah infeksi jamur, seperti kandidiasis oral, kandidiasis vulvovaginal, dermatofitosis seperti tinea korporis atau tinea pedis, pityriasis versicolor, dan ruam popok. Dosis topikal biasanya menggunakan sediaan kekuatan 2%, dipakai 1-2 kali/hari atau sesuai kebutuhan.[3,12]
Dermatofitosis
Miconazole diindikasikan untuk terapi infeksi dermatofita, seperti tinea corporis dan tinea pedis, yang disebabkan oleh Epidermophyton floccosum, Trichophyton mentagrophytes, atau T. rubrum. Sediaan topikal umumnya efektif pada kasus yang tidak rumit.
Penggunaan antijamur oral dipertimbangkan bila lesi luas, terdapat folikulitis dermatofita, infeksi kronis atau refrakter terhadap terapi topikal, maupun pada pasien dengan kondisi imunokompromais.[3,12]
Dosis
Pada anak usia ≥2–11 tahun, miconazole topikal diberikan dengan cara dioleskan dua kali sehari (pagi dan malam). Untuk tinea corporis maupun tinea cruris, terapi dilanjutkan selama 2 minggu, sedangkan untuk tinea pedis diberikan selama 1 bulan.
Pada dewasa, regimen sama diterapkan, yaitu aplikasi topikal dua kali sehari (pagi dan malam), dengan durasi 2 minggu untuk tinea corporis dan tinea cruris, serta 1 bulan untuk tinea pedis. Apabila tidak terdapat perbaikan klinis setelah terapi sesuai durasi, maka diagnosis perlu dievaluasi ulang.[3]
Kandidiasis
Miconazole digunakan untuk mengatasi kandidiasis kutan dan ruam popok kandidiasis, serta digunakan sebagai terapi pada kandidiasis vulvovaginal (VVC). Pada VVC, miconazole efektif baik untuk kasus tidak rumit (ringan–sedang, sporadis, pada wanita imunokompeten) maupun sebagai salah satu pilihan untuk infeksi rumit (berulang, disebabkan spesies non-albicans, atau pada kondisi medis khusus seperti imunokompromais).[3]
Dosis Anak
Untuk kandidiasis kutan anak usia ≥2–11 tahun, miconazole topikal dioleskan 2 kali sehari (pagi dan malam) selama 2 minggu. Evaluasi ulang diagnosis bila tidak ada perbaikan.
Untuk ruam popok kandidiasis, miconazole digunakan pada bayi usia ≥4 minggu. Miconazole dioleskan pada area terinfeksi setiap kali mengganti popok selama 7 hari, dan terapi tetap dilanjutkan hingga 7 hari meskipun sudah ada perbaikan klinis.[3]
Untuk VVC tidak rumit pada remaja ≥12 tahun, dapat diberikan intravaginal 100 mg suppositoria sekali sehari sebelum tidur selama 7 hari atau 200 mg suppositoria sekali sehari sebelum tidur selama 3 hari, atau krim intravaginal 2% sekali sehari selama 7 hari.
Untuk keluhan gatal vulva eksternal, krim topikal 2% dapat digunakan 2 kali sehari hingga 7 hari. Pada pasien HIV, regimen sama dapat digunakan dengan durasi 3–7 hari, dan pada kasus berulang dapat dipertimbangkan regimen pemeliharaan azole intravaginal.[3]
Dosis Dewasa
Untuk kandidiasis kutan, bisa diberikan aplikasi topikal 2 kali sehari (pagi dan malam) selama 2 minggu.
Untuk VVC tidak rumit, diberikan regimen yang sama dengan anak ≥12 tahun, yaitu suppositoria intravaginal 100 mg selama 7 hari atau 200 mg selama 3 hari, atau krim intravaginal 2% satu aplikator penuh sekali sehari selama 7 hari. Krim topikal vulvar 2% dapat ditambahkan untuk mengurangi pruritus eksternal, maksimal 7 hari.
Untuk VVC rumit, rekomendasi CDC adalah regimen intensif (7–14 hari intravaginal azole atau 3 dosis fluconazole oral) hingga remisi mikologis, dilanjutkan terapi pemeliharaan selama 6 bulan dengan fluconazole oral mingguan atau azole intravaginal intermiten.
Pada infeksi berat, disebabkan Candida non-albicans, atau dengan kondisi medis komorbid, azole intravaginal diberikan 7–14 hari. Pada kehamilan, CDC merekomendasikan regimen 7 hari intravaginal azole (termasuk miconazole) sebagai terapi standar.[3]
Pityriasis Versicolor (Off Label)
Miconazole bisa digunakan untuk pityriasis versicolor akibat Malasezia furfur. Obat topikal dioleskan sekali sehari selama 2 minggu.[3]
Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha