Apakah mengurangi dosis namun menambah frekuensi minum obat dapat mengurangi efektivitas obat? - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo dok izin diskusi.Di faskes kami sering dapati anak anak sakit, sehingga butuh puyer. Namun ada kala nya obat yang diminum itu berbeda beda...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Apakah mengurangi dosis namun menambah frekuensi minum obat dapat mengurangi efektivitas obat?

    Dibalas 05 Mei 2023, 10:52
    Anonymous
    Anonymous
    Dokter Umum

    Alo dok izin diskusi.

    Di faskes kami sering dapati anak anak sakit, sehingga butuh puyer. Namun ada kala nya obat yang diminum itu berbeda beda pemakaiannya

    Semisal anak yang demam dan rhinitis alergi, membutuhkan anti piretik seperti paracetamol yang diminum 3-4x sehari, namun juga membutuhkan anti histamin, dimana opsi terbaik adalah cetirizine, yang diminum nya 1x sehari, atau maksimal 2x sehari.

    Bila puyer dipisah pisah agak menyulitkan dok, karena anak minum puyer saja pada tidak mau, apalagi puyer nya tidak digabung

    Bila digabung, misal obat yang 1x diberikan 1/3 dosisnya, tapi diminum 3x supaya bisa digabung dengan obat yang 3x, apakah efektifitasnya berkurang dok?

    Karena jika diganti antihistamin lain, ctm yang juga 3x, pasien nya sering kurang cocok, hanya dapat efek sedasi nya saja

    Dan juga kasus nya bukan hanya rhinitis alergi + febris. Masih banyak kasus kasus lain yang membutuhkan kombinasi beberapa obat dengan aturan pakai berbeda beda.

    Disini ketika tidak ada efek interaksi obat yang berarti, kami dilema antara memberi puyer terpisah terpisah, yang akan berpengaruh pada kepatuhan paisen, dengan menggabungkan puyernya.

05 Mei 2023, 10:52
dr. Bimo Kusumo Bhirowo, Sp. An
dr. Bimo Kusumo Bhirowo, Sp. An
Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif
Alo dokter, begini dok, mungkin ilustrasi pertanyaannya seperti begini ya dok. Apakah sama efeknya jika kita memberikan obat paracetamol 4x1 gram dengan paracetamol 8x500mg? Jawabannya tidak dok. Akan berbeda sekali efek obat walaupun total dosis nya sama, tetapi diberikan dengan frekuensi yang lebih sering. Saya coba gambarkan ya dok (maaf gambarnya jelek, lagi nyantai nyantai di OK🤣) nah kurva A merupakan pemberian obat dengan dosis dan frekuensi yang benar, dapat dilihat kalau konsentrasi minimal dalam plasma untuk menimbulkan efek terapeutik dapat tercapai. Akan berbeda pada kurva B dimana dengan dosis yang lebih kecil, walaupun frekuensi lebih sering, ada resiko konsentrasi minimal obat dalam plasma tidak akan pernah tercapai. Kenapa seperti itu? Perlu kita ingat kembali dok bahwa farmakologi bukanlah matematika yang mana 1+1 = 2, 2+2 = 4. Saat obat masuk ke dalam tubuh, proses eliminasi, redistribusi, dan metabolisme obat menjadi bentuk inaktif sudah langsung berjalan (jadi jangan dianggap obat baru tereliminasi ketika waktu paruh atau durasi kerja nya sudah habis). Sehingga memang akan sangat berbeda ketika misal kita memberikan obat walaupun dengan jumlah dosis yang sama, tetapi dosis dan frekuensi pemberiannya tidak tepat. Terima kasih dok, semoga membantu
04 Mei 2023, 13:32
dr. Gabriela
dr. Gabriela
Dokter Umum

Alo Dokter, 

Pertama-tama, ketimbang puyer, masih ada opsi lain yaitu obat sirup untuk anak , jadi Dokter tidak perlu khawatir saat akan memberikan obat pada anak-anak...

Lalu, untuk anak yang terkena rhinitis alergi jarang sekali disertai dengan demam, sehingga kombinasi paracetamol dengan antihistamin seperti cetirizine juga tidak perlu. Pemberian paracetamol juga sebaiknya hanya jika suhu >38.5 C saja. Berikut saya sertakan e-prescription untuk rhinitis alergi ya: https://www.alomedika.com/penyakit/telinga-hidung-tenggorokan/rhinitis-alergi/pasien-dewasa-panduan-e-prescription

Kemudian sebaiknya tidak mencampur beberapa obat jadi satu sediaan puyer karena kombinasi puyer ada risikonya sendiri sehingga sebaiknya jika memberikan lebih dari satu obat puyer pun tetap dipisah. 

Saya mengerti bahwa mungkin saja anak sulit minum puyer apalagi kalau terpisah-pisah, tapi  kembali lagi, risikonya jauh melebihi manfaatnya --- mungkin akan lebih baik dan mudah bila pakai obat sirup saja.

Dalam hal kepatuhan minum obat untuk pasien anak, diperlukan edukasi yang baik untuk orang tua dan  kalau memang tetap tidak mau, bisa saja untuk "mengakali" supaya anak minum obat, dicampur dengan makanan atau minuman..

Semoga menjawab ya Dok

 

 

04 Mei 2023, 13:43
Anonymous
Anonymous
Dokter Umum
Terimakasih dok..Benar dok salah satu alternatif nya memang dengan sirup. Namun kendala di sirup ini, selain sediaan nya, juga di faskes jarang muncul dok..Sebagai contoh cetirizine/loratadine. Sediaan sirup cukup jarang, apalagi di faskes untuk bpjsBegitupun untuk pasien anak diare. Zinc sirup saja belum tentu ada.Bila ada sirup memang sangat membantu sekali dok, kombinasi nya puyer dan sirup, malah justru sirup membantu anak untuk lebih bisa minum puyer nya. Sayang nya ketersediaannya dok yg menjadi kendala
Mengenai demam, maaf dok. Disini mungkin kalimat saya agak kurang jelas.. Maksud saya di pertanyaan tsb, pasien yang memiliki beberapa penyakit dok.. Jadi bukan rhinitis alergi lalu demam.. Lebih ke pasien demam yang kebetulan rhinitis alergi nya kumat juga dok. Sehingga perlu kedua nya..Begitu pun di kasus lain, seperti anak diare, ketika dia butuh obat diare, namun kebetulan tepeleset/ada luka dan kesakitan. Obat diare diminum setiap diare, zinc diminum 1x, obat nyeri 2-3x, kan berbeda beda dok, disitu saya bingung apakah ketika terpaksa memberi puyer, dapat digabung dengan dikecilkan dosis nya sehingga frekuensi nya bisa disamakan dok