Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Miconazole general_alomedika 2025-09-24T11:30:57+07:00 2025-09-24T11:30:57+07:00
Miconazole
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Miconazole

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Indikasi miconazole adalah infeksi jamur, seperti kandidiasis oral, kandidiasis vulvovaginal, dermatofitosis seperti tinea korporis atau tinea pedis, pityriasis versicolor, dan ruam popok. Dosis topikal biasanya menggunakan sediaan kekuatan 2%, dipakai 1-2 kali/hari atau sesuai kebutuhan.[3,12]

Dermatofitosis

Miconazole diindikasikan untuk terapi infeksi dermatofita, seperti tinea corporis dan tinea pedis, yang disebabkan oleh Epidermophyton floccosum, Trichophyton mentagrophytes, atau T. rubrum. Sediaan topikal umumnya efektif pada kasus yang tidak rumit.

Penggunaan antijamur oral dipertimbangkan bila lesi luas, terdapat folikulitis dermatofita, infeksi kronis atau refrakter terhadap terapi topikal, maupun pada pasien dengan kondisi imunokompromais.[3,12]

Dosis

Pada anak usia ≥2–11 tahun, miconazole topikal diberikan dengan cara dioleskan dua kali sehari (pagi dan malam). Untuk tinea corporis maupun tinea cruris, terapi dilanjutkan selama 2 minggu, sedangkan untuk tinea pedis diberikan selama 1 bulan.

Pada dewasa, regimen sama diterapkan, yaitu aplikasi topikal dua kali sehari (pagi dan malam), dengan durasi 2 minggu untuk tinea corporis dan tinea cruris, serta 1 bulan untuk tinea pedis. Apabila tidak terdapat perbaikan klinis setelah terapi sesuai durasi, maka diagnosis perlu dievaluasi ulang.[3]

Kandidiasis

Miconazole digunakan untuk mengatasi kandidiasis kutan dan ruam popok kandidiasis, serta digunakan sebagai terapi pada kandidiasis vulvovaginal (VVC). Pada VVC, miconazole efektif baik untuk kasus tidak rumit (ringan–sedang, sporadis, pada wanita imunokompeten) maupun sebagai salah satu pilihan untuk infeksi rumit (berulang, disebabkan spesies non-albicans, atau pada kondisi medis khusus seperti imunokompromais).[3]

Dosis Anak

Untuk kandidiasis kutan anak usia ≥2–11 tahun, miconazole topikal dioleskan 2 kali sehari (pagi dan malam) selama 2 minggu. Evaluasi ulang diagnosis bila tidak ada perbaikan.

Untuk ruam popok kandidiasis, miconazole digunakan pada bayi usia ≥4 minggu. Miconazole dioleskan pada area terinfeksi setiap kali mengganti popok selama 7 hari, dan terapi tetap dilanjutkan hingga 7 hari meskipun sudah ada perbaikan klinis.[3]

Untuk VVC tidak rumit pada remaja ≥12 tahun, dapat diberikan intravaginal 100 mg suppositoria sekali sehari sebelum tidur selama 7 hari atau 200 mg suppositoria sekali sehari sebelum tidur selama 3 hari, atau krim intravaginal 2% sekali sehari selama 7 hari.

Untuk keluhan gatal vulva eksternal, krim topikal 2% dapat digunakan 2 kali sehari hingga 7 hari. Pada pasien HIV, regimen sama dapat digunakan dengan durasi 3–7 hari, dan pada kasus berulang dapat dipertimbangkan regimen pemeliharaan azole intravaginal.[3]

Dosis Dewasa

Untuk kandidiasis kutan, bisa diberikan aplikasi topikal 2 kali sehari (pagi dan malam) selama 2 minggu.

Untuk VVC tidak rumit, diberikan regimen yang sama dengan anak ≥12 tahun, yaitu suppositoria intravaginal 100 mg selama 7 hari atau 200 mg selama 3 hari, atau krim intravaginal 2% satu aplikator penuh sekali sehari selama 7 hari. Krim topikal vulvar 2% dapat ditambahkan untuk mengurangi pruritus eksternal, maksimal 7 hari.

Untuk VVC rumit, rekomendasi CDC adalah regimen intensif (7–14 hari intravaginal azole atau 3 dosis fluconazole oral) hingga remisi mikologis, dilanjutkan terapi pemeliharaan selama 6 bulan dengan fluconazole oral mingguan atau azole intravaginal intermiten.

Pada infeksi berat, disebabkan Candida non-albicans, atau dengan kondisi medis komorbid, azole intravaginal diberikan 7–14 hari. Pada kehamilan, CDC merekomendasikan regimen 7 hari intravaginal azole (termasuk miconazole) sebagai terapi standar.[3]

Pityriasis Versicolor (Off Label)

Miconazole bisa digunakan untuk pityriasis versicolor akibat Malasezia furfur. Obat topikal dioleskan sekali sehari selama 2 minggu.[3]

 

 

Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha

Referensi

3. ASHP. Miconazole. 2025. https://www.drugs.com/monograph/miconazole.html
12. MIMS Indonesia. Miconazole. 2025. http://www.mims.com/indonesia/drug/info/miconazole/?type=brief&mtype=generic

Formulasi Miconazole
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Bahaya Penggunaan Douche Vagina
    Bahaya Penggunaan Douche Vagina
  • Perbandingan Efikasi Antifungal Peroral dan Intravaginal pada Kandidiasis Vulvovaginal Nonkomplikata
    Perbandingan Efikasi Antifungal Peroral dan Intravaginal pada Kandidiasis Vulvovaginal Nonkomplikata
  • Dampak Kemudahan Mengakses Antijamur untuk Kandidiasis Vulvovaginal
    Dampak Kemudahan Mengakses Antijamur untuk Kandidiasis Vulvovaginal
  • Tata Laksana Kandidiasis pada Populasi Geriatri
    Tata Laksana Kandidiasis pada Populasi Geriatri
  • Pendekatan Diagnosis pada Kasus Pruritus Vulva
    Pendekatan Diagnosis pada Kasus Pruritus Vulva

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 06 Juni 2025, 19:27
Candidosis Vulvovaginalis dari PERDOSKI
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Maaf saya izin buka diskusi saja, Saya Melihat dari PERDOSKI terbaru bahwa candidosis Vulvovaginalis masuk dalam kategori Infeksi menular seksual dan terapi...
Anonymous
Dibalas 07 Maret 2025, 11:11
Efektivitas tatalaksana candidiasis oral pasien HIV
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter mau tanya. Pasien hiv dgn candidiasis oral lebih efektif mana pake obat nistatin tab atau nistatin suspensi yaa ts ? Mohon pencerahannya
Andini Innayah
Dibalas 30 Mei 2024, 14:25
Perbedaan dermatitis intertriginosa dengan kandidiasis intertriginosa
Oleh: Andini Innayah
2 Balasan
Selamat malam Dokter-Dokter, Kakak abang dan teman-teman. Izin bertanya, boleh dijelaskan apa yang membedakan Dermatitis Intertriginosa dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.