Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Formulasi Amphotericin B general_alomedika 2019-11-21T10:15:48+07:00 2019-11-21T10:15:48+07:00
Amphotericin B
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Formulasi Amphotericin B

Oleh :
dr. Bunga Saridewi
Share To Social Media:

Formulasi amphotericin B tersedia dalam amphotericin B deoxycholate, amphotericin B cholesteryl sulfate complex, amphotericin B lipid complex, dan amphotericin B liposomal.

Bentuk Sediaan

Bentuk sediaan amphotericin B yang tersedia di Indonesia berupa sediaan injeksi intravena 5 mg/ml serta salep mata 1% dan 3%. [6]

Cara Penggunaan

Injeksi amphotericin B harus dilakukan melalui infus intravena lambat dengan konsentrasi sebesar 0,1 mg/mL (1 mg/10 mL). Infus intravena harus diberikan 2-6 jam (tergantung dosis) dengan melakukan pengawasan klinis terhadap reaksi akut yang dapat ditimbulkan obat. Pemberian harus disesuaikan dengan toleransi pasien terhadap obat, keadaan klinis pasien berdasarkan lokasi, dan tingkat keparahan infeksi, etiologi infeksi, dan fungsi kardiorenal. [10]

Sebelum memulai terapi, perlu dilakukan uji intravena dosis tunggal (1 mg dalam 20 mL larutan dekstrosa 5%) selama 20-30 menit. Setelah itu, lakukan pengawasan terhadap suhu, denyut nadi, laju pernapasan, dan tekanan darah yang dicatat setiap 30 menit selama 2 - 4 jam.

Cara pemberian obat amphotericin B dapat menggunakan inline filter yang mempunyai pori dengan diameter > 1 micron.

Amphotericin B tidak kompatibel dengan cairan salin normal dan tidak boleh diberikan dengan larutan yang mempunyai sifat bakteriostatik. Cairan yang kompatibel dengan amphotericine B adalah Dextrose 5%.

Cara Penyimpanan

Penyimpanan amphotericin B sebaiknya dilakukan pada suhu 2-8oC. Vial rekonstitusi harus terlindung dari cahaya dan dapat stabil selama 24 jam pada suhu kamar dan 1 minggu jika didinginkan. Campuran parenteral harus terlindung dari cahaya dan dapat stabil selama 24 jam pada suhu kamar dan 2 hari jika didinginkan. [8]

Kombinasi dengan Obat Lain

Kombinasi amphotericin B dengan antifungi lain didukung berdasarkan pengalaman klinis dan studi in vitro pada hewan percobaan, seperti kombinasi amphotericin B dengan flusitosin, yang direkomendasikan oleh guideline International Society for Peritoneal Dialysis sebagai terapi inisial pada peritonitis jamur. Hal ini terkait dengan distribusi amphotericin B, dimana lebih dari 90% zat ini akan berikatan dengan protein, sehingga perlu dikombinasikan dengan flusitosin. Selanjutnya, pemberian antifungi dapat dilanjutkan sesuai etiologi jamur spesifik dan pola kerentanan terhadap infeksi.

Kombinasi amphotericin B dengan flusitosin juga diketahui lebih efektif dibanding monoterapi fluconazole pada pasien perawatan intensif non neutropenia dengan kandidiasis invasif.

Amphotericin B juga dapat dikombinasikan dengan caspofungin untuk tata laksana kandidemia refrakter pada neonatus yang sulit disembuhkan dengan antifungi konvensional. Pada kasus endokarditis kandida, kombinasi caspofungin dengan amphotericin B liposomal, fluconazole, atau vorikonazol juga menunjukkan keberhasilan pengobatan. [18]

Referensi

6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/659/2017 tentang Formularium Nasional. 2017. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.01_.07-MENKES-659-2017_ttg_Formularium_Nasional_.pdf.
8. Mims. Amphotericin B. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/amphotericin%20b?mtype=generic
10. AIDSinfo. Amphotericin B. https://aidsinfo.nih.gov/drugs/6/amphotericin-b/114/professional
18. Hatipoglu N, Hatipoglu H. Combination Antifungal Therapy for Invasive Fungal Infections in Children and Adults. Expert Rev Anti Infect Ther. 2013[11]523-535 https://www.medscape.com/viewarticle/803848_4.

Farmakologi Amphotericin B
Indikasi dan Dosis Amphotericin B

Artikel Terkait

  • Pilihan Jenis Jarum untuk Pungsi Lumbar
    Pilihan Jenis Jarum untuk Pungsi Lumbar
  • Bahaya Penggunaan Douche Vagina
    Bahaya Penggunaan Douche Vagina
  • Membedakan Meningitis Viral dan Bakterial Akut Menggunakan Kadar Laktat Cairan Serebrospinal
    Membedakan Meningitis Viral dan Bakterial Akut Menggunakan Kadar Laktat Cairan Serebrospinal
  • Penggunaan Steroid pada Meningitis Bakterial
    Penggunaan Steroid pada Meningitis Bakterial
  • Pilihan Antijamur Topikal dan Sistemik yang Aman pada Kehamilan
    Pilihan Antijamur Topikal dan Sistemik yang Aman pada Kehamilan

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Enie Setiawati
15 hari yang lalu
Pasien wanita 40 tahun dengan Candidiasis Vagina
Oleh: dr. Enie Setiawati
6 Balasan
Allo dokter.. ada pasien wanita 40 th, keluhan keputihan (putih susu, tdk berbau, tdk terlalu byk) dan gatal sekali area vagina. Sy diagnosis susp...
Anonymous
23 Mei 2022
Pasien wanita dengan gatal pada kemaluan
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Izin bertanya pasien dengan keluhan gatal tidak tertahan kan sejak 1 Minggu yang lalu di kemaluan, gatal terasa sampai didalam vagina, lalu pasien memakai...
dr.Dizi Bellari Putri
04 April 2022
Kemudahan mengakses obat antijamur untuk mengobati kandidiasis vulvovaginal - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
2 Balasan
ALO Dokter,Kemudahan mengakses obat antijamur untuk mengobati kandidiasis vulvovaginal dinilai dapat memberikan dampak percepatan penanganan kasus dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.