Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Farmakologi Amphotericin B general_alomedika 2019-11-21T10:15:40+07:00 2019-11-21T10:15:40+07:00
Amphotericin B
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Amphotericin B

Oleh :
dr. Bunga Saridewi
Share To Social Media:

Farmakologi amphotericin B secara umum adalah sebagai antifungi yang bekerja dengan mengikat ergosterol jamur. [11]

Farmakodinamik

Mekanisme kerja amphotericin B adalah dengan mengikat ergosterol, membentuk dan mengubah permeabilitas sel, serta menyebabkan pembentukan saluran ion. Hal ini menyebabkan hilangnya proton dan kation monovalen, yang menghasilkan depolarisasi dan kematian sel sesuai tingkat konsentrasi. Selain itu, amphotericin B memiliki efek stimulasi pada sel fagosit yang juga membantu mekanisme kerja amphotericin B. Namun, amphotericin B juga memiliki paparan yang relatif tinggi terhadap sel ginjal dan dan dapat menyebabkan nefrotoksisitas. [3,12]

Farmakokinetik

Amphotericin B mengalami beberapa proses farmakokinetik meliputi absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi melalui urine. Farmakokinetik amphotericin B bervariasi tergantung dari zat pencampurnya, seperti amphotericin B deoxycholate, amphotericin B cholesteryl sulfate complex, amphotericin B lipid kompleks, atau amphotericin B liposomal. [2]

Absorpsi

Amphotericin B bersifat amfoter dan hampir tidak larut dalam air. Amphotericin B tidak dapat diserap dengan baik oleh traktus gastrointestinal dan jaringan otot sehingga harus diberikan secara intravena. [2,12]

Distribusi

Amphotericin B deoxycholate, amphotericin B cholesteryl sulfate complex, amphotericin B lipid complex, dan amphotericin B liposomal memiliki volume distribusi berturut-turut: 4L/kg, 3,8-4,1 L/kg, 131 L/kg, dan 0,1-0,4 L/kg. Amphotericin B dapat melintasi plasenta dan terdapat pada cairan amnion dengan konsentrasi sedikit.

Konsentrasi amphotericin B dapat mencapai sekitar 60% dari konsentrasi plasma pada pleura yang terinfeksi, peritoneum, sinovial dan aqueous humor setelah pemberian amphotericin B konvensional intravena. [2,13-16]

Metabolisme

Mekanisme metabolisme amphotericin B belum diketahui secara pasti. [4]

Ekskresi

Amphotericin B diekskresikan pada urine dalam jumlah kecil dengan klirens yang bervariasi. Amphotericin B tidak bisa dibersihkan dengan dialisis. [8,13-16]

Resistensi

Resistensi terhadap amphotericin B jarang terjadi meskipun digunakan secara luas. Resistensi terhadap antifungi ini dapat melalui beberapa cara, seperti penurunan ergosterol dan perubahan dinding sel. [5]

Resistensi amphotericin B sangat jarang terjadi pada Candida (1-3%) dan Aspergillus (jamur yang menyebabkan sinusitis) meskipun proporsi A. terreus dan A. flavus memiliki nilai Minimum Inhibitory Concentration (MIC) yang lebih tinggi. [17]

Disamping itu, beberapa spesies termasuk Fusarium spp., Scedosporium spp., Trichosporon asahii, A. terreus dan Scedosporium prolificans menunjukkan resistensi intrinsik terhadap amphotericin B. [3,5]

Jamur yang resisten terhadap amphotericin B konvensional juga dapat resisten terhadap amphotericin B cholesteryl sulfate complex, amphotericin B lipid complex, atau amphotericin B liposomal. [2]

Referensi

2. National Library of Medicine. Amphotericin B. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Amphotericin-b
3. Hamill RJ. Amphotericin B Formulation: A Comparative Review Efficacy and Toxicity. Drugs. 2013[73]919-934. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23729001.
4. Shirzadi MR. Liposomal amphotericin B: a review of its properties, function, and use for treatment of cutaneous leishmaniasis. Res Rep Trop Med. 2019(10)11-18. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6500877/.
5. Mesa-Arango AC, Scorzoni L, Zaragoza O. It only takes one to do many jobs: Amphotericin B as antifungal and immunomodulatory drug. Front Microbiol. 2012[3]1-10. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3441194/.
8. Mims. Amphotericin B. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/amphotericin%20b?mtype=generic
11. StatPearls. Antifungal antibiotic. https://www.statpearls.com/sp/pa/17692/.
12. StatPearls. Antifungal Membrane Function Inhibitors [Amphotericin B]. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482327/
13. Medscape. amphotericin B deoxycholate [Rx]. https://reference.medscape.com/drug/fungizone-amphotericin-b-conventional-amphotericin-b-deoxycholate-342582#4
14. Medscape. amphotericin B liposomal [Rx]. https://reference.medscape.com/drug/ambisome-amphotericin-b-liposomal-999576#4
15. Medscape. amphotericin B phospholipid complex [Rx]. https://reference.medscape.com/drug/abelcet-amphoterin-b-phospholipid-complex-999575
16. Medscape. amphotericin B cholesteryl sulfate. https://reference.medscape.com/drug/amphotec-amphotericin-b-cholesteryl-sulfate-999577#5
17. Estrella MC. Antifungal drug resistance mechanisms in pathogenic fungi: from bench to bedside. CIn Microbiol Infect. 2014[20]54-59. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24372680

Pendahuluan Amphotericin B
Formulasi Amphotericin B

Artikel Terkait

  • Pilihan Jenis Jarum untuk Pungsi Lumbar
    Pilihan Jenis Jarum untuk Pungsi Lumbar
  • Bahaya Penggunaan Douche Vagina
    Bahaya Penggunaan Douche Vagina
  • Membedakan Meningitis Viral dan Bakterial Akut Menggunakan Kadar Laktat Cairan Serebrospinal
    Membedakan Meningitis Viral dan Bakterial Akut Menggunakan Kadar Laktat Cairan Serebrospinal
  • Penggunaan Steroid pada Meningitis Bakterial
    Penggunaan Steroid pada Meningitis Bakterial
  • Pilihan Antijamur Topikal dan Sistemik yang Aman pada Kehamilan
    Pilihan Antijamur Topikal dan Sistemik yang Aman pada Kehamilan

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Enie Setiawati
9 hari yang lalu
Pasien wanita 40 tahun dengan Candidiasis Vagina
Oleh: dr. Enie Setiawati
6 Balasan
Allo dokter.. ada pasien wanita 40 th, keluhan keputihan (putih susu, tdk berbau, tdk terlalu byk) dan gatal sekali area vagina. Sy diagnosis susp...
Anonymous
23 Mei 2022
Pasien wanita dengan gatal pada kemaluan
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Izin bertanya pasien dengan keluhan gatal tidak tertahan kan sejak 1 Minggu yang lalu di kemaluan, gatal terasa sampai didalam vagina, lalu pasien memakai...
dr.Dizi Bellari Putri
04 April 2022
Kemudahan mengakses obat antijamur untuk mengobati kandidiasis vulvovaginal - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
2 Balasan
ALO Dokter,Kemudahan mengakses obat antijamur untuk mengobati kandidiasis vulvovaginal dinilai dapat memberikan dampak percepatan penanganan kasus dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.